Soroti Permasalahan Lingkungan Kota, Akademisi Unila Diky Hidayat : Ada Potensi Pencemaran Logam Berat

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Akademisi Unila Diky Hidayat nyatakan Kota Bandar Lampung memiliki potensi besar terhadap pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah anorganik, organik, dan logam.
Peryataan tersebut didasarkan pada hasil penelitiannya selama beberapa tahun terakhir mengenai lingkungan. Dalam penelitiannya, dipaparkan sejumlah kandungan logam yang telah mencemari kota Bandar Lampung.
“Kandungan logamnya antara lain pb, pd, co, mn. Termasuk juga merkuri dan beberapa logam lainnya,” kata Diky kepada duajurai.co, Jumat, 26/1/2018.
Dirinya mengatakan, wilayah teluk Lampung adalah sebagai daerah penyangga masyarakat Bandar Lampung yang lebih banyak tercemar. Sehingga turut pula memberikan dampak terhadap masyarakat yang bermukim di wilayah sekitar.
“Terlebih lagi masyarakat Lampung masih senang mengonsumsi kerang hijau. Sedangkan kerang hijau berada di perairan Teluk Lampung. Sehingga, ada potensi pencemaran logam berat juga terhadap kerang hijau yang bisa menyebabkan kanker, atau karsinogenik,” ujarnya.
Melihat kenyataan tersebut, dirinya belum merasakan adanya tindakan khusus dari pemerintah setempat mengenai masalah tersebut.
“Saya lihat pemerintah tidak melakukan hal yang terlalu besar untuk pencegahan logam berat di Bandar Lampung, terutama dari pihak industri. Beberapa industri pun cendrung tidak mengolah limbah industrinya dengan baik,” kata dia.(RLS)
Berita Lainnya
-
Pemkot Bandar Lampung Normalisasi Sungai di Tanjung Senang Pasca Banjir
Selasa, 25 Februari 2025 -
Ketua PWNU Lampung Imbau Masyarakat Tetap Kondusif Pasca Putusan MK Terkait Pilkada Pesawaran 2024
Selasa, 25 Februari 2025 -
Pengamat Unila: Danantara Langkah Strategis Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Selasa, 25 Februari 2025 -
Pemprov Lampung Gelar 9 Titik Pasar Murah Hingga Jelang Lebaran
Selasa, 25 Februari 2025