Terkendala Biaya, Operasi Bocah Penderita Pengecilan Otak (Mikrosefalli) di Tanggamus Tertunda
Kupastuntas.co, Tanggamus – Mikrosefali adalah gangguan sistem saraf langka yang menyebabkan kepala bayi menjadi kecil dan tidak sepenuhnya berkembang. Otak anak berhenti tumbuh sebagaimana mestinya
Seorang bocah dari Dusun Cukuh Betung, Pekon Sukabanjar, Kecamatan Kotaagung Timur, Kabupaten Tanggamus, bernama Adida Pratama (6) selama 3 tahun hidup menderita akibat penyakit komplikasi yang dideritanya seperti pengecilan otak (mikrosefalli), jantung tidak normal, kelumpuhan otak (cerebral palsy), gangguan pernafasan, paru-paru dan tifus (tipes).
Akibat penyakit yang dideritanya itu, Adid harus keluar masuk berbagai rumah sakit seperti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Jakarta Barat, Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek Bandar Lampung. Dan saat berita ini Adid dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Batin Mangunang Kotaagung.
Kehidupan keluarga yang susah, dimana sang ayah Syaripudin hanya bekerja sebagai buruh tani, membuat Adid tidak bisa diobati secara maksimal.
"Harusnya Adid di operasi, tetapi kondisi ekonomi kami miskin membuat kami tidak mampu secara maksimal mengobati anak kami ini," kata Syaprudin (42), ayahanda Adida Pratama di Rumah Sakit umum Batin Mangunang Kotaagung, Kamis (25/1/2018).
Awalnya Aprida dan Suaminya Syaprudin anaknya itu sakit biasa, tetapi semakin lama semakin parah.
"Setelah kami bawa ke Rumah Sakit, anak kami menderita pengecilan otak dan penyakit komplikasi lain," terang Aprida, menahan tangis.
Beberapa kali Adid dibawa berobat ke berbagai Rumah Sakit. Namun karena BPJS yang dimiliki keluarga tidak mampu menutup seluruh biaya obat.
"Jadi selama 3 tahun ini Adid hidup dari rumah sakit yang satu ke rumah sakit yang lain. Kami sudah tidak punya apa-apa lagi, biaya menunggu di rumah sakit juga sangat besar," timpal Syaripudin sambil menyeka air matanya.
Syaripudin dan Aprida memohon bantuan semua pihak terutama pemerintah untuk membantu dana pengobatan anak satu-satunya. "Kami mohon kepada bapak gubernur, bapak bupati, anggota dewan, dan dermawan, tolong bantu kami, untuk biaya berobat dan makan kami," kata Syaprudin. (Sayuti)
Berita Lainnya
-
Dirut dan Direktur Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Tanggamus Jadi Tersangka Korupsi
Jumat, 22 November 2024 -
Pria di Tanggamus Bacok Teman Gegara Burung Merpati, Ini Kronologinya
Kamis, 21 November 2024 -
Jembatan Gantung Way Umbar Rusak, Pemkab Tanggamus Fokus Tingkatkan Jalan Menuju Akses Permanen
Minggu, 17 November 2024 -
Kejari Tanggamus Sita Harta Mantan Kepala Desa Sukamernah karena Terlibat Korupsi
Kamis, 14 November 2024