• Selasa, 30 Desember 2025

Bertahun-tahun Rusak Parah, Warga Minta Gubernur Tinjau Jalan Pattimura di Metro Utara

Selasa, 30 Desember 2025 - 10.32 WIB
55

Potret Jalan Pattimura di Metro Utara yang kondisi rusak parah dengan lubang menganga di sepanjang jalannya. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro – Di tengah geliat pembangunan dan narasi kemajuan daerah, Jalan Pattimura di Kecamatan Metro Utara justru menjadi ironi yang memalukan. Jalan provinsi yang seharusnya menjadi wajah pelayanan pemerintah itu kini menjelma menjadi luka terbuka yang rusak parah, berlubang, dan membahayakan karena telah bertahun-tahun dibiarkan tanpa penanganan serius.

Warga Metro Utara kini tak lagi berharap pada tambalan aspal. Mereka berharap pada satu hal yang lebih mendasar, yaitu kehadiran Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal untuk melihat langsung kenyataan pahit di lapangan.

Jalan Pattimura adalah akses utama penghubung Kota Metro dengan Kabupaten Lampung Tengah. Setiap hari, jalur ini dilalui ribuan kendaraan mulai dari pedagang, buruh, pelajar, petani, hingga angkutan barang. Namun alih-alih menjadi jalur penggerak ekonomi, kondisi jalan yang rusak justru menjadi penghambat, bahkan ancaman keselamatan.

Lubang-lubang besar menganga di badan jalan. Aspal terkelupas, permukaan jalan bergelombang, dan genangan air saat hujan menjadikan ruas ini seperti ranjau yang siap memakan korban. Malam hari, kondisi kelihatannya jauh lebih mengerikan.

“Kalau malam itu ngeri. Lubangnya dalam, air menutup, jalannya gelap dan motor bisa langsung jatuh. Sudah sering kejadian,” ujar Wawan, pengendara motor asal Lampung Tengah yang hampir setiap hari melintasi Jalan Pattimura, Selasa (30/12/2025). 

Keluhan serupa datang dari para sopir angkutan dan pedagang. Waktu tempuh membengkak, kendaraan cepat rusak, dan biaya operasional meningkat. Namun yang paling menyakitkan adalah perasaan yang diabaikan.

Ironisnya, meski Jalan Pattimura berstatus sebagai jalan provinsi, penanganan yang dilakukan selama ini hanya sebatas tambal sulam. Pemerintah Kota Metro disebut telah berulang kali berinisiatif melakukan perbaikan darurat, namun metode tersebut tidak pernah menyentuh akar persoalan.

“Jalan ini rusak bukan sehari dua hari. Sudah lama sekali. Tapi seolah-olah tidak dianggap penting. Ditambal hari ini, rusak lagi beberapa hari kemudian. Itu bukan solusi,” kata Nurhayati, warga Banjarsari.

Bahkan, masyarakat sampai harus bergerak sendiri. Dengan alat seadanya, warga bergotong-royong menimbun lubang menggunakan tanah dan batu. Namun upaya swadaya itu hanya bertahan singkat, kalah oleh hujan dan beban kendaraan berat.

Camat Metro Utara, Heri Hendarto tak menampik kegelisahan warganya. Ia menyebut Jalan Pattimura sebagai jalur yang sangat vital dan tidak bisa lagi ditangani setengah-setengah.

“Saya mewakili masyarakat, khususnya di wilayah Banjarsari dan sekitarnya. Jalan Pattimura ini adalah jalan poros dan jalan utama masyarakat dari Lampung Tengah ke Kota Metro maupun sebaliknya. Ini jalur yang sangat urgent untuk segera dibenahi,” tegas Heri.

Menurutnya, kerusakan jalan telah memicu berbagai dampak serius, mulai dari kemacetan hingga kecelakaan lalu lintas. Heri menegaskan bahwa kewenangan Jalan Pattimura sepenuhnya berada di tangan Pemerintah Provinsi Lampung. Karena itu, ia menilai kehadiran langsung Gubernur Lampung menjadi sangat penting.

“Sudah banyak kejadian kecelakaan akibat kondisi jalan yang padat dan rusak parah. Saya rasa sangat perlu Pak Gubernur melihat faktanya langsung. Jangan hanya menerima laporan. Karena kalau melihat langsung kondisi di lapangan, akan terasa betul betapa parah dan urgen jalan ini untuk segera dibangun,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa masyarakat masih mengingat janji perbaikan menyeluruh yang disebut-sebut akan dilakukan pada tahun 2026.

“Kalau memang benar akan dibangun 2026, masyarakat ingin kepastian. Jangan sampai janji itu hanya berhenti di wacana,” tegas Heri.

Lebih dari sekadar aspal dan beton, Jalan Pattimura adalah soal keadilan pembangunan. Warga Metro Utara tidak menuntut kemewahan. Mereka hanya ingin jalan yang layak, aman, dan manusiawi serta jalan yang tidak merenggut nyawa, tidak merusak kendaraan, dan tidak menghambat roda ekonomi.

Kini, sorotan tertuju ke Pemerintah Provinsi Lampung. Apakah Gubernur akan datang melihat langsung penderitaan rakyatnya, atau Jalan Pattimura akan terus menjadi simbol kelalaian yang diwariskan dari tahun ke tahun. 

Warga Metro Utara masih menunggu. Di atas jalan yang rusak, mereka menggantungkan harapan pada keberanian seorang pemimpin untuk turun, melihat, dan bertindak. (*)