Tiga Tahun Berbuah, Bapeltan Lampung Kembali Panen Alpukat Gemoy
Balai Pelatihan Pertanian Lampung – Terdepan Memberi Manfaat!
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung terus mengupayakan peningkatan kualitas pembelajaran dalam mendukung kapasitas petani modern yang produktif dan berdaya saing, salah satunya dengan memperkuat percontohan produksi komoditas terutama melalui lahan praktik sebagai media pembelajaran di Bapeltan Lampung.
Dalam upaya peningkatan kualitas media pembelajaran, kepala Bapeltan Lampung, Adi Destriadi menyediakan fasilitas lahan praktik komoditas alpukat sebagai sarana pembelajaran komoditas tanaman perkebunan.
“Kami terus mengupayakan peningkatan proses pembelajaran dengan berbagai upaya. Salah satunya melalui lahan praktik percontohan komoditas. Kami memiliki lahan praktik tanaman perkebunan seperti buah alpukat, kelapa sawit, kopi, kakao dan karet” kata Adi.
Adi juga menjelaskan bahwa Bapeltan Lampung mulai menanam komoditas alpukat pada Januari 2021. Alpukat yang mempunyai nama Alpukat Siger Sai Batu yang merupakan varietas alpukat yang unggul asli Lampung.
Dengan perawatan yang baik, produksi buah alpukat bisa mencapai 70 – 80 buah per pohon dengan berat buah antara 500 – 700 gram.
Varietas alpukat Siger Sai Batu ini berasal dari Lampung Timur dengan ciri buah besar, daging tebal kuning keemasan, rasa pulen, biji kecil dan berumur genjah.
Varietas ini juga dikenal dengan nama Alpukat Ratu Puan dna telah resmi terdaftar dan menjadi kebanggaan masyarakat Lampung Timur sebagai komoditas ekspor potensial.
Masyarakat menyebutnya dengan julukan alpukat mentega super premium.
“Alpukat Siger Sai Batu sudah mulai berbuah dan dipanen umur 3 tahun. Produksi awal berbuah rata- rata 10 kg per pohon, karena masih belajar buah.” Kata Adi.
Adi Destriadi juga berharap komoditas alpukat ini dapat terus dikembangkan dan dikenal oleh masyarakat luas, minimal sebagai tanaman pekarangan.
“Dilihat dari analisa usaha taninya, alpukat siger sai batu ini mempunyai prospek yang menjanjikan. Dengan umur panen 3 tahun, biaya produksi sebelum tanaman panen dapat Kembali di tahun ke-4. Selanjutnya hanya biaya pemeliharaan saja yang dikeluarkan. Alpukat merupakan komoditas dengan harga jual yang cenderung stabil.” Jelas Adi.
Berdasarkan hasil analisa usaha tani, pada umur 3 tahun, minimal produksi per pohon 25 kg, petani alpukat dapat mengembalikan modal sekitar 20-30 juta untuk awal panen.
Dengan perawatan intensif, komoditas alpukat siger sai batu ini sangat menjanjikan. Ayo bertanam alpukat! (*)
Berita Lainnya
-
Pastikan Stok Aman, Satgas Pangan Sidak Sejumlah Pasar di Bandar Lampung
Selasa, 23 Desember 2025 -
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal Kunjungi DPD PDI Perjuangan Lampung, Bahas Infrastruktur Hingga Isu Deforestasi
Selasa, 23 Desember 2025 -
Pohon Besar Tumbang Timpa Mobil BR-V dan Xpander di Holiday Inn Bandar Lampung
Selasa, 23 Desember 2025 -
Sistem Kelistrikan Aceh Pulih, Seluruh Gardu Induk Beroperasi Normal, Kini PLN Lanjutkan Pemulihan Distribusi Hingga ke Masyarakat
Selasa, 23 Desember 2025









