• Kamis, 20 November 2025

Pameran Kriya Jemari Lampung 2025 Dibuka, Upaya Majukan Kerajinan Daerah dan Dorong UMKM Masuk Pasar Ekspor

Kamis, 20 November 2025 - 15.14 WIB
28

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Purnama Wulan Sari Mirza membuka Pameran Kriya Jemari Lampung 2025 yang berlangsung di Graha Wangsa, Kamis (20/11/2025).. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, bersama Ketua Dekranasda Provinsi Lampung Purnama Wulan Sari Mirza membuka Pameran Kriya Jemari Lampung 2025 yang berlangsung di Graha Wangsa, Kamis (20/11/2025).

Pameran ini merupakan upaya dalam mendongkrak semangat untuk berperan serta aktif dalam upaya memajukan kerajinan daerah, sekaligus mendorong UMKM lokal masuk pasar global. Pameran Kerajinan Kriya berlangsung hingga 22  November 2025.

Dalam sambutannya, Gubernur Mirza menegaskan bahwa gelaran ini menjadi langkah besar dalam perjalanan pengembangan kerajinan Lampung.

Pameran Kriya Jemari Lampung 2025 menghadirkan transformasi dari Lampung Craft menjadi konsep baru yang lebih modern, segar, inovatif, dan lebih dekat dengan selera masyarakat.

"Ini bukan sekadar pameran, tapi ini juga perayaan kreativitas dan karya tangan para perajin Lampung. Mereka yang bekerja dengan ketekunan dan cinta terhadap budaya daerah. Disinilah karya terbaik, inovasi, serta kekayaan motif dan warna dari seluruh kabupaten/kota di Lampung ditampilkan," ujarnya.

Gubernur Mirza menyampaikan bahwa Sektor kriya adalah salah satu sektor unggulan yang memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi lokal.

Produk-produk kriya yang dihasilkan UMKM bukan hanya mencerminkan kreativitas, tetapi juga menyimpan nilai budaya dan identitas Lampung.

"Kami ingin wastra dan kerajinan Lampung tidak hanya dipakai saat acara adat atau seremoni, tetapi menjadi bagian dari busana dan gaya hidup sehari-hari. Generasi muda, komunitas kreatif, hingga wisatawan harus bisa mengenakan dan memiliki karya pengrajin Lampung dengan bangga," ujar Gubernur Mirza.

Melalui kompetisi antar UMKM dalam pameran ini, Gubernur Mirza berharap dapat meningkatkan kreativitas dan daya saing, sehingga produk Lampung semakin unggul di pasar nasional maupun internasional.

"Dengan dukungan kita semua, UMKM kriya dapat berkembang lebih luas, membuka lapangan kerja, meningkatkan ekonomi kreatif, dan menarik wisatawan," ujarnya.

Lebih lanjut, Gubernur Mirza menuturkan bahwa Lampung memiliki potensi besar dalam ekonomi kreatif dan pariwisata.

Tahun lalu, tercatat 18 juta wisatawan domestik berkunjung ke Lampung. Sementara hingga Juli 2025 angka kunjungan telah mencapai 17 juta orang, dan diproyeksikan tembus 28 juta wisatawan domestik sepanjang tahun.

"Rata-rata pengeluaran wisatawan kini mencapai 1,8 juta. Potensi perputaran uang mencapai puluhan triliun rupiah. Dan wisatawan pasti ingin membawa pulang sesuatu yang khas Lampung seperti wastra, kriya, atau produk UMKM lainnya. Ini adalah peluang besar bagi UMKM," kata dia.

Dalam mendorong hal tersebut, Gubernur Mirza menyampaikan Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen memperkuat memberikan dukungan melalui pelatihan, akses pembiayaan, perizinan, pemasaran, hingga kolaborasi dengan marketplace.

Diakhir sambutannya, Gubernur Mirza berpesan agar para perajin terus berkarya dan berinovasi. Ia juga mengajak masyarakat untuk bangga menggunakan produk lokal.

"Setiap pembelian bukan sekadar transaksi, tetapi bentuk apresiasi terhadap karya anak daerah yang turut membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi Lampung," ujarnya.

Sementara itu Ketua Dekranasda Provinsi Lampung, Purnama Wulan Sari, menyampaikan Kriya Jemari merupakan transformasi dari Lampung Craft dengan semangat baru, pendekatan kuratorial yang lebih modern, serta komitmen kuat untuk memperkuat storytelling setiap produk.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap karya tidak hanya indah secara visual, tetapi juga menyampaikan kisah, nilai, dan jati diri para pengrajinnya," ujarnya.

Batin Wulan sapaan akrabnya, menyampaikan bahwa Kriya Jemari hadir sebagai ruang inklusif. Tidak hanya melibatkan pengrajin muda, UMKM kreatif, desainer lokal, perbankan, dan dunia usaha, tetapi juga kreator serta pengrajin penyandang disabilitas.

"Kami percaya bahwa kreativitas tidak mengenal batas fisik. Kerajinan adalah bahasa universal, dan semua yang hadir hari ini layak mendapatkan ruang yang setara. Karya-karya ini menjadi jembatan antara sejarah dan masa depan, sekaligus bukti bahwa kreativitas lokal mampu bersaing dengan produk global," ujar Wulan.

Katanya, dalam perkembangan ekonomi kreatif saat ini, kita dihadapkan pada tantangan menjaga keaslian warisan budaya.

"Tugas kita bukan hanya melestarikan, tetapi juga mendorong lahirnya inovasi baru yang relevan dengan kebutuhan zaman. Inilah semangat yang menjadi landasan penyelenggaraan acara tahun ini melalui tema Merajut Tradisi Menenun Inovasi," ujar Batin Wulan. (*)