• Senin, 10 November 2025

Pengamat Pendidikan: Generasi Muda Harus Maknai Hari Pahlawan dengan Keteladanan Nyata

Senin, 10 November 2025 - 13.59 WIB
11

Pengamat Pendidikan Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha B.S. Jaya. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 menjadi momentum penting untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan di kalangan generasi muda. Di tengah derasnya arus digitalisasi, nilai-nilai kepahlawanan dinilai mulai terpinggirkan oleh gaya hidup instan dan budaya materialistis.

Pengamat Pendidikan Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha B.S. Jaya, mengatakan bahwa generasi muda saat ini justru memiliki peluang besar untuk memahami makna kepahlawanan karena akses informasi yang semakin luas dan mudah dijangkau.

“Generasi muda semakin memahami tentang kepahlawanan karena informasinya semakin meluas dan kompleks. Generasi yang up to date justru makin mencintai para pahlawan yang telah berjuang di segala bidang,” ujar Thoha saat dimintai tanggapan, Senin (10/11/25).

Namun, Thoha menilai tantangan yang dihadapi generasi muda juga tidak ringan. Arus budaya modern yang cenderung menonjolkan hedonisme, materialisme, dan cara-cara instan dinilai telah menggerus rasa memiliki serta kecintaan terhadap para pahlawan bangsa.

“Kita menghadapi tantangan besar, karena rasa memiliki dan mencintai para pahlawan semakin tergerus oleh budaya hedonisme, materialis, dan selalu mencari jalan pintas,” tambahnya.

Menurutnya, agar nilai-nilai perjuangan tidak sekadar menjadi seremonial, dibutuhkan strategi keteladanan dari para tokoh, pendidik, dan orang tua.

Selain itu, dunia pendidikan juga perlu memperkuat pendekatan pembelajaran yang mendorong siswa berpikir kritis dan menemukan makna perjuangan sendiri.

“Strategi yang diperlukan saat ini, selain melalui pendidikan formal, juga lewat keteladanan dan sikap positif dalam kehidupan kebangsaan. Dalam proses pembelajaran, para pendidik sebaiknya menerapkan model discovery learning, bukan hanya metode ceramah,” jelas Thoha.

Ia juga menekankan pentingnya memasukkan sejarah lokal dalam kurikulum pendidikan. Hal itu dinilai penting agar generasi muda di daerah memahami perjuangan pahlawan asal Lampung dan mampu meneladani semangat mereka.

“Kurikulum perlu mengupas sejarah lokal, bukan hanya sejarah nasional. Dengan begitu, masyarakat di wilayah tersebut tahu, mengerti, memahami, dan menghargai pahlawan daerahnya,” katanya.

Menutup pernyataannya, Thoha berpesan agar generasi muda Lampung tidak melupakan jasa para pahlawan dan tetap menanamkan semangat perjuangan di tengah tantangan zaman.

“Bangsa dan generasi yang besar adalah yang menghargai dan mencintai para pahlawan nya secara utuh,” pungkasnya. (*)