• Rabu, 05 November 2025

Lima Kabupaten di Lampung Diterjang Angin Kencang, 142 Bangunan Rusak

Rabu, 05 November 2025 - 14.58 WIB
20

Humas BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat. Foto: Yudi/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung mencatat, sejak awal November 2025 bencana angin kencang telah melanda lima kabupaten di Provinsi Lampung. Sebanyak 142 rumah dan bangunan dilaporkan rusak akibat peristiwa tersebut.

Humas BPBD Provinsi Lampung, Wahyu Hidayat, mengatakan bencana angin kencang terjadi berturut-turut sejak Sabtu (1/11) hingga Selasa (4/11) di Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran, Way Kanan, Tulang Bawang Barat, dan Lampung Tengah.

“Total bangunan terdampak ada 142 unit. Rinciannya, rusak berat 26, rusak sedang 28, dan rusak ringan 88 bangunan,” kata Wahyu saat di temui Rabu (5/11/25).

Ia menjelaskan, fenomena angin kencang tersebut merupakan dampak dari peralihan menuju musim hujan, yang dikenal sebagai periode hidrometeorologi basah.

“Kita sudah memasuki musim hujan sejak dasarian kedua Oktober. Artinya, mulai Oktober hingga Februari 2026, Lampung akan mengalami peningkatan curah hujan disertai potensi angin kencang, tanah longsor, hingga gelombang laut tinggi,” ujar Wahyu.

BPBD mengingatkan masyarakat di wilayah pesisir agar mewaspadai gelombang tinggi, terutama di jalur penyeberangan seperti Bakauheni, Canti, dan Raja Basa di Lampung Selatan.

“Daerah-daerah itu rawan karena aktivitas pelayaran tinggi. Masyarakat dan pengelola dermaga harus waspada terhadap gelombang ekstrem,” tambahnya.

Wahyu menilai, Bandar Lampung menjadi salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerentanan bencana cukup tinggi, terutama karena kepadatan penduduk dan permasalahan drainase.

“Bandar Lampung perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir dan angin kencang. Masyarakat juga harus peka terhadap tanda-tanda alam, misalnya muncul awan berbentuk kembang kol di langit itu indikasi potensi angin kencang,” jelasnya.

Pasca kejadian, BPBD Provinsi dan kabupaten/kota segera melakukan penanganan awal, termasuk pembersihan puing dan pendataan kerusakan.

“Tim Reaksi Cepat sudah turun di lapangan membantu warga. Kami juga terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca dan memperkuat sistem peringatan dini,” ungkap Wahyu.

Ia mengimbau masyarakat untuk melakukan mitigasi sejak dini, seperti menyimpan barang berharga di tempat aman, memperhatikan kondisi rumah, dan rutin memantau informasi cuaca dari Info BMKG atau media sosial BPBD.

“Sekarang waktunya kita sedia payung sebelum hujan. Jangan tunggu bencana datang baru panik,” tutupnya. (*)