• Jumat, 24 Oktober 2025

Kontingen Lampung Barat Raih Prestasi di Festival Tunas Bahasa Ibu Provinsi Lampung 2025

Jumat, 24 Oktober 2025 - 13.42 WIB
65

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Lampung Barat Endang Guntoro saat foto bersama peserta lomba asal Lampung Barat. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kontingen Kabupaten Lampung Barat kembali menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tingkat Provinsi Lampung Tahun 2025 yang digelar di Gedung Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Lampung, 22–24 Oktober 2025.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Lampung tersebut menjadi wadah penting bagi generasi muda untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah, khususnya Bahasa Lampung, melalui berbagai cabang lomba tingkat SD dan SMP.

Dalam ajang bergengsi itu, kontingen Lampung Barat tampil gemilang dan berhasil membawa pulang sejumlah penghargaan dari berbagai cabang lomba. Di antaranya, juara dua lomba Solosong Lagu Lampung diraih oleh Anindita Qotrunnada dari SDN 1 Way Mengaku.

Kemudian, Ahmad Alghifari dari SDN Sukaraja Batu Brak meraih juara harapan satu dalam cabang Puisi Tradisi. Sementara pada lomba Membaca Aksara Lampung, Ghanza Safana Calista dari SDN 2 Kenali sukses menjadi juara satu putri, disusul Azka Alexi Oktama dari sekolah yang sama sebagai juara dua putra.

Pada cabang Mendongeng Bahasa Lampung, Aurel Lea Sakilla dari SDN Kegeringan juga turut mengharumkan nama daerah dengan meraih juara dua putri. Capaian ini menegaskan posisi Lampung Barat sebagai salah satu daerah yang aktif mendukung pelestarian bahasa dan budaya lokal.

Berkat prestasi tersebut, Ghanza Safana Calista akan mewakili Provinsi Lampung di tingkat nasional pada Februari 2026 mendatang di Jakarta, bertepatan dengan peringatan Hari Tunas Bahasa Ibu Internasional.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lampung Barat, Tati Sulastri, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan siswa-siswi binaannya yang mampu bersaing di tingkat provinsi dan membawa nama baik daerah.

“Saya sangat bangga dengan semangat dan prestasi anak-anak kita. Mereka tidak hanya berkompetisi, tetapi juga telah menunjukkan kecintaan terhadap bahasa daerahnya sendiri. Kegiatan ini adalah langkah nyata dalam melestarikan Bahasa Lampung di tengah arus globalisasi,” ujar Tati Sulastri.

Menurutnya, FTBI merupakan sarana strategis dalam menanamkan identitas budaya sejak dini sekaligus menjadi upaya konkret untuk menjaga keberlanjutan bahasa daerah yang kini mulai tergerus oleh perkembangan zaman.

Tati menilai, peran Balai Bahasa Provinsi Lampung dalam menyelenggarakan FTBI patut diapresiasi, karena melibatkan langsung peserta dari jenjang pendidikan dasar hingga menengah. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah harus terus mendukung agar kegiatan serupa dapat berlangsung secara berkelanjutan.

“Balai Bahasa sudah mengambil langkah luar biasa dengan melibatkan anak-anak usia sekolah. Kami tentu mendukung penuh agar kegiatan ini bisa dilaksanakan konsisten setiap tahun, dan tidak berhenti pada kegiatan seremonial saja,” tegasnya.

Lebih lanjut, Tati berharap muncul inovasi baru dalam pelestarian bahasa daerah di satuan pendidikan, baik melalui kegiatan pembelajaran, lomba, maupun karya kreatif siswa.

“Lebih dari sekadar lomba, FTBI adalah upaya menanamkan kebanggaan, memperkuat jati diri, dan menemukan talenta-talenta hebat generasi muda Lampung Barat yang cinta budaya daerahnya,” tambahnya.

FTBI sendiri merupakan program nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Balai Bahasa Provinsi, untuk memperkuat penggunaan bahasa daerah dan mendorong pelestarian budaya melalui jalur pendidikan.

Prestasi Lampung Barat dalam ajang ini menjadi bukti bahwa pelestarian bahasa daerah dapat berjalan efektif apabila mendapat dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, satuan pendidikan, guru, hingga masyarakat.

Dengan semangat “Bangga Berbudaya, Lestarikan Bahasa Daerah,” Kabupaten Lampung Barat terus berkomitmen menjaga warisan luhur Bahasa Lampung sebagai jati diri dan kebanggaan Sang Bumi Ruwa Jurai. (*).