Revitalisasi Bahasa Lampung, Kementerian Kebudayaan dan Lampung Literature Gelar Seminar Bahasa

Lampung Literature bersama Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII, Kementerian Kebudayaan RI, akan menggelar Seminar Bahasa. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Dalam upaya
melestarikan dan merevitalisasi bahasa daerah melalui medium sastra, Lampung
Literature bersama Badan Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah VII, Kementerian
Kebudayaan RI, akan menggelar Seminar Puisi Berbahasa Lampung pada Selasa, 21
Oktober 2025, di Perpustakaan Daerah Provinsi Lampung.
Mengusung tema “Seminar Bahasa Lampung: Revitalisasi
Bahasa Melalui Media Puisi,” kegiatan ini diharapkan menjadi ruang pertemuan
antara penyair, peneliti, akademisi, dan penutur bahasa Lampung.
Diskusi akan menyoroti tiga isu utama, yakni kondisi
bahasa Lampung saat ini, potensi estetika bahasa Lampung dalam puisi, serta
strategi revitalisasi bahasa daerah melalui kegiatan seni.
Sejumlah narasumber akan hadir, di antaranya Ari
Pahala Hutabarat, M.Pd (penyair dan kurator pameran), Iqbal Hilal, M.Pd
(akademisi Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Unila), Dr. Tito Budiraharto, S.E.,
M.M (Kepala Perpusda Provinsi Lampung), dan Dr. Munaris, M.Pd (Kaprodi
Pendidikan Bahasa Lampung FKIP Unila). Seminar akan dimoderatori oleh Edi
Siswanto, M.Pd.
Penanggung Jawab Lampung Literature, Iskandar,
menjelaskan bahwa seminar ini dirancang sebagai ruang intelektual untuk
mempertemukan pandangan praktisi seni dan akademisi dalam membaca ulang posisi
bahasa Lampung di era modern.
“Revitalisasi bahasa tidak cukup hanya dengan
perayaan, tetapi perlu diletakkan di ranah wacana untuk dibicarakan,
dipertanyakan, dan dipahami kembali konteksnya. Dari ruang seperti inilah
strategi konkret bisa lahir, bukan hanya untuk melestarikan, tapi juga
menghidupkan bahasa Lampung dalam kesadaran generasi muda,” ujarnya saat
dikonfirmasi, Senin (20/10/2025).
Sementara itu, akademisi FKIP Unila, Iqbal Hilal,
menilai karya sastra, khususnya puisi, memiliki peran strategis dalam dunia
pendidikan untuk memperkuat fungsi bahasa daerah.
“Puisi bisa menjadi medium yang efektif untuk
membumikan bahasa Lampung di kalangan siswa dan mahasiswa. Melalui sastra,
bahasa tidak hanya diajarkan, tetapi dihidupkan—menjadi bagian dari pengalaman
estetis dan emosional mereka,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Ari Pahala Hutabarat.
Menurutnya, puisi berbahasa daerah menghadirkan keindahan sekaligus kesadaran
baru akan pentingnya bahasa ibu.
“Bahasa dalam puisi bukan hanya alat, tapi juga
jiwa. Jika bahasa daerah bisa menjadi tubuh puisi, artinya ia masih hidup dan
mampu menampung pemikiran serta perasaan modern,” katanya.
Seminar yang berlangsung pukul 13.00–15.30 WIB ini
akan diikuti peserta terbatas, meliputi mahasiswa, guru, komunitas sastra,
seniman, serta masyarakat umum yang peduli pada isu kebahasaan.
Melalui kegiatan ini, Kementerian Kebudayaan bersama
Lampung Literature berharap tumbuh kesadaran kolektif untuk menjadikan bahasa
Lampung sebagai sumber daya kreatif yang tidak hanya diwariskan, tetapi juga
dihidupkan kembali melalui karya sastra dan dialog lintas generasi. (*)
Berita Lainnya
-
LDS Dorong Peran Aktif Anak Muda dalam Demokrasi Substansial
Senin, 20 Oktober 2025 -
KPU Sebut Indeks Partisipasi Pilkada Lebih Baik Dibanding Pemilu 2024
Senin, 20 Oktober 2025 -
Bareskrim Ungkap 32 Tambang Ilegal di Lampung, DLH Klaim Sudah Tutup 20 Tambang
Senin, 20 Oktober 2025 -
PLN UID Lampung Dorong Pengarusutamaan Gender, Resmikan Fasilitas Day Care dan Laktasi di Momen Workshop Srikandi
Minggu, 19 Oktober 2025