Pengamat Unila: Lulusan SMA/SMK Lampung Perlu Dukungan Fasilitas dan Mental Bersaing

Pengamat pendidikan dari Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Rendahnya daya saing lulusan SMA/SMK
di Provinsi Lampung menjadi perhatian serius bagi pengamat pendidikan dari
Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha. Ia menilai bahwa persoalan
tersebut tidak hanya disebabkan oleh aspek akademik, tetapi juga oleh
keterbatasan fasilitas pendidikan serta pola pikir siswa yang belum siap
bersaing di tingkat nasional.
Data menunjukkan, dari sekitar 110 ribu lulusan SMA/SMK di Lampung pada
tahun 2025, hanya sekitar 12 ribu siswa yang berhasil diterima di perguruan
tinggi negeri (PTN). Angka ini menempatkan Lampung pada posisi rendah dalam hal
daya saing lulusan.
“Masalah utama bukan hanya soal akademik, tapi kurangnya pembelajaran
yang benar-benar mendorong siswa untuk berdaya saing. Kompetisi mereka masih
rendah,” ujar Thoha saat diwawancarai, Selasa (12/8/2025).
Thoha menegaskan, kurikulum yang diterapkan sudah sesuai standar
nasional. Namun, yang menjadi kendala adalah penerapan pembelajaran yang kurang
relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman saat ini.
“Kurukulum kita sudah standar nasional, tapi implementasinya belum
sepenuhnya menyesuaikan dengan tantangan masa kini,” jelasnya.
Selain itu, Thoha mengungkapkan ketimpangan dalam pemerataan kualitas
dan jumlah guru, khususnya di daerah-daerah terpencil, turut menjadi hambatan
serius.
“Masalah pemerataan guru masih belum merata, baik dari segi kualitas
maupun kuantitas. Ini berdampak langsung pada mutu pembelajaran,” jelasnya.
Keterbatasan fasilitas penunjang belajar seperti laboratorium,
perpustakaan, hingga akses internet juga sangat berpengaruh terhadap prestasi
siswa.
“Banyak sekolah yang belum memiliki sarana-prasarana yang memadai. Ini
jelas memengaruhi hasil belajar dan kemampuan siswa bersaing,” tambahnya.
Tantangan besar berikutnya adalah bagaimana mengubah pola pikir siswa
dan sistem pendidikan agar siap menghadapi seleksi masuk PTN, khususnya UTBK.
Menurut Thoha, pemerintah daerah memegang peranan penting dalam
mendukung peningkatan kualitas lulusan melalui penyediaan sarana dan prasarana
pendidikan yang memadai.
“Kunci utamanya adalah melengkapi fasilitas pembelajaran dan mendorong
perubahan mindset,” tegasnya.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Thoha merekomendasikan strategi
pembelajaran yang bersifat universal dan kolaborasi intensif antara semua pihak
terkait.
“Semua pemangku kepentingan harus bekerja sama mengubah pola pikir dan
melakukan kolaborasi yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Mendiktisaintek Apresiasi Digital Smart Composter Mahasiswa Universitas Teknokrat di KSTI 2025
Selasa, 12 Agustus 2025 -
Rumah Sakit Jiwa Wakil Lampung dalam Penilaian WBK
Selasa, 12 Agustus 2025 -
DPRD Lampung Intervensi Anggaran OPD untuk Prioritas Perbaikan Jalan
Selasa, 12 Agustus 2025 -
Anggota DPRD Lampung Yusirwan Tertidur Saat Rapat Paripurna
Selasa, 12 Agustus 2025