• Selasa, 12 Agustus 2025

Pengamat Unila: Lulusan SMA/SMK Lampung Perlu Dukungan Fasilitas dan Mental Bersaing

Selasa, 12 Agustus 2025 - 15.26 WIB
28

Pengamat pendidikan dari Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Rendahnya daya saing lulusan SMA/SMK di Provinsi Lampung menjadi perhatian serius bagi pengamat pendidikan dari Universitas Lampung (Unila), Muhammad Thoha. Ia menilai bahwa persoalan tersebut tidak hanya disebabkan oleh aspek akademik, tetapi juga oleh keterbatasan fasilitas pendidikan serta pola pikir siswa yang belum siap bersaing di tingkat nasional.

Data menunjukkan, dari sekitar 110 ribu lulusan SMA/SMK di Lampung pada tahun 2025, hanya sekitar 12 ribu siswa yang berhasil diterima di perguruan tinggi negeri (PTN). Angka ini menempatkan Lampung pada posisi rendah dalam hal daya saing lulusan.

“Masalah utama bukan hanya soal akademik, tapi kurangnya pembelajaran yang benar-benar mendorong siswa untuk berdaya saing. Kompetisi mereka masih rendah,” ujar Thoha saat diwawancarai, Selasa (12/8/2025).

Thoha menegaskan, kurikulum yang diterapkan sudah sesuai standar nasional. Namun, yang menjadi kendala adalah penerapan pembelajaran yang kurang relevan dengan kebutuhan dan perkembangan zaman saat ini.

“Kurukulum kita sudah standar nasional, tapi implementasinya belum sepenuhnya menyesuaikan dengan tantangan masa kini,” jelasnya.

Selain itu, Thoha mengungkapkan ketimpangan dalam pemerataan kualitas dan jumlah guru, khususnya di daerah-daerah terpencil, turut menjadi hambatan serius.

“Masalah pemerataan guru masih belum merata, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Ini berdampak langsung pada mutu pembelajaran,” jelasnya.

Keterbatasan fasilitas penunjang belajar seperti laboratorium, perpustakaan, hingga akses internet juga sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa.

“Banyak sekolah yang belum memiliki sarana-prasarana yang memadai. Ini jelas memengaruhi hasil belajar dan kemampuan siswa bersaing,” tambahnya.

Tantangan besar berikutnya adalah bagaimana mengubah pola pikir siswa dan sistem pendidikan agar siap menghadapi seleksi masuk PTN, khususnya UTBK.

Menurut Thoha, pemerintah daerah memegang peranan penting dalam mendukung peningkatan kualitas lulusan melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

“Kunci utamanya adalah melengkapi fasilitas pembelajaran dan mendorong perubahan mindset,” tegasnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Thoha merekomendasikan strategi pembelajaran yang bersifat universal dan kolaborasi intensif antara semua pihak terkait.

“Semua pemangku kepentingan harus bekerja sama mengubah pola pikir dan melakukan kolaborasi yang berkelanjutan,” pungkasnya. (*)