• Senin, 21 Juli 2025

Presiden Prabowo Beri 90.000 Hektare Lahan untuk Konservasi Gajah di TNWK Lampung

Senin, 21 Juli 2025 - 09.59 WIB
39

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pidato bersejarahnya di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (20/7/2025). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan komitmennya untuk memberikan perhatian khusus terhadap kelestarian Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Hal ini disampaikan dalam pidato bersejarahnya di Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang berlangsung di Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (20/7/2025) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menegaskan pentingnya kawasan tersebut yang memiliki luas 120.000 hektare, yang juga menjadi rumah bagi banyak satwa langka, termasuk gajah.

"Way Kambas pun akan saya kasih perhatian khusus. Di Way Kambas lebih luas, sudah jadi taman nasional, 120 ribu hektare,” kata Prabowo dengan penuh tekad.

Ia menambahkan, gajah sebagai simbol kebesaran taman nasional tersebut memegang tempat khusus dalam hatinya, mengingat ancaman kepunahan yang semakin mendekat.

Kepedulian Prabowo terhadap gajah memang sudah lama dikenal. Sebagai seorang yang menyukai satwa tersebut, ia berencana tidak hanya untuk memperhatikan Taman Nasional Way Kambas, tetapi juga untuk memperluas kawasan konservasi gajah di wilayah lain. Salah satu langkah besar yang direncanakan adalah pembangunan kawasan perlindungan gajah di Aceh, tepatnya di Takengon.

Prabowo berbagi cerita mengenai bagaimana ia menyerahkan sebagian besar tanah miliknya untuk perlindungan gajah.

Dari total 98.000 hektare lahan di Takengon, ia awalnya berencana menyumbangkan 20.000 hektare untuk World Wide Fund for Nature (WWF). Namun, keputusan tersebut berubah setelah ia menerima surat ucapan terima kasih dari Raja Charles III, yang juga merupakan salah satu pembina WWF.

"Begitu saya baca surat dari Raja Charles III, saya sampaikan ke Dubes bahwa dari konsesi yang saya kuasai, saya telah serahkan 20.000 hektare. Tapi, karena surat dari Raja Charles ini, saya ambil keputusan sekarang saya serahkan 90.000 hektare untuk kawasan perlindungan gajah. Saya sisakan 8.000 hektare,” ungkap Prabowo dalam pidatonya, dikutip dari Kompascom.

Komitmen Prabowo terhadap gajah tampaknya lebih dari sekedar wacana politik. Ia mengaku bahwa gajah adalah salah satu binatang yang paling ia sayangi, dan ia merasa PSI, sebagai partai yang baru saja meluncurkan logo baru, telah menangkap perasaan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo memuji PSI karena berhasil memilih gajah sebagai simbol baru partainya, mengingatkan pentingnya simbol tersebut dalam perjuangan melestarikan alam.

"Saya tidak mengerti PSI intelnya bagus sekali. Jadi, PSI ini kok bisa membaca isi hatinya Presiden Republik Indonesia. Ini saya tidak ngarang, banyak yang dekat sama saya tahu betapa salah satu binatang yang paling saya sayang adalah gajah,” tutur Prabowo dengan senyum.

Perubahan logo PSI yang menggambarkan seekor gajah dari sisi samping dengan belalai mengarah ke atas menandai simbol yang lebih mengedepankan pelestarian alam dan kehidupan satwa.

Logo baru ini juga menunjukkan warna dominan putih, dengan gambar gajah berwarna merah dan hitam, melambangkan semangat perubahan yang lebih besar dan penuh kepedulian terhadap lingkungan hidup.

Selain itu, Prabowo menekankan pentingnya komitmen para kader PSI untuk tidak hanya berbicara soal pelestarian alam, tetapi juga bertindak nyata.

Ia juga mengingatkan agar semua kader PSI yang kini mengusung simbol gajah harus turut menjaga kelestarian hutan dan satwa, sebagai konsekuensi dari pemilihan logo baru tersebut.

Tindakan Prabowo dan PSI ini juga mencerminkan kesadaran yang semakin tinggi terhadap ancaman perubahan iklim dan hilangnya habitat bagi banyak spesies. Langkah konservasi yang diambil oleh Prabowo di Aceh dan Lampung diharapkan dapat menjadi contoh bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih aktif dalam menjaga keanekaragaman hayati Indonesia.

Ke depan, Prabowo berharap program-program konservasi semacam ini bisa mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak, baik itu pemerintah, organisasi non-pemerintah, maupun masyarakat.

Ia percaya, dengan kerjasama yang solid, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih ramah lingkungan, di mana keberadaan gajah dan satwa lainnya tidak terancam punah.

Pernyataan dan tindakan Prabowo dalam menjaga kelestarian Taman Nasional Way Kambas serta mendukung konservasi gajah menunjukkan bahwa isu lingkungan hidup kini menjadi bagian penting dalam agenda pemerintahannya.

Langkah ini tentu akan mendapat perhatian positif dari berbagai kalangan, baik dalam negeri maupun dunia internasional, yang semakin sadar akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati Indonesia. (*)