• Selasa, 15 Juli 2025

‎Kualitas Proyek Tambal Sulam Milik PT Subanus di Lambar Dikerjakan Saat Hujan Dikeluhkan Warga

Senin, 14 Juli 2025 - 20.45 WIB
79

‎Proses pengerjaan tambal sulam di Pekon (Desa) Kembahang, Kecamatan Batu Brak oleh pihak PT Subanus saat musim hujan yang dikeluhkan warga karena kualitasnya diragukan. Foto: Ist.

‎Kupastuntas.co, Lampung Barat - Proses perbaikan tambal sulam pada ruas jalan nasional di wilayah Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat, menuai sorotan. Pasalnya, pengerjaan dilakukan dalam kondisi hujan, yang diduga melanggar prosedur standar pengerjaan jalan sehingga warga meragukan kualitas hasil perbaikan.

‎Warga setempat menyayangkan keputusan pihak pelaksana yang tetap memaksakan pekerjaan meskipun cuaca tidak mendukung.

Agus, warga Pekon Kembahang, Kecamatan Batu Brak, menilai pengerjaan yang dilakukan saat hujan berisiko menyebabkan hasil tambalan tidak bertahan lama.

‎“Kalau dikerjakan saat hujan, aspalnya kan tidak bisa menempel sempurna. Itu mubazir. Nanti rusak lagi, padahal dananya mungkin saja besar. Ini bukan sekadar jalan, tapi menyangkut keselamatan dan kenyamanan warga,” ujar Joni kepada wartawan, Senin (14/7/2025).

‎Senada dengan Agus, Berlian warga lainnya, juga mengaku kurang puas dengan cara kerja proyek itu.

Ia mempertanyakan profesionalitas kontraktor yang tetap melanjutkan proses penambalan meski kondisi jalan basah akibat hujan.

‎“Seharusnya mereka tahu prosedur. Jalan yang mau diaspal harus dalam keadaan kering supaya merekat sempurna. Tapi ini tetap dilanjutkan saat hujan deras, apa tidak ngawur namanya,” kata Berlian saat diminta tanggapan.

‎Proyek tambal sulam tersebut merupakan pemeliharaan rutin jalan nasional yang menghubungkan Liwa–Bukit Kemuning. Namun tidak tampak ada papan informasi proyek di lokasi, sehingga publik kesulitan mengetahui nama pelaksana dan sumber anggaran yang digunakan.

‎Warga berharap pihak terkait, terutama Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah Lampung, segera turun tangan mengevaluasi proyek tersebut dan menindak pelaksana yang terbukti tidak mengikuti prosedur teknis.

“Kami butuh jalan yang kuat dan tahan lama, bukan sekadar tambalan asal-asalan. Pemerintah harus awasi dengan ketat,” jelasnya.

‎Sementara itu, Pelaksana lapangan dari PT Subanus selaku pemegang proyek, Sukirno saat dimintai melalui sambungan selulernya mengatakan jika pengerjaan proyek tambal sulam tersebut dilakukan saat hujan karena dalam keadaan darurat.

‎"Untuk ashpalt perekat keadaannya darurat karena alat mekanisme nya trouble, suhu asphalt penutup lobang masih panas sehingga masih bisa dilakukan penghamparan," kata dia.

‎Pihaknya mengaku siap memperbaiki jika terjadi kerusakan kembali terhadap titik perbaikan jalan tersebut.

"Kalau ada pada titik itu nantinya terjadi kerusakan atau mengelupas kami siap untuk mengulangi atau memperbaiki kembali sebab kontrak kerja kita masih lama hingga akhir tahun," pungkasnya. (*)