• Senin, 14 Juli 2025

75 Siswa Sekolah Rakyat Jalani Tes Kesehatan, Wagub Jihan: Ada yang Hipertensi

Senin, 14 Juli 2025 - 14.46 WIB
45

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela memantau Siswa Sekolah Rakyat yang ikuti pemeriksaan kesehatan di BPSDM Provinsi Lampung, Senin (14/7/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Sebanyak 75 siswa Sekolah Rakyat menjalani tes kesehatan dan kebugaran yang berlangsung di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Lampung, Senin (14/7/2025).

Sekolah Rakyat Provinsi Lampung yang berlokasi sementara di gedung BPSDM tersebut diberi nama Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 32 Lampung Selatan.

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, mengatakan jika siswa yang mengalami sakit terlebih sakit menular maka akan dilakukan pengobatan hingga sembuh.

"Bagi siswa yang mengalami sakit terlebih sakit menular, akan ada tindak lanjut. Ada satu orang siswa yang sakit hipertensi tapi masih bisa diatasi. Dan semua siswa ini tercover BPJS jadi dipastikan aman kalaupun ada sakit," kata dia.

Ia mengatakan jika nantinya ditemukan siswa yang mengalami sakit serius seperti tuberkulosis maka akan dilakukan karantina di rumah sakit yang telah ditujuk dan di cover oleh BPJS Kesehatan.

"Jadi sebelum nanti siswa masuk kedalam asrama harus dipastikan semua sehat dan tidak ada penyakit apalagi penyakit menular. Kalau memang ada yang begitu nanti diarahkan ke rumah sakit," tuturnya.

Pada kesempatan tersebut ia berharap agar proses renovasi dapat selesai sehingga proses belajar mengajar Sekolah Rakyat di Lampung dapat dimulai.

"Sampai akhir Juli ini gedung yang direnovasi harus selesai. Jadi ada arahan dari pemerintah pusat 14 Juli KBM dimulai tapi tidak semua sekolah karena kita sedang renovasi," jelasnya.

Jihan juga meminta para guru untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi masa transisi menuju sistem sekolah berasrama. Selain kesiapan pengajaran, perhatian terhadap kesehatan pribadi dan lingkungan juga menjadi sorotan utama.

"Kesehatan adalah faktor penting. Kita perlu melakukan pengecekan kesehatan secara rutin dan menjaga lingkungan agar tetap bersih, demi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.

Menurutnya, mengajar di sekolah berasrama memiliki tantangan tersendiri dibandingkan dengan sekolah reguler.

"Oleh karena itu, kolaborasi antar guru dan kesiapan mental serta fisik menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan ini," katanya.

Sementara itu Kepala Sekolah Rakyat, Asis Prasetyo, mengatakan jika kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) resmi dimulai hari ini, diawali dengan pemeriksaan kesehatan dan kebugaran siswa.

Setelah menjalani pemeriksaan kebugaran, para siswa akan dipulangkan sementara waktu. Hal ini disebabkan karena proses renovasi gedung sekolah yang masih berlangsung.

"Untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) direncanakan dimulai setelah renovasi selesai, ditargetkan pada akhir Juli," katanya.

Selama masa MPLS, belum ada proses pembelajaran akademik. Setelah siswa kembali masuk sekolah, mereka akan mengikuti serangkaian asesmen awal, antara lain tes Talent DNA dan tes kesiapan belajar.

"Tes ini mencakup kemampuan dasar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Literasi Digital," imbuhnya.

Ia menyampaikan bahwa MPLS tahun ini direncanakan berlangsung selama dua hingga tiga bulan.

Selain pengenalan lingkungan, MPLS juga difokuskan pada pemetaan kemampuan siswa, serta penguatan karakter, keterampilan, kepribadian, dan kedisiplinan.

"Durasi MPLS yang lebih panjang ini bukan hanya untuk pengenalan lingkungan sekolah, tetapi juga untuk membentuk ekosistem belajar yang kuat sejak awal," ujarnya.

Untuk menunjang pembelajaran, sekolah telah menyiapkan 18 orang guru dan 14 tenaga kependidikan.

Mereka mencakup tenaga administrasi, operator, bendahara, wali asrama, wali asuh, hingga satuan pengamanan.

"Para guru juga telah mengikuti tes TOEFL sebagai bagian dari kesiapan menuju sistem pembelajaran yang menggunakan Learning Management System (LMS) berbasis Bahasa Inggris," imbuhnya.

Meskipun dilakukan pemeriksaan kesehatan, sekolah menegaskan bahwa hasil pemeriksaan tidak menentukan kelulusan siswa.

"Jika ditemukan siswa dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit menular, akan diberikan arahan untuk menjalani pengobatan terlebih dahulu," tutupnya. (*)