Kupas Podcast Bahas IPM Lampung, Thomas Amirico: Tidak Boleh Ada Lagi Anak Putus Sekolah

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, saat menjadi narasumber dalam Kupas Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, di kantor Kupas Tuntas, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, pada Senin (30/6/2025). Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung
melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) terus melakukan berbagai
upaya untuk menekan angka siswa putus sekolah. Salah satunya dengan menyiapkan
Perda Pendidikan, di mana nantinya tidak boleh ada lagi anak
putus sekolah.
Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, mengatakan masih adanya
angka anak-anak putus sekolah di Provinsi Lampung
menjadi perhatian serius Pemprov Lampung melalui Disdikbud.
Thomas mengungkapkan, pihaknya kini tengah menyusun berbagai strategi untuk
menekan permasalahan tersebut, termasuk menyiapkan regulasi baru dalam bentuk
Peraturan Daerah (Perda) tentang Pendidikan.
“Salah satu program prioritas yang tengah digenjot adalah peningkatan
rata-rata lama sekolah. Anak-anak Lampung tidak boleh lagi berhenti di tengah
jalan dalam menempuh pendidikan,” kata Thomas saat menjadi narasumber Kupas
Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, SE, MM,
di kantor Kupas Tuntas, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung, pada Senin
(30/6/2025).
Tema Kupas Podcast kali ini adalah “Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan
Solusi Meningkatkan IPM di Lampung.”
“Harus dipastikan tidak ada lagi anak yang putus sekolah. Minimal, mereka
harus bisa menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMA,” tegas Thomas.
Thomas mengatakan, Disdikbud Lampung saat ini sedang melakukan pemetaan
terkait berbagai faktor penyebab tingginya angka putus sekolah, mulai dari
keterbatasan daya tampung sekolah hingga masalah sosial seperti pernikahan
dini.
“Kalau masalahnya adalah ruang kelas yang kurang, maka solusinya kami akan
membangun ruang belajar tambahan atau bahkan sekolah baru di daerah tersebut,”
jelasnya.
Menurutnya, Pemprov Lampung juga akan terus
memperluas akses beasiswa bagi siswa dari keluarga kurang mampu, agar kendala
ekonomi tidak lagi menjadi alasan anak-anak berhenti sekolah.
“Bagi anak-anak yang terlanjur putus sekolah karena faktor sosial seperti
pernikahan dini, kami dorong mereka mengikuti program pendidikan alternatif
seperti Paket C. Ini menjadi jalan keluar agar mereka tetap bisa mendapatkan
ijazah,” paparnya.
Thomas juga menyebut, saat ini Pemprov Lampung sedang memfinalisasi draf
Peraturan Daerah (Perda) tentang Pendidikan yang ditargetkan selesai sebelum
tahun ajaran baru dimulai.
Perda ini nantinya akan diperkuat dengan Peraturan Gubernur (Pergub)
sebagai pedoman teknis pelaksanaan di lapangan.
“Perda dan Pergub ini akan menjadi dasar hukum yang kuat dalam tata kelola
pendidikan di Lampung, termasuk soal pencegahan anak putus sekolah,” tegasnya.
Selain itu, lanjut Thomas, saat ini Pemprov Lampung juga sedang mematangkan
program Sekolah Rakyat dan Lampung Mengajar. Program Sekolah Rakyat ditujukan
khusus bagi siswa dari keluarga kurang mampu yang selama ini kesulitan
mengakses pendidikan formal.
Thomas mengatakan, tingginya biaya di sekolah swasta menjadi salah satu
penyebab utama anak-anak tidak bisa melanjutkan pendidikan.
“Banyak anak kita yang putus sekolah karena secara ekonomi orang tua mereka
tidak mampu membiayai di sekolah swasta, yang biayanya jauh lebih mahal. Maka
pemerintah hadir dengan Sekolah Rakyat ini, semuanya gratis,” kata Thomas.
Untuk tahun ini, Sekolah Rakyat mulai beroperasi di beberapa lokasi seperti
Jati Agung dekat Bandar Lampung, BPSDM Lampung, dan BLK Pagar Alam. Para guru
yang mengajar berasal dari lulusan Program Pendidikan
Profesi Guru (PPG), dan beberapa siswa dari luar daerah akan difasilitasi tinggal di asrama.
Ia menerangkan, Pemprov Lampung juga memperkuat program Lampung Mengajar,
yang fokus mengirim lulusan perguruan tinggi ke daerah 3T (Tertinggal, Terluar,
dan Terdepan).
“Mereka sebelumnya sudah berkomitmen siap ditempatkan di mana saja. Program
Lampung Mengajar ini sudah berjalan dan terus kita perluas,” ujar Thomas.
Tidak hanya itu, Pemprov Lampung juga memberikan kesempatan kepada siswa
berprestasi dari wilayah 3T untuk mengikuti pendidikan selama setahun di SMA
unggulan di Bandar Lampung, seperti SMA Negeri 2, SMA Negeri 5, dan SMA Negeri
9.
“Selama setahun, biaya hidup dan kos mereka ditanggung APBD. Ini kita
lakukan agar mereka terinspirasi dan bisa kembali memotivasi teman-temannya di
daerah asal,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Thomas mengatakan, Pemprov Lampung juga mulai menerapkan
kurikulum berbasis coding dan kecerdasan buatan (AI).
Langkah ini diambil untuk mempercepat literasi digital di kalangan pelajar.
“Tahun ini sudah kita mulai. Puluhan guru kita kirim ke Jakarta untuk
pelatihan coding dan AI. Targetnya agar siswa
Lampung tidak hanya jadi pengguna teknologi, tapi juga pencipta teknologi,”
ujar Thomas.
Thomas menegaskan bahwa sektor pendidikan saat ini menjadi salah satu
prioritas utama Pemprov Lampung, sesuai arahan gubernur.
“Baik gubernur, wakil kepala daerah hingga kepala desa, semuanya memberi
porsi besar untuk pendidikan. Semua ini bagian dari upaya kita menyiapkan SDM
Lampung menuju Indonesia Emas,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung per
2 Desember 2024, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Lampung tercatat
hanya 73,13. Capaian ini menjadi yang paling rendah di antara seluruh provinsi
di Pulau Sumatera dan peringkat 20 nasional.
Lampung bahkan masih berada di bawah Sumatera Selatan (73,84), Jambi
(74,36), Bangka Belitung (74,55), Bengkulu (74,91), Aceh (75,36), Riau (75,67),
Sumatera Utara (75,76), Sumatera Barat (76,43), dan Kepulauan Riau (79,89). (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu 2 Juli 2025 dengan
judul “Thomas: Tidak Boleh Ada Lagi Anak Putus Sekolah”
Berita Lainnya
-
Kejari Bandar Lampung Setor Rp900 Juta Uang Korupsi Program Griya BNI Cabang Tanjung Karang
Rabu, 02 Juli 2025 -
Pesan Haru Rektor UIN RIL ke Wisudawan Periode II 2025: Ilmu Ini untuk Siapa?
Rabu, 02 Juli 2025 -
Dosen Universitas Teknokrat Jadi Keynote Speaker pada Seminar Internasional ICTERLT 2025
Rabu, 02 Juli 2025 -
Dede Yusuf Soroti Minimnya PNBP Sektor Pertanahan di Lampung
Rabu, 02 Juli 2025