• Rabu, 02 Juli 2025

Hingga 31 Mei Pendapatan Negara Regional Lampung Rp4,21 Triliun

Rabu, 02 Juli 2025 - 09.53 WIB
28

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Lampung, Purwadhi Adhiputranto. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kinerja Pendapatan Negara Regional Lampung konsisten tumbuh. Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Lampung mencatat hingga 31 Mei 2025, terhitung realisasi sebesar Rp4,21 triliun telah dihimpun, atau 37,86 persen dari target, dan naik 24,43 persen secara tahunan (yoy).

Kepala Kanwil DJPb Provinsi Lampung, Purwadhi Adhiputranto menyampaikan, pertumbuhan pendapatan ditopang oleh penerimaan pajak yang tumbuh akseleratif 28,46 persen (yoy) dari sektor pajak perdagangan internasional yang melonjak  205,99 persen (yoy), dengan kinerja Bea Keluar sebagai kontributor utama.

“Lampung  masih  menunjukkan  surplus  neraca  perdagangan  sebesar  USD  238,41  juta  dengan Kinerja Bea Keluar atas ekspor berhasil meningkat 754,88 persen (yoy), meskipun ekspor Lampung April 2025 terkontraksi -39,08 persen (mtm) akibat ketidakpastian global,” ungkap dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/7/2025).

Purwadhi melanjutkan, pada sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), tercatat pertumbuhan realisasi yang optimal. Nilai realisasi sebesar Rp598,04  miliar, atau 54,91 persen dari target dengan pertumbuhan 4,62 persen  (yoy) menjadikan  realisasi  PNBP  bulan  Mei  lebih  baik  daripada  bulan  lalu.

Sementara dari sisi belanja negara, meskipun realisasi belanja negara secara  tahunan terkontraksi akibat efisiensi belanja barang dan belanja modal oleh Kementerian/Lembaga (K/L), pertumbuhan positif pada transfer ke daerah dan belanja bantuan sosial mencerminkan keberlanjutan dukungan fiskal terhadap regional Lampung dalam menjalankan fungsi layanan publik dan dukungan kepada masyarakat daerah. 

“Hingga 31 Mei 2025, belanja negara telah mencapai nilai sebesar Rp11,92 triliun, dengan nilai Belanja Pemerintah Pusat (BPP) sebesar Rp2,69 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp9,23 triliun,” jelasnya.

Menurutnya efisiensi belanja negara cukup terlihat dari kinerja realisasi total belanja negara yang terkontraksi sebesar -7,85 persen (yoy), dengan rincian  belanja pemerintah pusat (K/L)  yang terkontraksi  -27,76 persen (yoy) utamanya akibat efisiensi belanja barang dan belanja modal, sementara transfer ke daerah tetap tumbuh 0,21 persen (yoy). 

“Meskipun secara tahunan terjadi efisiensi pada belanja barang dan belanja modal sebagai bagian dari kebijakan efisiensi belanja, terdapat indikasi percepatan realisasi anggaran pada bulan Mei 2025. Pertumbuhan yang cukup tinggi secara bulanan menunjukkan bahwa pelaksanaan program dan kegiatan mulai berjalan lebih intensif, yang mencerminkan perbaikan ritme penyerapan anggaran,” ungkapnya.

Ia menilai defisit anggaran terus melanjutkan tren penyempitan, pada akhir bulan Mei 2025 tercatat defisit sebesar Rp7,71 triliun, atau menyempit -19,28 persen (yoy).

“Strategi defisit fiskal di tengah efisiensi anggaran menggambarkan bahwa  APBN masih berperan penting sebagai peredam guncangan (shock absorber) atas dampak ketidakpastian perekonomian global untuk menjaga daya beli masyarakat melalui belanja negara dan transfer ke daerah di Lampung,” ucapnya. (*)