APBN di Lampung Triwulan I 2025 Defisit Rp5,21 Triliun, Turun 9,55 Persen Secara Tahunan

Kepala Kanwil DJPb Lampung, Mohammad Dody Fachrudin. Foto: Ist
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Kantor Perwakilan (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan
(JDPb) Provinsi Lampung, mencatat secara keseluruhan APBN di Lampung hingga
Triwulan I 2025 defisit sebesar Rp5,21 triliun, turun 9,55 persen secara
tahunan (yoy).
Kepala
Kanwil DJPb Lampung, Mohammad Dody Fachrudin mengungkapkan, penurunan defisit
ini menjadi indikator penguatan pendapatan negara yang disertai dengan
pengelolaan belanja yang lebih efisien.
“Hal ini
menunjukkan fungsi APBN sebagai instrumen penyangga ekonomi dalam menghadapi
tekanan global, sekaligus mendukung program-program prioritas yang berdampak
langsung pada kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi regional,” kata
Dody dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (4/5/2025).
Ia
menilai realisasi pendapatan negara melalui APBN di Lampung menunjukkan kinerja
yang sangat positif. Hingga akhir triwulan I 2025 pendapatan negara tercatat
sebesar Rp2,69 triliun atau 24,25 persen dari target tahunan, tumbuh signifikan
sebesar 42,63 persen (yoy).
Peningkatan
ini terutama ditopang oleh lonjakan penerimaan bea keluar sebesar Rp844,03
miliar, tumbuh drastis 1.473,70 persen (yoy).
“Capaian
ini mencerminkan kuatnya kontribusi sektor ekspor terhadap pendapatan negara,”
kata Dody.
Selain
itu, lanjut Dody, penerimaan pajak dalam negeri juga menunjukkan pertumbuhan
tinggi, terutama pada sektor cukai dan pajak lainnya yang masing-masing tumbuh
sebesar 176,94 persen dan 1.047,51 persen (yoy).
Pendapatan
negara bukan pajak (PNBP) turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 8,18
persen (yoy), didorong oleh kontribusi PNBP Lainnya serta Pendapatan BLU.
Di sisi
belanja, Dody mengatakan realisasi belanja negara di Lampung mencapai Rp7,90
triliun atau 25,08% dari total pagu anggaran, meningkat 3,34 persen dibanding
tahun sebelumnya (yoy).
Penyaluran
transfer ke daerah (TKD) mengalami percepatan, mencapai Rp6,32 triliun (27,44
persen dari pagu) dan tumbuh 20,48 persen (yoy).
“Lima
komponen terbesar dalam TKD adalah dana alokasi umum Rp4,10 triliun, dana desa
Rp904,34 miliar, DAK Non Fisik – Dana BOS Rp807,51 miliar, DAK Non Fisik –
Tunjangan Profesi Guru ASN Daerah Rp219,27 miliar, dan DAK Non Fisik – Bantuan
Operasional Kesehatan Rp80,69 miliar,” bebernya.
Sementara
itu, masih Dody, belanja pemerintah pusat (Kementerian/Lembaga) terealisasi
sebesar Rp1,57 triliun atau 18,64 persen dari pagu, mengalami kontraksi sebesar
-34,17 persen (yoy).
“Penurunan
ini utamanya terjadi pada pos belanja barang dan belanja modal, sejalan dengan
kebijakan efisiensi anggaran yang terus dilanjutkan. Komposisi BPP terdiri dari
belanja pegawai sebesar Rp1,14 triliun, belanja barang Rp388,99 miliar, belanja
modal Rp27,73 miliar, dan belanja bantuan sosial Rp17,57 miliar,” katanya. (*)
Berita Lainnya
-
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Minggu, 04 Mei 2025 -
Pelantikan Pengurus Parsibona Provinsi Lampung Periode 2025-2028, Jansen Sitorus: Langkah Nyata Menuju Organisasi yang Mendunia
Minggu, 04 Mei 2025 -
Asrian: Posisi Petani Singkong Lemah Karena Pasar Cenderung Terbatas
Minggu, 04 Mei 2025 -
Dalami Kasus Dugaan Korupsi JTTS, KPK Panggil Mantan Calon Wakil Walikota Bandar Lampung
Minggu, 04 Mei 2025