Gajah Liar Way Kambas Lamtim Rusak Tanaman Petani Dalam Sepekan
Gerombolan gajah liar terpantau oleh petani dengan jarak jauh, saat berjaga tanaman di malam hari. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Sudah satu pekan, gajah liar asal hutan Way Kambas, Lampung Timur (Lamtim) terus keluar dari hutan dan merusak tanaman petani. Akibatnya, para petani terpaksa melakukan jaga malam di kebun mereka meskipun dengan risiko yang cukup membahayakan.
Upaya ini dilakukan demi mempertahankan tanaman mereka dari serangan gerombolan gajah liar.
Hal tersebut dibenarkan oleh Sekretaris Forum Rembuk Desa Penyangga, Suyuti, yang menyebutkan bahwa dalam beberapa hari terakhir, rombongan gajah liar yang jumlahnya mencapai 17 ekor terus meneror tanaman warga. Binatang bertubuh tambun itu melakukan aksinya pada malam hari.
Sementara itu, para petani yang berusaha menghalau binatang liar tersebut hanya mengandalkan senter dan teriakan-teriakan, tanpa memiliki peralatan lain yang efektif untuk mengusir gajah liar dari lokasi tanaman mereka.
"Tanaman yang menjadi sasaran antara lain jagung, singkong, padi, dan tanaman kebun lainnya seperti pisang. Kerusakan tidak hanya disebabkan oleh tanaman yang dimakan, tetapi juga akibat diinjak-injak oleh gajah liar," kata Suyuti, saat dikonfirmasi, Minggu (2/3/2025).
Akhir-akhir ini, kata Suyuti, kawanan gajah liar terus merangsek tanaman petani di wilayah Muara Jaya, sebuah desa yang berbatasan langsung dengan hutan Way Kambas. Akibatnya, setiap malam, para petani terpaksa berjaga di lahan pertanian mereka.
Jika bukan petani sendiri yang berjuang untuk mempertahankan tanamannya, lalu siapa lagi? kata Suyuti.
Ia menambahkan, jika tanaman rusak akibat dimakan atau diinjak-injak gajah, tidak ada ganti rugi dari pemerintah maupun dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK).
"Persoalan klasik yang belum pernah ditemukan solusinya adalah konflik antara gajah liar dan petani. Ini merupakan masalah serius yang sudah sering terjadi, bahkan beberapa petani meninggal akibat diserang gajah liar saat berusaha mengamankan tanamannya," jelas Suyuti. (*)
Berita Lainnya
-
Nelayan Lansia Asal Lampung Timur Hilang di Laut, 4 Hari Pencarian Masih Nihil
Sabtu, 01 November 2025 -
HIPMI Lampung Timur Ungkap Dugaan Monopoli Proyek oleh Perusahaan Asal Luar Daerah
Sabtu, 01 November 2025 -
Polisi Sita Rp 60 Juta dari 3 Tersangka Kasus Korupsi Bendungan Marga Tiga Lamtim
Jumat, 31 Oktober 2025 -
Bupati Ela Siti Nuryamah Teken MoU dengan KemenP2MI, Komitmen Tingkatkan Layanan Migran
Kamis, 30 Oktober 2025









