• Selasa, 26 November 2024

OJK: Aset Perbankan di Lampung Tembus Rp134 Triliun, Kredit UMKM 33 Triliun

Selasa, 26 November 2024 - 17.27 WIB
20

Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy (tengah), dalam acara Update Triwulan III-2024 di Grand Mercure, Selasa (26/11/2024). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mencatat pertumbuhan signifikan di sektor perbankan sepanjang Triwulan III-2024.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Otto Fitriandy, menyampaikan bahwa total aset perbankan di Lampung mencapai Rp134,25 triliun, naik 9,54% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp122,55 triliun. 

Selain itu, bila dibandingkan dengan Triwulan II-2024, aset perbankan juga meningkat 1,71% dari Rp131,99 triliun.

"Pertumbuhan ini mencerminkan kinerja perbankan yang solid serta daya tahan ekonomi daerah yang terus membaik," ujar Otto dalam acara Media Update Triwulan III-2024 dan Capacity Building Penulisan Artikel, di Hotel Grand Mercure, Selasa (26/11/2024). 

Penyaluran kredit kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Lampung menjadi sorotan, dengan total penyaluran mencapai Rp33,48 triliun.

"Angka ini meningkat signifikan sebesar 14,42% atau Rp4,22 triliun dibandingkan Triwulan III-2023, " katanya.

Otto juga menyoroti stabilitas rasio kredit bermasalah (NPL) UMKM yang tercatat di angka 4,12%, tetap berada di bawah ambang batas 5%.

“Ini menunjukkan komitmen perbankan dalam mendukung pelaku UMKM sekaligus menjaga kualitas kredit,” katanya. 

Meski NPL di Lampung mengalami penurunan secara tahunan dari 2,71% (Triwulan III-2023) menjadi 2,51% (Triwulan III-2024), terjadi kenaikan sebesar 0,08% dibandingkan Triwulan II-2024. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan nominal NPL di sektor industri pengolahan dan sarana transportasi. 

"OJK terus mendorong perbankan untuk melakukan evaluasi kredit secara berkala, khususnya pada sektor-sektor yang rentan mengalami kenaikan risiko," imbuh Otto. 

OJK Provinsi Lampung mencatat sebanyak 1.000 layanan konsumen telah diproses hingga September 2024, terdiri dari 332 pengaduan, 602 pertanyaan, dan 79 permintaan informasi. Otto menyatakan tingginya interaksi masyarakat ini menunjukkan kepercayaan terhadap lembaga jasa keuangan di Lampung. 

"Dengan pertumbuhan aset dan penyaluran kredit yang signifikan, kita optimis kinerja sektor perbankan akan terus berkontribusi pada pemulihan dan pembangunan ekonomi daerah," katanya. (*)