• Selasa, 05 November 2024

4.614 Hektar Sawah di Lampung Alami Puso Akibat Banjir dan Kekeringan

Senin, 04 November 2024 - 16.13 WIB
29

Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Ida Rachmawati. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura (KPTPH) Provinsi Lampung mencatat hingga 31 Agustus 2024, lahan sawah seluas 15.705 hektare didaerah setempat terdampak banjir dan kekeringan.

Kabid Tanaman Pangan pada Dinas KPTPH Provinsi Lampung, Ida Rachmawati mengatakan, jika dari total sawah seluas 15.705 hektare terdampak banjir dan kekeringan yang dinyatakan puso atau gagal panen seluas 4.614 hektare.

"Hingga 31 Agustus 2024, kami mencatat sawah yang terdampak banjir 9.547 hektare dan yang puso 4.140 hektare. Sedangkan yang terdampak kekeringan 6.158 hektare dan 474 hektare mengalami puso," ujar Ida saat dimintai keterangan, Senin (4/11/2024).

Ida merincikan untuk sawah yang terdampak banjir ada di Kabupaten Lampung Barat 14 hektare, Lampung Selatan terdampak 2.660 hektare dan puso 977 hektare, Lampung Tengah terdampak 43 hektare dan puso 27 hektare.

Kemudian Lampung Timur terdampak 593 hektar dan puso 166 hektare, Lampung Utara terdampak 15 hektare puso 10 hektare, Mesuji terdampak 5.851 hektare puso 2.902 hektare, Pesawaran terdampak 67 hektare puso 30 hektare, Pringsewu 15 hektare puso 3 hektare.

"Selanjutnya di Tulang Bawang yang terdampak banjir 238 hektare dan yang mengalami puso 25 hektare berikut nya di Tulangbawang Barat yang terdampak banjir ada 50 hektare," tambahnya.

Sementara untuk sawah yang terdampak kekeringan ada di Bandar Lampung 15 hektare, Lampung Selatan 622 hektare, Lampung Tengah 546 hektare dan 128 hektare puso, Lampung Timur 15 hektare terdampak, Lampung Utara 215 hektare terdampak dan 15 hektare puso.

"Kemudian Mesuji 4.377 hektare terdampak dan 299 hektare puso, Pesawaran 100 hektare terdampak dan 4 hektare puso, Pringsewu 66 hektare terdampak dan 9 hektare puso, Tanggamus 114 hektare terdampak, Tulangbawang 45 hektare terdampak, Way Kanan 40 hektare terdampak dan 18 hektare puso," jelasnya.

Ida mengatakan jika pihaknya telah menyiapkan Cadangan Benih Daerah (CBD) bagi daerah yang mengalami dampak banjir dan kekeringan. Dimana CBD tersebut telah disediakan oleh Pemprov Lampung setiap tahunnya yang dimulai sejak 2020.

"Usulan yang sudah masuk untuk bantuan benih itu dari Kabupaten Mesuji 705 hektare. Ini kami berikan sesuai dengan usulan dari daerah karena mereka juga punya cadangan sendiri," ujarnya.

Menurutnya terdapat prosedur bagi daerah yang ingin mendapatkan bantuan benih. Dimana setelah petugas lapangan menyatakan suatu lahan puso akibat terdampak hama atau bencana, maka pemerintah daerah bisa mengajukan.

"Karena ada prosedurnya, Bupati nanti meminta kepada provinsi minta cadangan benih daerah. Setelah benar-benar dinyatakan puso berdasarkan pernyataan dari petugas lapangan dari PUPT," ucapnya.

Namun ida menegaskan jika lahan yang mengalami puso tersebut tidak terlalu berdampak signifikan terhadap penurunan produksi padi. Hal tersebut mengingat luas lahan tanam pada tahun ini mengalami peningkatan.

"Luas panen kita pada tahun 2024 ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dimana pada tahun 2024 luas area tanam kita adalah 577 ribu hektare sedangkan tahun 2023 530 ribu hektare," kata dia.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencacat jika luas panen padi didaerah setempat pasa tahun 2024 ini diperkirakan sebesar 531,44 ribu hektare dengan produksi padi sekitar 2,73 juta ton gabah kering giling (GKG).

Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, jika angka tersebut dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan bagi penduduk, maka produksi beras di Lampung pada 2024 diperkirakan sebesar 1,57 juta ton.

"Luas panen padi pada 2024 diperkirakan sekitar 531,44 ribu hektare, mengalami peningkatan sebanyak 1,33 ribu hektare atau 0,25 persen dibandingkan luas panen padi di 2023 yang sebesar 530,11 ribu hektare," ujarnya.

Sementara itu untuk produksi padi pada 2024 diperkirakan sebesar 2,73 juta ton GKG, mengalami penurunan sebanyak 28,00 ribu ton GKG atau 1,02 persen dibandingkan produksi padi di 2023 yang sebesar 2,76 juta ton GKG.

Produksi beras pada 2024 untuk konsumsi pangan penduduk diperkirakan sekitar 1,57 juta ton, mengalami penurunan sebanyak 16,09 ribu ton atau 1,02 persen dibandingkan produksi beras di 2023 yang sebesar 1,59 juta ton. (*)