• Senin, 23 September 2024

Kelangkaan Gas LPG 3 Kg, Masyarakat Kecil Tanggamus Beralih ke Kayu Bakar

Senin, 23 September 2024 - 16.35 WIB
29

Salah satu warung di Kecamatan Gisting yang belum mendapatkan pasokan gas LPG 3 kilogram. Foto: Sayuti/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Dalam sebulan terakhir, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (gas melon) menjadi masalah serius bagi warga di Kecamatan Sumberejo, Gisting, Kotaagung Timur, dan Talangpadang, Kabupaten Tanggamus.

Banyak masyarakat kecil yang sangat bergantung pada bahan bakar bersubsidi ini terpaksa berkeliling dari kampung ke kampung untuk mendapatkan satu tabung gas.

Ratna, seorang ibu rumah tangga dan pedagang kuliner, mengungkapkan betapa sulitnya hidup tanpa gas melon.

"Mencari gas sekarang seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Harganya sudah mahal, dan ada yang main curang,” keluhnya.

Harga gas yang seharusnya dipatok pada HET Rp18.500 kini melambung hingga Rp30.000, terutama di Kecamatan Talangpadang, di mana warga harus membayar hingga Rp30.000 per tabung.

Keluhan serupa disampaikan oleh Yanto, seorang buruh harian, yang sering pulang dengan tangan kosong setelah berjam-jam menunggu di warung.

"Mereka yang memiliki lebih dari satu tabung bisa terus mendapatkan, sementara kami yang hanya punya satu malah tidak kebagian,” ujarnya frustrasi.

Di Kecamatan Kotaagung Timur, situasi tidak kalah memprihatinkan. Warga di sana juga mengeluhkan kesulitan mendapatkan gas LPG 3 kilogram, terpaksa melakukan perburuan dari satu kampung ke kampung lain demi mendapatkan satu tabung.

"Kami sudah berkeliling, tapi sering kali gasnya habis,” ungkap seorang warga.

Kondisi serupa juga dialami di Kecamatan Talangpadang, di mana banyak yang mengaku kesulitan menemukan gas LPG 3 kilogram di warung-warung terdekat.

"Gas yang seharusnya dijual Rp18.500 kini dijual Rp30.000. Kami terpaksa beralih ke kayu bakar,” kata seorang ibu rumah tangga, menyoroti pentingnya ketersediaan gas bagi kehidupan sehari-hari mereka.

Praktik curang oleh oknum agen juga menjadi sorotan. Beberapa warga mencurigai adanya agen yang menyimpan stok gas untuk pelanggan tertentu, sehingga distribusi menjadi tidak merata.

"Seharusnya subsidi LPG 3 kg ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah, bukan untuk yang sudah punya banyak tabung,” tegas Yanto.

Tokoh masyarakat setempat menyerukan pemerintah untuk segera mengambil tindakan. "Pemerintah harus menertibkan agen-agen nakal yang hanya memperburuk keadaan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata seorang tokoh masyarakat dengan penuh keprihatinan.

Sementara Anggota DPRD Kabupaten Tanggamus, H. Nuzul Irsan, mendengar keluhan warga dan meminta mereka berani melaporkan setiap pelanggaran dalam penjualan gas.

"Kami akan mengambil langkah tegas untuk memastikan masyarakat mendapatkan distribusi yang adil,” janjinya.

Dengan krisis ini, harapan akan kembali stabilnya harga dan ketersediaan gas melon semakin memudar. Jika tidak segera ditangani, dampak kelangkaan ini akan terus membebani kehidupan sehari-hari masyarakat yang terpaksa kembali ke cara-cara tradisional demi bertahan hidup. (*)