• Minggu, 29 September 2024

Idap Penyakit Langka, Siswa SD Gionino Butuh Bantuan

Jumat, 16 Agustus 2024 - 16.55 WIB
114

Idap Penyakit Langka, Siswa SD Gionino Dwi Andriansyah Butuh Bantuan. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Gionino Dwi Andriansyah, seorang siswa kelas 5 SD berusia 10 tahun, kini terbaring lemas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta akibat penyakit langka.

Ayahnya, Andri, warga Desa Kecapi, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan, menjelaskan bahwa anaknya sempat didiagnosis dengan sindrom Lennox-Gastaut saat dirawat di sebuah rumah sakit di Bandar Lampung.

"Anak saya divonis menderita sindrom epilepsi langka. Saat ini, di RSCM sedang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan mengambil cairan otak dan darah, yang dikirim ke rumah sakit di Malaysia," kata Andri melalui telepon pada Jumat (16/8/2024).

Andri mengaku bahwa Gionino telah dirawat di RSCM Jakarta selama 20 hari. Ia merasa sulit percaya dengan kondisi yang menimpa anaknya, mengingat Gionino adalah siswa berprestasi yang selalu masuk dalam 5 besar di kelas.

"Awalnya, anak saya sehat. Namun, setelah usia 10 tahun, tepatnya Januari 2024, ia tiba-tiba jatuh tanpa sebab," jelasnya.

Gionino kemudian dirujuk ke RSUD Abdul Moeloek dan mendapatkan perawatan selama 18 hari. Sayangnya, pada bulan Juni 2024, kondisinya memburuk, mengalami kesulitan berbicara, gagal napas, dan harus dirawat di ICU selama 6 hari.

Karena kondisinya semakin parah, Gionino kemudian dilarikan ke RSCM Jakarta dan masih dirawat hingga kini.

Andri menyebutkan bahwa keluarga telah mengeluarkan sekitar Rp50 juta untuk biaya yang tidak ditanggung oleh BPJS.

"Untuk cek genetik yang diperlukan, biaya tahap pertama sekitar Rp8 juta dan tahap kedua sekitar Rp18 juta. Totalnya sekitar Rp25 juta. Kami belum bisa melakukan cek genetik karena keterbatasan biaya," ungkapnya.

Selain itu, Gionino harus mengonsumsi susu senilai Rp230 ribu setiap hari, karena tidak bisa makan makanan lain. Kondisi ini sudah berlangsung hampir 2 bulan.

"Kami belum menerima bantuan dari pemerintah daerah. Dokter menganjurkan untuk membuka donasi melalui yayasan, dan keluarga mendukung upaya ini," tambah Andri.

Saat ini, melalui laman www.kitabisa.com, sudah ada donatur yang memberikan sumbangan, dan dana yang terkumpul baru mencapai Rp915.000.

Andri berharap lebih banyak orang dermawan dapat membantu meringankan beban biaya pengobatan anaknya.

Bagi yang ingin membantu, dapat menghubungi Andri melalui nomor WhatsApp +62 852-6888-7654. (*)