• Sabtu, 28 September 2024

23 Kali Curi Motor di Metro, Spesialis Curanmor Ditembak Polisi

Jumat, 02 Agustus 2024 - 15.49 WIB
2.3k

Tampak Riki Arnando dengan luka tembak di kaki usai mendapatkan perawatan di RSUD Ahmad Yani Metro dikawal ketat petugas. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Tim Khusus Anti Bandit (Tekab) 308 Satreskrim Polres Metro berhasil meringkus satu anggota komplotan spesialis Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) yang telah 23 kali maling motor di Metro.

Polisi juga terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak bagian kedua kaki tersangka lantaran melawan petugas dengan senjata tajam saat akan diamankan.

Kapolres Metro AKBP Heri Sulistyo Nugroho melalui Kasat Reskrim IPTU Rosali menjelaskan bahwa tersangka yang berhasil dilumpuhkan tersebut bernama Riki Arnando (40) warga Desa Tanjung Ratu Ilir, Kecamatan Way Pungubuan, Kabupaten Lampung Tengah. Spesialis Curanmor itu ditangkap di rumahnya pada Jum'at (2/8/2024) dini hari.

"Pada dini hari tadi segera pukul 04.00 WIB, Tekab 308 Satreskrim Polres Metro melakukan penangkapan terhadap tersangka atas nama Riki yang saat ini sudah kita amankan. Kita gali keterangan sudah ada 20 lebih TKP di Kota Metro," kata dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Metro.

Kasat penjelaskan bahwa dalam seminggu terakhir kelompok Riki telah beraksi sebanyak 5 kali di kota Metro.

"Terakhir kali terjadi pada minggu kemarin secara berturut-turut, sudah ada lima kali mereka melakukan curanmor di Metro. Setelah Kita gali ternyata tersangka mengakui bahwa setiap tahun sejak tahun 2019 sudah mencuri motor di kota Metro," ungkapnya.

"Jadi memang ada beberapa komplotan dan ada 6 tersangkanya yang sudah kita amankan dan saat ini sudah ada di Lapas, Riki ini mengikuti rombongan itu. Kelompok ini bergerak terbagi-bagi jadi tidak langsung satu komplotan," imbuhnya.

Satria Polres Metro juga sudah mengantongi sejumlah nama pelaku lainnya yang merupakan bagian dari jaringan spesialis curanmor Riki Arnando. Kelompok tersebut beraksi dengan tanpa pandang bulu dan tidak segan untuk melukai korbannya.

"Untuk tersangka lainnya masih ada dan sudah kita kantongi nama-namanya. Untuk sementara keterangan dari para saksi, tersangka Riki ini apabila melakukan perbuatannya di lapangan tidak segan-segan untuk melakukan penodongan dengan senjata api," ucapnya.

Polisi juga terpaksa melakukan tindakan tegas terukur lantaran tersangka sempat melakukan perlawanan saat akan diamankan oleh petugas.

"Tersangka tidak pulang ke rumahnya, dan pulang pada saat pagi hari sekitar pukul 03.30 WIB kemudian menghilang kembali, dan tadi sempat melarikan diri namun berhasil kita gagalkan. Saat akan diamankan tersangka ini sempat melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam, namun saat dicari senjata tajam ini sudah dihilangkan oleh pelaku ketika sedang dilakukan pengajaran," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, tersangka Riki Arnando menceritakan modusnya selama beraksi di kota Metro. Dirinya beraksi dengan komplotan yang berbeda-beda mulai dari 2 orang hingga 6 orang.

"Caranya saya masukkan kunci T terus saya putar, Saya butuh waktu 10 menit dari mulai mengintai sampai membawa lari motor. Saya beraksi di Metro kadang berdua, kadang juga berempat dan kadang berenam. Iya TKP-nya sudah banyak," akuinya.

Riki mengaku bahwa motor yang dicurinya dijual ke sindikat penampung motor curian dengan harga mulai dari Rp 2,5 Juta hingga Rp 3 Juta per motor. Ia bahkan mengungkapkan bahwa motor yang paling mudah dicuri ialah merk Honda Beat.

Tak hanya itu, tersangka juga mengakui bahwa setiap keuntungan dari hasil mencuri motor di Metro digunakannya untuk foya-foya dan membeli narkoba jenis sabu-sabu.

"Motor itu saya jual ke penampung, karena memang ada penampungnya di kampung. Saya jual motor itu variasi ada yang Rp 3 Juta ada yang Rp 2, 5 Juta," jelasnya.

"Motor yang paling enak diambil itu motor Beat, harga jualnya juga tinggi 3 juta. Keuntungan dari jual motor itu saya pakai buat macam-macam, ada yang buat foya-foya ada juga yang untuk beli sabu," imbuhnya.

Di hadapan awak media, tersangka mengakui perbuatannya dan meminta maaf kepada masyarakat kota metro. Selain itu, ia juga berharap 7 orang rekannya yang merupakan kelompok Curanmor di Metro dapat menyerahkan diri menemaninya dipenjara sebelum diamankan Tekab 308.

"Saya kapok, saya tobat. Buat masyarakat Metro yang pernah saya ambil motornya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya, saya sudah menerima karmanya. Teman saya yang belum ketangkap ada banyak, ada 7 orang lagi. Tolong teman-teman menyerahkan diri, temani saya," bebernya.

"Kawan-kawan yang masih main, masuk Metro memang enak dapatnya. Tapi jangan coba-coba, kalau ketangkap dengan Tekab 308 Polres Metro bisa mati kaya saya ini," tandasnya.

Diketahui, aksi komplotan spesialis curanmor Riki Arnando sempat terekam Closed-Circuit Television (CCTV) Traffic Light Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat. Dalam rekaman video CCTV yang diterima Kupastuntas.co, terdengar juga suara seseorang yang berteriak begal saat keduanya terekam CCTV melintas jalan tersebut. (*)