• Minggu, 07 Juli 2024

BPOM RI Temukan Banyak Jajanan Pasar Berisiko Kanker, Ini Tanggapan BBPOM Bandar Lampung

Kamis, 04 Juli 2024 - 19.04 WIB
126

BPOM RI Temukan Banyak Jajanan Pasar Berisiko Kanker, Ini Tanggapan BBPOM Bandar Lampung. Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Obat Pengawas dan Makanan (BPOM) RI menemukan banyak jajanan pasar yang dikonsumsi oleh masyarakat menggunakan bahan tambahan pangan tidak aman. Salah satunya penggunaan formalin di dalam makanan yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. 

Menanggapi hal itu, Kepala Balai Besar POM di Bandar Lampung, Ani Fatimah Isfarjanti menyampaikan, tahun ini pihaknya melakukan uji sampling di Pasar Liwa, dan Bandar Lampung.

"Sampai saat ini di dua wilayah ini masih dalam proses. Tapi sampai sekarang belum menemukan 4 bahan yang membahayakan baik itu pewarna rhodamin B, metanil yellow, boraks dan formalin pada jajanan pasar," ungkapnya, Kamis (4/7/2024).

Akan tetapi, kalau di 2023 pernah menemukan bahan tambahan pangan saat pihaknya  intervensi di pasar Bandar Jaya Lampung Tengah dan Pasar Pekalongan serta Pasar Sekampung di Pasar Timur.

"Nah tahun kemarin di Pasar itu ada kerupuk yang mengandung rhodamin dan boraks. Namun setelah dilakukan sosialisasi dan pembinaan sudah tidak menggunakan bahan tersebut," ungkapnya.

Ani Fatimah menjelaskan, program pasar pangan aman di mulai sejak 2013 hingga 2023. Yang mana pada kurun waktu tersebut ada 17 pasar yang telah dilakukan pengecekan.

Diantaranya, Pasar Seputih Raman, Pasar Gudang Lelang, Pasar Cimeng, Pasar Unit II, Pasar Kalianda, Pasar Margorejo Metro, Pasar Gading Rejo, Pasar Kopindo Metro, Pasar Gedung Tataan lalu Pasar Way Kanan.

Selanjutnya, Pasar Sidomulyo Kalianda, Pasar Sukoharjo Pring sewu, Pasar Gisting, Tanggamus, Pasar Kota Agung, Tanggamus, Pasar Bandar Jaya dan Pasar Pekalongan serta Pasar Sekampung.

"Alhamdulillah dari 17 pasar ini tidak mengandung bahan berbahaya, jadi aman," ungkapnya.

Ani juga mengaku bahwasanya setiap tahunnya pihaknya mempunyai pasar yang di interpensi untuk dilakukan pengecekan terhadap produk yang diduga mengandung 4 bahan berbahaya tadi.

Pengecekan pada olahan dan makanan itu pihaknya dibantu juga oleh petugas Pasar. Dimana petugas Pasar melakukan pengamatan atau pengujian sendiri yang telah diajarkan sebelumnya.

"Kemudian mereka oetugas Pasar melakukan sampling terhadap produk-produk yang ada di pasar itu yang diduga mengandung 4 bahan berbahaya tadi, yang selanjutnya kami dari BPOM memantau apakah dari yang mereka sampling itu ada yang positif mengandung bahan berbahaya atau tidak," jelasnya.

Jika pada sampling itu ada yang positif mengandung bahan berbahaya, nah kemudian kami melakukan lagi sosialisasi atau pembinaan.

"Setelah itu kita akan lakukan sampling kembali. Hal ini untuk mengetahui apakah si pedagang ini masih menggunakan bahan berbahaya itu lagi atau enggak," jelasnya.

Setelah nantinya Pasar tersebut sekiranya aman, maka pihaknya menyerahkan pada petugas Pasar untuk mereka melakukan pengujian.

"Sementara BPOM melakukan sampling ke Pasar berikutnya. Dan jika pedagang di Pasar itu tidak menjual atau mengandung bahan-bahan berbahaya, maka kita tempel stiker dari BPOM yang menandakan pasar itu aman karena sudah kita intervensi," tandasnya. (*)