• Jumat, 08 November 2024

Ketua DPRD Sumarsono: Anggaran Terbatas, Pembangunan Jalan di Lampung Tengah Seolah-olah Tidak Ada

Senin, 01 Juli 2024 - 10.48 WIB
104

Ketua DPRD Kabupaten Lamteng, Sumarsono. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) tertinggal jauh dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Lampung. Kondisi ini membuat masyarakat setempat terus mengeluhkan jalan rusak. Ketua DPRD Kabupaten Lamteng, Sumarsono, menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur jalan di wilayahnya tertinggal karena panjangnya rentang jalan yang harus dibangun, sementara anggaran yang dimiliki sangat terbatas.

"Banyaknya jalan rusak di Lamteng karena Lamteng memiliki rentang jalan yang sangat panjang, bahkan paling panjang dibandingkan daerah lain di Provinsi Lampung, sementara anggaran yang dimiliki sangat terbatas," kata Sumarsono, pada Senin (1/7/2024).

Sumarsono menjelaskan bahwa ada Peraturan Menteri Keuangan yang menetapkan 20 persen APBD harus dialokasikan untuk sektor pendidikan, dan 10 persen untuk sektor kesehatan. Jika aturan ini tidak dilaksanakan, Dana Alokasi Umum (DAU) dari pemerintah pusat tidak akan dikirim. 

Nilai ABPD Kabupaten Lamteng cukup besar, mencapai Rp2,7 triliun, namun pendapatan asli daerahnya (PAD) hanya berkisar antara Rp235 miliar hingga Rp250 miliar. PAD inilah yang digunakan Pemda Lamteng untuk melakukan pembangunan, termasuk infrastruktur.

"67 persen APBD Lamteng habis dipakai untuk membayar gaji pegawai dan biaya operasional. APBD 2024 juga digunakan untuk membayar gaji P3K, padahal sebelumnya dijanjikan oleh pemerintah pusat bahwa gaji P3K akan ditanggung APBN, namun ternyata kini ditanggung APBD. Dan dana APBD juga digunakan untuk mendukung pelaksanaan Pilkada 2024 sebesar Rp90 miliar," jelasnya.

Dengan anggaran yang sangat terbatas tersebut, tidak heran jika pembangunan infrastruktur jalan seolah-olah tidak ada karena pembangunan jalan tidak bisa dicover dengan cepat.

Sumarsono juga berpesan kepada kontraktor agar melaksanakan pembangunan jalan di wilayah Lamteng dengan baik dan sesuai regulasi. Hal ini penting agar kualitas jalan baik dan bisa bertahan lama.

Sebelumnya diberitakan, masyarakat Kabupaten Lamteng mengeluhkan banyaknya jalan rusak di wilayah setempat. Bukannya menindaklanjuti keluhan warga, Bupati Lamteng Musa Ahmad justru diduga terlibat dalam jual beli proyek senilai miliaran rupiah.

Salah satu kerusakan jalan yang cukup parah terjadi di Kampung Trimulyo Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Lamteng. Sudah belasan tahun ruas jalan yang kini mirip kubangan kerbau saat turun hujan tersebut belum pernah diperbaiki.

Pantauan di lokasi pada Jumat (28/6/2024) menunjukkan bahwa setelah turun hujan, ruas jalan di Trimulyo Mataram dipenuhi genangan air. Bahkan, ada ruas jalan yang hampir seluruh badan jalannya tergenang air hujan sehingga pengendara roda dua sulit melintas.

Lunik (39), seorang warga Trimulyo Mataram, menyebutkan bahwa jalan rusak di kampung tersebut sudah berlangsung belasan tahun dan hingga kini belum ada perbaikan baik oleh pemda kabupaten, provinsi, maupun pemerintah pusat.

"Kerusakan jalan di Kampung Trimulyo Mataram terjadi sejak tahun 2007, dan sampai sekarang belum ada sama sekali perbaikan. Bahkan kini kondisinya semakin parah karena dipenuhi genangan air saat hujan," kata Lunik, pada Jumat (28/6/2024).

Lunik mengungkapkan bahwa jalan kabupaten tersebut menjadi akses utama warga untuk menuju lahan pertanian sekaligus menjadi penghubung menuju lokasi PT Great Giant Pineapple (GGP). Jalan rusak di Trimulyo mencapai panjang 5 kilometer (km) dan dipenuhi lubang, sehingga sangat berbahaya bagi pengendara roda dua yang melintas.

"Kami sudah sering mengeluh dan menyampaikan kepada pihak-pihak terkait dari Pemda Kabupaten Lampung Tengah. Namun sampai saat ini tidak ada tindakan apapun," tegasnya.

Saat musim hujan, lanjut dia, jalan yang dipenuhi genangan air kerap menyebabkan seragam anak-anak yang berangkat sekolah menjadi kotor terkena percikan air atau saat terjebak genangan air ketika naik motor.

Lunik berharap ada perhatian dan tindakan nyata dari Pemda Kabupaten Lampung Tengah. "Jangan hanya bisa mengumbar janji-janji saat kampanye tapi tidak pernah dibuktikan," pungkasnya. (*)