• Minggu, 29 September 2024

Mahasiswa Kritis Pemkot Metro Soal Pembangunan Infrastruktur dan Pendidikan

Senin, 24 Juni 2024 - 12.58 WIB
912

Ketua GMNI Kota Metro, Muhammad Dandi (kiri) dan Ketua KMHDI Kota Metro, Nengah Candra Irawan (kanan) saat dikonfirmasi awak media. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Sejumlah organisasi mahasiswa menyampaikan kritik Pemkot atas kebijakan pembangunan infrastruktur khususnya jalan di Kota Metro, Lampung. Mahasiswa menilai, klaim pembangunan atas jalan di Metro tidak sesuai harapan masyarakat.

Kritik tersebut diutarakan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Metro.

Ketua KMHDI Kota Metro, Nengah Candra Irawan menyebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro perlu melek dalam melihat kualitas pembangunan infrastruktur jalan di Bumi Sai Wawai.

"Kami melihat situasi yang ada di kota Metro baik dari infrastruktur maupun pembangunan pembangunan yang ada, pemerintah itu memang perlu lebih melek melihat itu," kata dia kepada Kupastuntas.co, Senin (24/6/2024).

"Per hari ini kalau kita analisa, Pemerintah Kurang melibatkan atau melihat isu-isu yang terjadi sehingga dorongan-dorongan dari berbagai lembaga itu tidak terserap ataupun tidak diakomodir oleh mereka," imbuhnya.

Pria yang akrab disapa Nengah itu berharap pemerintah dapat menerima kritik dan masukan pemuda dan mahasiswa dalam pengambilan kebijakan pembangunan.

"Harapan kami pemerintah Kota Metro bisa melibatkan Pemuda ataupun mahasiswa dalam pembangunan yang ada. Karena tidak bisa kita pungkiri bahwasanya ide dan gagasan Pemuda akan dipakai di masa depan," ucapnya.

"Pemerintah perlu melibatkan Pemuda dan mahasiswa dalam konteks pengambilan keputusan atas kebijakan yang akan dikeluarkan," sambungnya.

Ia menilai, Pemkot tidak peka terhadap harapan masyarakat. Arah pembangunan di Metro yang tidak berorientasi pada kepentingan masyarakat menjadi topik yang kerap diperbincangkan.

"Kalau kita lihat per hari ini, itu menjadi kritikan bagi saya terutama KMHDI yang memang kami melihat dari kepemimpinan di Kota Metro. Yang terjadi hari ini kurangnya keterlibatan Pemuda maupun mahasiswa," ungkapnya.

Ketua KMHDI Kota Metro tersebut juga menyoroti isu pendidikan dan sejumlah kegiatan yang tidak berdampak pada pembangunan Bumi Sai Wawai.

"Harapan saya semua elemen, OKP dan organisasi kemahasiswaan kemasyarakatan itu bisa terlibat dalam pembangunan baik infrastruktur, pendidikan dan apapun itu yang menjadi hal urgent untuk Kota Metro. Ini merupakan kritik yang serius bagi pemerintah hari ini," paparnya.

Dirinya berharap, pemimpin Kota Metro kedepannya dapat lebih sering turun ke lapangan untuk melihat fakta tentang harapan rakyat terhadap arah pembangunan.

"Besar harapan saya kepada Kota Metro, terutama calon pemimpin ke depan bisa lebih turun ke masyarakat dan melek melihat situasi kota metro. Karena kalau kita lihat persoalan Kota Metro hari ini masih banyak rakyat-rakyat miskin kota yang ada di pinggir jalan dan tidak ada akomodir oleh pemerintah," jelasnya.

Ia bahkan menilai jargon Kota Pendidikan yang tersemat di Kota Metro saat ini tidak mencerminkan Kota Pendidikan. Ia meminta Pemkot untuk intens turun ke lapangan menyerap aspirasi masyarakat.

"Sehingga yang selalu dikenal sebagai Kota Pendidikan ini justru tidak mencerminkan sebagai Kota Pendidikan. Itu karena kurangnya pengayoman dari pemerintah kepada masyarakat di bawah," bebernya.

"Harapan saya pemerintah dapat turun ke bawah dan melihat situasi yang ada sebenar-benarnya. Utamanya berkaitan dengan isu pembangunan khususnya infrastruktur jalan," pungkasnya.

Kritik senada diungkapkan Ketua GMNI Kota Metro, Muhammad Dandi. Ia menyampaikan catatan yang harusnya dapat ditindaklanjuti oleh Kepala Daerah.

"Catatan penting bagi kami GMNI, bagaimana yang memerintah Kota Metro hari ini kurang merespon terhadap kondisi-kondisi sekelilingnya termasuk mengenai isu-isu lingkungan maupun aspirasi-aspirasi daripada masyarakat khususnya yang aspirasikan juga kepada mahasiswa," terangnya.

Dirinya juga mengajak masyarakat untuk mendorong calon pemimpin yang memiliki karakter dan komitmen dalam membangun Bumi Sai Wawai. Masyarakat diharapkan dapat memilih sesuai dengan hati nurani dan tidak terpengaruh oleh praktik money politik.

"Kita harus memilih pemimpin yang berkarakter dan penuh dengan tanggungjawab, kemudian yang mampu mengayomi seluruh elemen masyarakat termasuk mahasiswa di dalamnya yang ada di kota Metro," tegasnya.

"Kami berharap pemimpin Metro ke depan dapat amanah kemudian memiliki pemikiran yang terbuka dan konsen terhadap isu-isu pembangunan," tandasnya.

Menyikapi kritik mahasiswa tersebut, hingga kini Pemerintah Kota (Pemkot) Metro belum dapat dikonfirmasi. Walikota dan Wakil Walikota Metro, Wahdi dan Qomaru Zaman sedang tidak berada di kantornya.

Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo belum dapat membeberkan secara rinci terkait realisasi pembangunan infrastruktur jalan di Bumi Sai Wawai.

"Nanti aja kalau itu, datanya aku belum hafal betul. Nanti sajalah," singkat Bangkit Haryo Utomo saat dikonfirmasi di kantornya. (*)