• Sabtu, 28 September 2024

Dishut Lampung Akan Rehabilitasi 60 Ribu Hektar Lahan di Luar Kawasan Hutan

Kamis, 20 Juni 2024 - 15.28 WIB
67

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Lampung pada tahun 2024 ini akan melakukan rehabilitasi lahan di luar kawasan hutan seluas 60 ribu hektare.

 

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan, jika rehabilitasi sendiri memiliki dua jenis yaitu rehabilitasi didalam dan diluar kawasan hutan.

 

"Rehabilitasi diluar kawasan itu menjadi kewenangan Pemprov Lampung dan didalam kawasan hutan menjadi kewenangan UPT KLHK dalam hal ini BPDAS Way Seputih - Way Sekampung," katanya saat dimintai keterangan, Kamis (20/6/2024).

 

Ia mengatakan jika sebelum nya rehabilitasi kawasan hutan dilakukan secara top down. Dimana bibitnya disediakan oleh pemerintah kemudian petani hanya dilibatkan dalam melakukan penanaman.

 

"Tapi banyak evaluasi yang dilakukan dan ternyata itu tidak memberikan keberhasilan cukup baik. Karena ikatan antar petani dengan tanaman sendiri kurang tulus karena mereka tidak dilibatkan secara langsung," katanya.

 

Sehingga saat ini petani akan dilibatkan secara aktif menjadi subjek dan petani juga akan ikut dilibatkan sejak merencanakan panen dan pemilihan bibit tanaman.

 

"Karena petani punya harapan untuk panen sehingga memilih bibit yang bagus dan dilakukan penanaman dengan baik dan dilakukan pemeliharaan sehingga akhirnya bisa panen. Dan ini sudah memperlihatkan berbagai kemajuan," tambahnya.

 

Sementara itu untuk pembagian bibitnya sendiri ialah berdasarkan usulan yang disampaikan oleh para Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

 

"Pembagian nya lewat usulan KPH, untuk tahun 2024 ini rencananya ada 60 ribu hektare yang akan direhabilitasi tapi untuk kegiatan nya biasanya di akhir tahun," tambahnya.

 

Sementara itu untuk jenis tanaman nya sendiri seperti pohon alpukat, durian, pete dan jengkol.

"Tanaman yang diminati oleh petani belakang ini adalah alpukat. Tapi kami dorong agar memilih jenis yang lain seperti durian, jengkol dan pete. Jadi tanaman yang menghasilkan buah, batangnya kita gunakan untuk memperkuat ekonomi dan buahnya untuk masyarakat," tutupnya. (*)