• Senin, 30 September 2024

Tangani Sampah di Metro Lampung, DLH Gelontorkan Rp 898 Juta per Tahun

Rabu, 08 Mei 2024 - 11.37 WIB
167

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro, Ardah, saat dikonfirmasi, Rabu (8/5/2024). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Banyaknya titik tumpukan sampah yang dibuang sembarangan oleh masyarakat tidak bertanggungjawab, menjadi persoalan yang tak kunjung tuntas di Kota Metro.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Metro mengaku hanya mendapatkan jatah anggaran sebesar Rp898 Juta per tahun, yang dikhususkan bagi program pengelolaan dan penanganan sampah di Kota setempat.

Kepala DLH Kota Metro, Ardah mengungkapkan, anggaran ratusan juta untuk program pengelolaan dan penanganan sampah di Metro itu meliputi operasional sarana dan prasarana persampahan.

"Kalau untuk anggaran penanganan sampah secara keseluruhan itu di luar daripada gaji dan insentif tim oranye, itu ada sekitar Rp898 Juta. Itu khusus untuk program pengelolaan dan penanganan sampah, bukan termasuk gaji dan lain sebagainya," kata Ardah, saat dikonfirmasi, Rabu (8/5/2024).

Selain soal anggaran penanganan sampah di Metro, Ardah juga mengungkapkan jumlah pasukan oranye yang menangani persoalan sampah dengan keterbatasan sarana dan prasarana.

"Kita punya petugas di Kota Metro ini yang kita sebut dengan tim orange sekitar 180 orang. Mereka ini berperan aktif untuk membersihkan Kota Metro baik yang nyapu, pengangkutan, dan pengelolaan," ungkapnya.

"Kalau kita bilang cukup, semakin berkembangnya pertumbuhan manusia maka otomatis sampah akan semakin banyak dan itu sudah dipastikan tidak cukup. Tapi kita selalu mengupayakan untuk memaksimalkan sarana prasarana yang memang sudah ada saat ini," imbuhnya.

Ia berharap, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro dapat menggelontorkan penambahan anggaran Sarpras pengelolaan dan penanganan sampah di Bumi Sai Wawai.

"Kedepannya kita Tetap berharap mudah-mudahan saja untuk sarpras itu akan ada penambahan kembali sehingga kita bisa lebih maksimal lagi melayani masyarakat dalam pengangkutan sampah. Yang paling mendesak dan diperlukan dalam pengangkutan sampah adalah dump truk, karena kalau untuk mencukupi itu perkiraan yang kita butuhkan adalah 6 sampai dengan 7 truk lagi," ujarnya.

Selain itu, Ardah juga mengungkapkan terjadinya peningkatan volume sampah tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 di bulan yang sama.

"Untuk tahun 2023 volume sampah di kota Metro 38,5 Ribu ton per tahun. Kalau di tahun 2024 ini ada peningkatan selama bulan puasa dan lebaran, peningkatannya sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jadi kalau kita hitung mulai Januari sampai dengan di bulan April, sudah ada peningkatan sekitar 20 persen," terangnya.

Kepala DLH Kota Metro mengungkapkan bahwa terdapat tiga Kecamatan yang menjadi penyumbang sampah terbanyak di Kota Metro.

"Tidak bisa dipungkiri kalau itu karena sudah kelihatan nyata sampah terbesar berasal dari pusat Kota. Ada di Metro Pusat, Kecamatan Metro Timur dan Kecamatan Metro Barat. Karena di sana di samping padat penduduknya juga banyak pelaku-pelaku usaha," jelasnya.

"Tapi alhamdulillah walaupun tiga Kecamatan tersebut sebagai penyumbang sampah terbanyak, namun semuanya bisa kita atasi. Untuk sampahnya yang mendominasi itu adalah sampah organik," imbuhnya.

Di Metro, sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga masih mendominasi. Hal tersebut lantaran sampah non organik diklaim sudah terkelola dengan baik di Metro.

"Untuk jenis sampahnya paling banyak itu adalah sampah organik ya, kalau untuk sampah non organik kan sudah kita kelola. Masyarakat juga sekarang sudah semakin pintar, sampah-sampah non organik itu mereka sudah bawa ke bank sampah dan mereka jual di lapak-lapak juga," kata dia lagi.

Dirinya juga mengajak masyarakat untuk memulai pilah sampah dari rumah. Hal tersebut sebagai upaya efektivitas penanganan sampah dan pendapatan baru bagi warga.

"Kita dinas lingkungan hidup bersama masyarakat terus berupaya melakukan edukasi dan sosialisasi agar masyarakat tidak menyumbangkan banyak sampah yang bakal berakhir di TPAS. Karena kita tahu TPAS kita saat ini usianya sudah sangat tua dan sudah semakin padat, sehingga kita berupaya bersama-sama masyarakat untuk mengelola dan memilah sampah dari sumbernya," bebernya.

"Sampah itu bisa menghasilkan berkah dan uang jika dikelola dengan baik. Itu yang saat ini sudah kami galakkan ke masyarakat. Kita juga bekerja sama dengan bank-bank sampah yang ada di kota Metro serta bisa membantu kita dalam pengelolaan dan penanganan sampah di kota Metro," tandasnya.

Berdasarkan data DLH yang dihimpun Kupastuntas.co, program pengelolaan dan penanganan sampah di kota Metro tersebut menangani rata-rata 100 ton per hari. Sampah-sampah tersebut berasal dari 178 Ribu lebih jumlah penduduk di Metro.

Sementara itu sampah tersebut berakhir di kawasan TPAS Karangrejo, Kecamatan Metro Utara yang memiliki total luas 14 hektar. Yang mana 7 hektar diantaranya difungsikan sebagai TPAS termasuk 2,7 hektar di dalam TPAS difungsikan sebagai landfill. (*)