• Selasa, 07 Mei 2024

Petani di Yosodadi Metro Gagal Tanam, DPRD Harap Pemkot Beri Bantuan

Jumat, 26 April 2024 - 11.32 WIB
205

Wakil Ketua I DPRD Kota Metro, Basuki saat dimintai keterangan. Jumat, (26/4/2024). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro mengharapkan Pemerintah Kota (Pemkot) setempat dapat memberikan bantuan kepada petani di Bumi Sai Wawai yang mengalami gagal tanam.

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua I DPRD Kota Metro, Basuki. Ia mengaku telah mendapatkan laporan dari masyarakat petani terkait kondisi tersebut sejak dua hari lalu.

"Kami juga sudah mendapatkan banyak informasi dari masyarakat khususnya para petani serta kelompok -kelompok tani yang ada di Kota Metro. Kemarin juga saya sudah ketemu dan mereka banyak yang mengeluhkan hal itu," kata Basuki saat dimintai keterangan, Jum'at (26/4/2024).

Basuki menjelaskan, petani di Metro yang melakukan penanaman padi pada musim tanam gadu tersebut lantaran adanya ketersediaan air yang cukup.

"Sebenarnya bulan ini kan tanam gadu, karena banyak hujan dan dibukanya air sehingga petani berani untuk menanam padi," jelasnya.

Sebulan setelah menanam, para petani mengalami kerugian lantaran padi yang ditanam mati. Untuk itu, DPRD mendorong Pemkot turun tangan mengatasi masalah pertanian tersebut.

"Jadi bulan ini mereka menanam padi kemudian setelah ditanam tidak tahunya ambles. Ini disebabkan oleh apa, kami kurang paham. Kami harapkan perhatian dari pemerintah kota metro dalam hal ini leading sektornya ada di dinas pertanian," ujarnya.

"Melalui PPL-nya bagaimana hal ini bisa diatasi, seperti apa pembinaan ataupun supportnya atau mungkin bantuan apa yang bisa diberikan oleh para petani yang memang gagal tanam ini," imbuhnya.

Pemkot diharapkan dapat membantu petani agar bisa melakukan penanaman padi ulang. Tak hanya itu, pendampingan dari Dinas terkait juga dibutuhkan untuk memastikan padi yang ditanam dapat tumbuh hingga panen.

"Kami berharap pemerintah turun tangan, harus benar-benar bisa menyampaikan kepada para petani dan memberikan bantuan terkait dengan gagal tanam ini. Sehingga para petani di Metro bisa melakukan penanaman kembali," paparnya.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu juga meminta masyarakat petani untuk bersabar. DPRD berkomitmen untuk terus mendorong Pemkot agar bersedia memberikan bantuan.

"Kami dari DPRD kota metro menyampaikan kepada para petani yang mengalami hal seperti ini mohon sabar, kami akan terus berupaya untuk melakukan komunikasi ke dinas pertanian dan menyonding walikota agar dapat sekiranya bisa membantu para petani yang mengalami gagal tanam," bebernya.

"Karena kan petani memiliki asuransi yang memang perlu disampaikan kepada para petani, tentunya itu agar para petani bisa menanam kembali. Yang intinya sekecil apapun bantuan dari pemerintah itu sangat diharapkan oleh para petani yang hari ini mengalami gagal tanam," tandasnya. 

Diketahui, berdasarkan keterangan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro terdapat hampir 100 hektare lahan persawahan yang telah ditanami padi terancam gagal tanam.

Kondisi itu terjadi merata di hampir seluruh areal persawahan se Kota Metro. Petani di Yosodadi menyebut bahwa matinya tanaman padi akibat dari serangan penyakit blas.

penyakit blas pada tanaman padi adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae. Ciri penyakit ini dapat dilihat dari gejala khasnya, blas daun berbentuk belah ketupat dan bercak daun pada tanaman padi yang disebabkan oleh cendawan.

Penyakit ini dapat ditemukan pada beberapa bagian tanaman padi seperti daun, leher daun, batang, malai dan biji. Selain itu, penyakit blas biasanya menyerang pada semua fase pertumbuhan tanaman padi mulai dari persemaian sampai menjelang panen. 

Jika serangan blas berkembang menjadi teklik atau patah leher bisa menyebabkan berkurangnya produksi. Cara untuk mengendalikan penyakit Blas ini yakni dengan menggunakan paenibacillus polymyxa dengan dosis 5 cc per liter air. 

Sementara itu, Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno menyebut bahwa puluhan hektare tanaman padi yang mati tersebut disebabkan oleh penggerek batang atau dengan nama latin Scirpophaga innotata. Hama ini menyerang padi mulai dari persemaian, fase vegetatif, fase generatif hingga menjelang panen. (*)