• Senin, 30 September 2024

Perang Sarung Kian Marak, Pemkot Metro Bersama Tim Gabungan Sisir Tempat Nongkrong dan Lapo Tuak

Kamis, 21 Maret 2024 - 08.28 WIB
1k

Puluhan petugas gabungan saat melakukan penyisiran di wilayah Kecamatan Metro Utara. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Aksi tawuran remaja dengan bersenjatakan sarung yang telah dimodifikasi sedemikian rupa alias perang sarung menjadi fenomena yang kini sedang viral di Provinsi Lampung, termasuk di Kota Metro.

Pemerintah Kota (Pemkot) Metro bahkan sampai turun gunung memimpin operasi pencegahan perang sarung. Tak tanggung-tanggung, ratusan personil gabungan disiagakan untuk mengantisipasi pecahnya tawuran dengan sarung di Metro Lampung.

Ratusan personil yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Satpol-PP, Perangkat Pemerintah tingkat Kota hingga Kelurahan bahkan anggota Linmas digerakkan oleh Pemkot Metro untuk intens melakukan razia di malam hari.

Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo memimpin langsung razia tersebut. Hasilnya sebanyak tujuh remaja yang diduga hendak melakukan tindakan kriminalitas diamankan petugas.

"Hari ini kita bergerak untuk monitoring dan evaluasi terkait dengan maraknya tawuran menggunakan sarung, ini beberapa sudah terjadi dan hari ini yang kedua, kemarin yang pertama kita lakukan di Mulyojati, Kecamatan Metro Barat, dan malam ini di Kecamatan Metro Utara," kata Bangkit saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, Kamis (21/3/2024) dini hari.

Tim Gabungan tak hanya menyasar tongkrongan pemuda, Lapo Tuak dan tempat-tempat yang dicurigai sebagai lokasi remaja menyusun rencana jahatnya juga tak luput dari sergapan petugas.

Ironisnya, para remaja yang diduga terlibat aksi tawuran alias perang sarung didominasi oleh pelajar setingkat SMP. Hal tersebut menjadi catatan khusus bagi Pemkot Metro untuk serius mengurus persoalan itu agar dapat diputus.

Dari pantauan Kupastuntas.co pada Rabu (20/3/2024) malam hingga Kamis (21/3/2024) dini hari, petugas gabungan melakukan penyisiran ke setiap sudut Kecamatan Metro Utara.

Bangkit menyebut, razia yang dilakukan merupakan langkah pemerintah dalam menekan angka kenakalan remaja di Metro serta mengantisipasi tindakan kriminal yang dilakukan pelajar.

"Harapannya adalah bisa mengurangi kenakalan remaja. Fenomena ini sudah dimulai dari anak-anak SMP, dan itu sudah kita temukan. Hari ini kita cek di lapangan dan dalam kenyataannya masih ada anak-anak yang masih sekolah, mereka berkumpul sampai dengan malam hari," ucapnya.

"Kemudian dibuktikan juga mereka membawa kendaraan dari rumah tanpa surat-surat. Tadi sudah dikumpulkan di Kecamatan Metro Utara dan orang tuanya sudah dipanggil, Alhamdulillah surat-suratnya tadi ditunjukkan ada semua," sambungnya.

Razia yang digelar dengan melibatkan ratusan petugas gabungan itu sebagai upaya pencegahan aksi perang sarung. Razia dan patroli malam itu bakal dilakukan secara rutin.

"Ini kita lakukan untuk mengantisipasi kerawanan di tingkat anak-anak yang sekarang ini fenomenanya sudah mengarah ke tawuran. Dan hari ini kami melakukan pencegahan untuk membuat shock terapi bagi mereka sehingga mudah-mudahan peristiwa-peristiwa kenakalan remaja ini dapat berkurang," jelas Sekda.

"Ini kita libatkan Linmas yang satu kelurahan nya itu ada 10 orang, jadi semuanya 40 orang. Kemudian belum lagi gabungan TNI, Polri, Satpol-PP dan perangkat Kecamatan hingga Kelurahan, tentunya ini akan kita lakukan secara terus-menerus," imbuhnya.

Selain dengan razia, upaya yang juga bakal dilakukan Pemkot Metro ialah mengumpulkan seluruh Kepala sekolah dan memberikan peringatan antisipasi kenakalan pelajar.

"Selanjutnya hari Kamis ini tim dari Polres dan dinas sosial akan mengadakan sosialisasi terkait dengan pencegahan kenakalan remaja yang kita undang dulu adalah para Kepala sekolahnya. Semua kita kumpulkan di dinas pendidikan," terangnya.

Tak hanya itu, seluruh orangtua yang anaknya terlibat dalam aksi tawuran maupun kriminal lainnya bakal dihadirkan oleh Pemkot Metro.

"Yang kedua nantinya akan kita undang orang tua yang mempunyai anak-anak bermasalah. Semua data-data ada di Polres dan di dinas pendidikan, nantinya akan kita panggil orang tuanya," ungkapnya.

Pemkot Metro juga bakal menghadirkan psikolog untuk memberikan pengertian kepada para pelajar yang melakukan tawuran dan kriminalitas agar tidak kembali melakukan hal serupa.

"Kemudian yang ketiga, nantinya anak-anak yang bermasalah itu akan kita kumpulkan dan kita undang psikolog serta narasumber dari Polres untuk memberikan pengertian kepada mereka tentang apa yang sudah mereka lakukan itu adalah keliru," jelas Bangkit.

"Inilah langkah kami melakukan monitoring di lapangan kemudian ditindaklanjuti dengan guru dan orang tua yang akan dihadirkan," tambahnya.

Selain itu, Sekda Kota Metro juga mengapresiasi hadirnya personil Curanmor Respon Tim (CRT) yang telah mengurangi angka kejahatan jalanan yang mana pelakunya merupakan para pelajar.

"Jadi ini program dari Kapolres Kota Metro membentuk tim CRT, yang mana tugasnya adalah selama bulan Ramadan ini dan mudah-mudahan bisa diperpanjang lagi dan didefinitifkan, ini yang membuat Metro sekarang sudah mulai aman," paparnya.

"Dengan adanya tim ini terus sudah aman, dibuktikan dengan kemarin pada hari pertama kita mendapatkan sekitar 12 anak-anak yang sudah siap tempur dengan sarungnya. Kemarin kita tangkap dan sudah dibawa ke Polres, tim ini sangat efektif sekali," sambungnya.

Bangkit Haryo Utomo mengimbau agar seluruh masyarakat dapat memperhatikan pergaulan buah hatinya serta memastikan anak di Metro berada di rumah ketika telah masuk pukul 22.00 WIB.

"Khusus bagi pelajar kita imbau agar orang tuanya memperhatikan anak-anaknya, sampai jam 22.00 WIB  sudah di rumah," tandasnya.

Dari catatan kupastuntas.co, di Kota Metro telah terjadi dua aksi perang sarung yang berhasil digagalkan oleh aparat Kepolisian Resort Metro. Tercatat sebanyak puluhan remaja dengan belasan barang bukti sarung modifikasi berhasil diamankan Polisi. (*)