• Sabtu, 02 November 2024

Tumbuhan Endemik Terancam Punah, Desa Bedudu Lambar Berhasil Kembangkan Bibit Durian Tumi

Kamis, 07 Maret 2024 - 16.59 WIB
1.1k

Peratin (Kepala Desa) Pekon Bedudu, Alexander Metias saat melakukan penanaman bibit Durian Tumi yang menjadi tumbuhan endemik Lampung Barat yang terancam punah di KRL, Kamis (7/3/2024). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kabupaten Lampung Barat memiliki banyak sekali tumbuhan endemik yang menjadi ciri khas Bumi Beguai Jejama Sai Betik. Namun, populasinya kini terancam punah dan sangat jarang ditemukan, salah satunya jenis tumbuhan buah Durian Tumi.

Durian Tumi merupakan tumbuhan endemik asli Lampung Barat yang sudah ada sejak jaman nenek moyang, saat ini sudah sangat jarang ditemukan tumbuhan durian jenis itu, hanya beberapa daerah yang masih punya itupun tak banyak.

Sekilas Durian Tumi sama seperti jenis durian lain, namun jika ditelusuri spesifik ada perbedaan yang bisa ditemukan pada jenis durian asli Bumi Sekala Bekhak Itu, beberapa wilayah pun saat ini mulai berani mengembangkan jenis durian tersebut.

Salah satu wilayah yang berhasil mengembangkan jenis buah Durian Tumi tersebut yakni Pekon (Desa) Bedudu, Kecamatan Belalau. Masyrakat berhasil mengembangkan jenis tumbuhan buah itu dengan bekerjasama dengan Rainforest Alliance.

Peratin (Kepala Desa) Bedudu, Alexander Metias mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Rainforest Alliance untuk mengembangkan berbagai macam tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat setempat.

Ia mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan Rainforest Alliance dalam mengembangkan berbagai jenis tumbuhan langka sejak tiga tahun silam, tahun ini sudah memasuki tahun keempat kerjasama mereka dengan Rainforest Alliance.

"Kita berkolaborasi mengembangkan dan melakukan upaya peremajaan terhadap bibit-bibit tumbuhan atau tanaman endemik asli Lampung Barat yang terbilang langka," kata Alexander kepada wartawan, Kamis (7/3/2024).

Alex menambahkan, dalam melakukan pengembangan berbagai jenis bibit tumbuhan itu masyarakat menyediakan lahan khusus tempat percontohan pembibitan, Rainforest Alliance banyak memberi edukasi masyarakat.

"Masyarakat diajarkan bagaimana melakukan pembibitan, mulai dari proses semai hingga proses tanam bahkan hingga tanaman bisa berbuah, masyarakat berhasil mengembangkan berbagai tumbuhan endemik Lampung Barat," ujarnya.

Alex menuturkan, salah satu kelebihan pekon Bedudu yang dilirik Rainforest Alliance sebagai tempat pengembangan bibit tumbuhan karena masih adanya hutan adat yang memiliki banyak sekali tumbuhan endemik.

Sehingga untuk menjaga kelestarian hutan adat dan seluruh tumbuhan endemik di dalamnya dilakukan pengembangan berbasis edukasi bagi masyarakat setempat sejak tahun 2020 lalu hingga sekarang.

"Alhamdulilah tahun ini bisa bersama-sama pemerintah Kabupaten Lampung Barat berkolaborasi dengan seluruh stakholder terkait untuk menanam bibit hasil pengembamgan masyarakat kita di KRL sebagai wilayah konservasi," paparnya.

Ada beberapa jenis tumbuhan endemik yang berhasil dikembangkan, yakni Durian Tumi, Pala, Jengkol, Jaling, Gaharu, Pinang, Petai dan Salam. Namun yang menjadi salah satu fokus pengembangan mereka adalah Durian Tumi.

"Karena memang tumbuhan ini sudah sangat langka hanya beberapa daerah saja yang memiliki pohon Durian Tumi itu pun tidak banyak, Durian Tumi memiliki ciri khas dibanding buah durian jenis lain," jelasnya.

Ia menjelaskan, Durian Tumi memiliki karakteristik rasa yang berbeda dengan durian lain, rasa Durian Tumi cenderung pekat dan memiliki warna keemasan, ukuran buahnya besar tetapi populasinya kini semakin sedikit dan hampir punah.

Sehingga, dilakukan pengembangan dan peremajaan agar masyarakat bisa kembali melakukan pembibitan dan bisa menanam kembali jenis Durian Tumi agar bisa membantu masyarakat meningkatkan perekonomian.

"Untuk menjaga kelestarian tanaman endemik Lampung Barat agar tetap bisa dinikmati anak cucu kedepan, sehingga kita berharap kolaborasi kita kedepan terus berjalan dan makin banyak tumbuhan endemik yang kita kembangkan," tandasnya. (*)

Editor :