Dua Kasus Kebakaran Terjadi di Lambar, Kerugian Capai Rp 55 Juta
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) mencatat sejak Januari-Februari 2024 telah terjadi dua kasus kebakaran yang tersebar di dua Kecamatan, kerugianmencapai Rp55 Juta.
Kepala Satpol-PP Damkar Lampung Barat Haiza Rinsa, melaui Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Yudi Harianto mengatakan, peristiwa kebakaran tersebut terjadi pada Februari lalu, di Kecamatan Sumber Jaya dan Sukau.
"Untuk di Kecamatan Sumber Jaya kejadian nya di Pekon (Desa) Sukajaya, peristiwa tersebut terjadi pada 10 Februari lalu, sekitar pukul 04.33 WIB, rumah yang terbakar milik warga bernama Sarwo Edi," kata dia, Selasa (5/3/2024).
Saat kejadian, warga yang melihat kebakaran itu langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran, petugas tiba dilokasi sekitar pukul 05.10 WIB. Jarak tempuh yang cukup jauh menjadi salah satu kendala petugas.
Setelah tiba di lokasi petugas langsung upaya memadamkan dibantu sejumlah masyarakat setempat, tak berselang lama api berhasil dipadamkan, beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu namun kerugian capai Rp50 juta.
Kemudian peristiwa kebakaran kedua terjadi di Pekon Kunyaian Tapak Siring, Kecamatan Sukau, pemilik rumah betna Busoiri. Mengetahui insiden tersebut pemilik rumah langsung menghubungi petugas pemadam kebakaran.
Dalam peristiwa tersebut juga tidak ada korban jiwa, namun kerugian materil mencapai Rp5 juta karena beberapa bagian rumah ludes terbakar. Peristiwa tersebut terjadi pada Selasa 20 Februari 2024 lalu.
"Sehingga total ada dua kasus kebakaran yang terjadi selama Januari-Februari 2024 dengan total kerugian mencapai Rp55 juta, kita tetap mengimbau masyarakat agar selalu berhati-hati agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkasnya.
Sebelumnya, pihaknya mencatat terjadi 53 kasus kebakaran selama tahun 2023, kerugian capai Rp1,5 miliar peristiwa kebakaran yang terjadi selama 2023 didominasi kebakaran hutan dan lahan karhutla (Karhutla).
"Karhutla kita mencatat ada 30 kasus kebakaran yang terjadi, sedangkan rumah ada 22 kasus kebakaran dan satu kasus lain nya yaitu kebakaran sebuah kendaraan," kata dia.
Ia menambahkan, ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus kebakaran di Bumi Sekala Bekhak, namun faktor paling mendominasi adalah karena pengaruh korsleting listrik dari sambungan instalasi listrik yang di pasang.
"Karena memang mayoritas kasus yang kita tangani penyebab nya karena korsleting listrik itu yang paling sering terjadi, karena kita juga kadang tidak menyadari jika ada korlseting listrik dirumah kita dan tiba-tiba api membesar," imbuhnya.
Sedangkan pada Karhutla ada beberapa faktor lain yakni karena adanya human eror atau kelalaian manusia dengan membakar sampah ataupun ranting kering tanpa memperhatikan kondisi lingkungan yang terbuka.
"Sehingga api bekas membakar sampah itu menjalar ke bagian lahan yang mudah terbakar dan menyebabkan kebakaran. Namun kita bersyukur peristiwa kebakaran bisa kita tangani dengan kerjasama tim dan masyarakat," ujarnya.
Puluhan peristiwa kebakaran yang terjadi kata Ruspel membuat masyarakat mengalami kerugian materil bahkan menyebabkan timbulnya korban luka. Bahkan kerugian materil yang disebabkan kebakaran itu ditaksir mencapai Rp1,5 miliar. (*)
Berita Lainnya
-
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Menggali Akar Budaya, Parosil Mabsus Siap Luncurkan Program Pendidikan Inovatif untuk Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024