• Sabtu, 02 November 2024

TNBBS Sebut Sejumlah Faktor Penyebab Serangan Harimau Terhadap Manusia di Suoh dan BNS

Minggu, 25 Februari 2024 - 18.39 WIB
2.7k

TNBBS Sebut Sejumlah Faktor Penyebab Serangan Harimau Terhadap Manusia di Suoh dan BNS. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menyebut beberapa faktor penyebab terjadinya konflik antara manusia dan binatang buas khususnya harimau sumatera yang terjadi di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh, Kabupaten Lampung Barat.

Hal itu disampaikan Kasat Polhut BBTNBBS, Sadatin menanggapi insiden mengenaskan yang dialami warga Pekon (Desa) Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Sahri yang tewas diserang harimau sumatera beberapa hari lalu.

Ia menjelasksn, konflik yang terjadi antara manusia dan harimau bisa disebabkan beberapa faktor, diantaranya karena adanya aktivitas perburuan dan pembukaan lahan di kawasan hutan lindung khususnya di TNBBS.

"Kita lebih intens melakukan patroli perlindungan satwa, sekarang hampir tiap hari kita mendapat alat jerat yang di pasang baik berupa tambang atau nilon untuk menangkap satwa didalam hutan lindung," kata dia, Minggu (25/2/2024).

Ia menuturkan, persoalan perburuan liar itu juga berkaitan dengan aktivitas harimau yang bisa berburu keluar dari habitatnya, sebab jumlah populasi mangsanya di alam liar semakin hari semakin berkurang karena perburuan liar.

"Kita hubungkan dengan hasil-hasil yang kita dapatkan di lapangan saat patroli terkait jerat yang masih banyak. Ini memang perlu edukasi ke masyarakat. Ini menjadi evaluasi bagi kita semua, kenapa ini bisa terjadi," imbuhnya.

Selain itu faktor perburuan liar, ia juga menambahkan jika ada faktor lain yang juga mempengaruhi yakni adanya aktivitas pembukaan lahan yang dilakukan manusia. Menurutnya hal tersebut bisa mempengaruhi satwa di dalamnya.

"Selama ini di alam bebas dia masih sering berhubungan dengan satwa mangsanya tapi dengan adanya bukaan lahan, aktivitas manusia masih ada di situ, tentunya karena hal itu dia bisa berubah tingkah lakunya," terangnya.

Sementara Dokter TNBBS, Erni Suyanti mengatakan, kondisi di sekitar perkebunan warga yang didominasi oleh semak belukar juga menjadi potensi terjadinya konflik. Sebab bisa menjadi lokasi persembunyian binatang buas.

"Dari hasil cek lapangan, karena ini juga berhubungan dengan lokasi, lokasi itu memang semak belukarnya rimbun. Jadi kalo bepergian sendiri tentu ada potensi konflik terjadi dalam kondisi lingkungan yang mendukung," singkatnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang warga Desa Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) bernama Sahri tewas diserang harimau saat sedang berada di kebun miliknya, peristiwa naas tersebut terjadi pada Rabu (21/2/2024).

Saat ditemukan jenazah dalam kondisi tubuh sudah tidak utuh paha kanan sudah tidak ditemukan dan bekas taring di bagian leher dan di temukan tapak harimau. Setelah ditemukan korban langsung dievakuasi ke rumah korban.

Tim gabungan dari anggota TNI Polri, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Mitra WCS, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, Kecamatan hingga Pekon (Desa) dan masyarakat membentuk tim evakuasi harimau sumatera.

Hal itu dilakukan menindaklanjuti peristiwa yang menimpa warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, yang tewas mengenaskan karena serangan harimau sumatera. Pihaknya membentuk sejumlah tim melakukan evakuasi terhadap hewan buas yang meresahkan warga itu.

Kapolres Lampung Barat AKBP Ryky Widya Muharam mengatakan petugas gabungan telah melakukan rembuk terkait rencana evakuasi harimau sumatera di rumah Peratin (Kepala Desa) Bumi Hantatai bernama Sahrudin, terdapat beberapa langkah yang diambil upaya evakuasi harimau.

"Berdasarkan hasil pertemuan tersebut disepakati bahwa pemerintah Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) segera membuat surat himbauan ke masyarakat yang memiliki kebun di sekitar TNBBS jangan melakukan aktivitas sementara waktu," kata dia.

Kemudian pihak BKSDA, BBTNBBS dibantu Kodim 0422/LB dan jajaran Polres Lampung Barat membentuk tim khusus untuk melakukan pemasangan kandang jebakan yang dibawa oleh BKSDA seksi lll Lampung untuk menangkap dan evakuasi harimau dari wilayah setempat.

Selain membentuk tim pemasangan, mereka pihaknya juga membentuk tim untuk memantau keberadaan harimau memastikan hewan buas tersebut bisa masuk kandang jebakan yang telah dipasang agar evakuasi terhadap harimau bisa berjalan maksimal.

"Kita juga telah membentuk tim pendukung guna memaksimalkan keberhasilan evakuasi harimau yang telah menyerang warga tersebut, sehingga kita berharap langkah yang telah kita buat bersama tim gabungan bisa membuahkan hasil yang maksimal," pungkasnya. (*)