• Selasa, 01 Oktober 2024

Rawan Banjir, Pemkot Metro Akan Bangun Jalur Air dan Kolam Retensi di Hadimulyo Barat

Jumat, 23 Februari 2024 - 15.25 WIB
488

Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo (Topi Merah) saat diwawancarai setelah melakukan peninjauan saluran air di RT 18 RW 04 Kelurahan Hadimulyo Barat yang rawan banjir. Jumat, (23/2/2024). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Usai peristiwa banjir yang menerjang sejumlah titik di Kelurahan Hadimulyo Barat, Kecamatan Metro Pusat, Pemerintah Kota (Pemkot) Metro langsung terjun melakukan pengecekan.

Pemkot Metro berencana membangun jalur air dan kolam retensi di wilayah rawan banjir tersebut. Hal itu diungkapkan Sekertaris Daerah (Sekda) Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, usai melakukan peninjauan, Jum'at (23/4/2024).

Sekda Kota Metro, Bangkit Haryo Utomo mengatakan, bahwa Pemkot bakal melakukan perbaikan jalur air yang ada di RT 18 RW 04 Kelurahan Hadimulyo Barat.

"Hari ini berbarengan dengan hari peduli sampah nasional, kita fokuskan di hadimulyo barat di RW 04 RT 18. Yang intinya, ayo sekarang kita bergotong-royong untuk bisa membersihkan sampah-sampah di lingkungan rumah masing-masing dan khususnya sampah plastik bisa daur ulang kembali," kata Bangkit kepada awak media.

"Selain kita Jumat bersih bersama-sama, kita juga cek lokasi yang kemarin ada banjir. Sudah ada titik temu bagaimana nanti penyelesaiannya, menurut informasi dari Pak RW ini nanti harus dipecah pembagian airnya," sambungnya.

Ia menyampaikan, jalur air yang rencananya akan dibangun tersebut bakal melintasi Jalan Imam Bonjol dan berakhir di anak sungai Way Bunut.

"Yang langsung menuju Jalan Imam Bonjol, dan nanti akan disalurkan ke anak sungai Bunut. Itu pemecahan yang sedang kita kaji," ujarnya.

Ia mengungkapkan, pembangunan jalur air akan segera direncanakan dan dilakukan pengkajian ulang terkait dengan jalur air mengalir.

"Kemudian PU juga hadir dan tadi sudah berdiskusi, ini bisa dengan kemungkinan nanti saluran ini ditutup untuk kemudian disalurkan ke Jalan Imam Bonjol lalu dibuang ke Lukman tanjung dan berakhir di anak sungai bunut. Itu pemecahan yang harus segera diselesaikan," jelasnya.

Bangkit juga mengaku, bahwa realisasi pembangunan bakal dimulai tahun ini dengan menggunakan anggaran rutin. Pihaknya menargetkan, proyek itu bakal dirampungkan tahun 2025.

"Itu sedang dihitung, nanti kalau memang bisa menggunakan dana rutin di 2024 maka kita gunakan, tapi kalau belum nanti misalnya pemecahannya dulu setengah mana yang bisa dilaksanakan menggunakan rutin. Dipastikan 2025 akan terbangun," tuturnya.

Tak hanya itu, guna mengantisipasi ancaman Banjir yang lebih besar di Metro Pusat, Pemkot berencana melakukan barter tanah alias tukar guling dengan organisasi keagamaan.

"Yang pertama dan penting kita pendekatan dengan PBNU, PBNU punya lahan di situ dan bisa kita fungsikan untuk membuat kolam retensi atau kolam penampungan. Itu lokasinya berada di Kelurahan Hadimulyo Barat," jelasnya.

Hingga kini, Pemkot Metro masih menunggu surat balasan terkait rencana tukar guling dengan aset Nahdatul Ulama (NU) tersebut.

"Untuk surat sudah kita sampaikan ke PBNU, dan PBNU cabang Metro mau memberikan dan menunggu dari PBNU pusat. Nantinya akan kita tukar dengan tanah Pemerintah Kota Metro, itu solusinya tanah dari PBNU itulah yang akan kita gunakan untuk menampung air dari Hadimulyo Barat," terangnya.

Meskipun begitu, ia mengaku, bahwa Pemkot akan tetap melakukan pengkajian terkait dengan rencana tukar guling aset tanah itu.

"Kita akan pelajari dulu tukar menukar guling itu karena ini sangat penting sekali, itu sudah mengizinkan untuk diberikan ke kota Metro," bebernya.

Ia menilai, jika embung alias kolam retensi nantinya dapat terbangun di wilayah Hadimulyo Barat, maka diperkirakan dapat mengurangi ancaman banjir hingga 70 persen.

"Itu sangat efektif untuk menanggulangi banjir, karena itu akan dibuat bendungan nanti di sana. Itu bisa dapat mengurangi banjir dengan presentase 60 sampai 70 persen," paparnya.

"Jadi kita tinggal tunggu pertukaran dulu, selesai urusan antar hibah itu ke depan bisa kita laksanakan. mudah-mudahan 2025 bisa terealisasi," tandasnya. (*)

Editor :