• Selasa, 01 Oktober 2024

Puluhan Warga Metro Terjangkit DBD, Terbanyak di Kecamatan Yosomulyo

Selasa, 20 Februari 2024 - 12.43 WIB
165

Kepala Dinas Kesehatan Kota, Eko Hendro Saputra saat diwawancarai di kantornya. Selasa, (20/2/2024). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Sepanjang awal Januari hingga pertengahan Februari 2024, sebanyak 25 warga Kota Metro terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kasus DBD terbanyak muncul di Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Metro, Eko Hendro Saputra menerangkan bahwa kasus DBD muncul saat memasuki musim penghujan.

"Memasuki musim penghujan di awal 2024 ini, tercatat sebanyak 25 kasus demam berdarah terjadi di Kota Metro. Di bulan Januari ada 20 kasus dan di bulan Februari ada 5 kasus," kata Eko kepada awak media, Selasa (20/2/2024).

Kasus tersebut paling banyak muncul di Kelurahan Yosomulyo. Di Kelurahan itu, kasus DBD tercatat mencapai 10 kasus.

"Terbanyak di Kelurahan Yosomulyo, Kecamatan Metro Pusat dengan jumlah 10 kasus. Kemudian disusul kasus dari Kelurahan Margorejo sebanyak 5 kasus," ucapnya.

Eko Hendro juga menerangkan bahwa 10 kasus DBD lainnya berasal dari 5 Kelurahan di Bumi Sai Wawai. Yang terbanyak berasal dari Kelurahan Metro sebanyak 4 kasus.

"Kemudian 4 kasus tercatat terjadi di Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat. Lalu di Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat juga ditemukan dua kasus," terangnya.

"Selanjutnya di Kelurahan Tejoagung serta Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur masing-masing 1 kasus. Terakhir sisanya terjadi di Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara," lanjutnya.

Kadiskes juga menyampaikan, bahwa dari puluhan kasus DBD yang ditemukan, tidak terdapat satupun kejadian luar bias.

"Dari kasus demam berdarah tersebut, tidak ada kejadian luar biasa. Seluruhnya dapat ditangani dengan baik oleh tenaga medis di pusat pelayanan kesehatan di wilayah masing - masing, tanpa ada kasus yang mengakibatkan kematian," ujarnya.

Eko meminta, masyarakat dapat menjaga kebersihan di lingkungan sekitarnya dan terus memantau perkembangan jentik nyamuk.

"Maka kita menghimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap penyebaran penyakit ini dengan cara gerakan satu rumah satu jumantik atau juru pemantau jentik," paparnya.

Ia berharap, setiap rumah di Metro memiliki Jumantik yang dapat memantau serta mengantisipasi tumbuh kembang nyamuk DBD.

"Jadi setiap rumah harus memiliki satu jumantik, untuk melakukan pemberantasan jentik nyamuk. Karena nyamuk ini ditularkan oleh nyamuk Aides Aigepty," harapnya.

"Maka itu dari telur, jentik hingga nyamuk dewasa harus kita basmi supaya tidak terjadi penularan yang lebih luas lagi," pungkas Eko.

Diketahui, sepanjang 2023 lalu terdapat sebanyak 122 kasus demam berdarah terjadi di Kota Metro. Dari ratusan kasus tersebut, dua diantaranya dinyatakan meninggal dunia akibat DBD.

Sementara untuk paparan kasus DBD terbanyak di tahun 2023 berasal dari Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.

Pemerintah Kota Metro melalui dinas kesehatan juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk dapat mengedepankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain itu, menerapkan 3M juga efektif untuk pemberantasan kembang biak nyamuk Aides Aigepty. 3M yakni dengan menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi media berkembang biak nyamuk. (*)

Editor :