• Sabtu, 28 September 2024

Petugas Pemilu Meninggal Bertambah Jadi 71 Orang

Senin, 19 Februari 2024 - 17.28 WIB
45

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari. Foto: Tribunnews.com

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asyari melaporkan jumlah petugas Pemilu 2024 yang meninggal dunia mencapai 71 kasus pada 14-18 Februari 2024.

Dari total tersebut, penyumbang kasus kematian terbanyak berasal dari anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sebanyak 42 orang. Disusul dari anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) sebanyak 24 kasus, KPPS desa dan keluarahan 4 kasus, dan PPK 1 kasus.

"Berdasarkan monitoring kami terhadap situasi para penyelenggara pemilu pada 14 Februari-18 Februari 2024, dalam catatan kami yang meninggal 71 orang," kata Hasyim dalam konferensi pers di kantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Hasyim menjelaskan, untuk laporan petugas Pemilu yang sakit sebanyak 4.567 orang. Rinciannya, PPK 136 orang, PPS 696 orang, KPPS 3.371 orang, dan Linmas 364 orang

Hasyim juga mengatakan, anggota KPPS yang meninggal bakal dapat santunan dari pemerintah. "Anggota KPPS yang meninggal bakal dapat santunan, per 17 Februari 2024 yang dapat santunan 4 orang," ucapnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, hingga 17 Februari 2024 ada 57 petugas Pemilu 2024 meninggal dunia. Rinciannya, 29 anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), 10 anggota perlindungan masyarakat, 9 saksi, 6 petugas, dua panitia pemungutan suara, serta satu anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Adapun berdasarkan usia, empat petugas berusia 17-20 tahun, tujuh petugas berusia 21-30 tahun, delapan petugas berusia 31-40 tahun, 18 petugas berusia 41-50 tahun, 15 petugas berusia 51-60 tahun, dan lima petugas berusia di atas 60 tahun.

Penyakit jantung menjadi penyebab tertinggi kematian para petugas itu, yaitu 13 kejadian. Ada pula kecelakaan yang berjumlah 8 kejadian, gangguan pernapasan akut (ARDS), dan hipertensi masing-masing sebanyak satu kejadian.

Kemenkes menyebut, jumlah petugas meninggal terbanyak ditemukan di Jawa Barat dengan 13 orang meninggal, Jawa Timur 12 orang, Jawa Tengah 11, dan DKI Jakarta sebanyak 6 petugas meninggal.

Sementara di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, masing-masing ada dua petugas meninggal. Lalu, di Riau, Sumatra Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, masing-masing ada satu petugas meninggal.

Selain itu, sebanyak 8.381 petugas pemilu dirawat dengan pasien terbanyak yaitu anggota KPPS 4.281 orang, Panitia Pemungutan Suara (PPS) sebanyak 1.040 orang, dan petugas lainnya sebanyak 1.034 orang.

Kemudian saksi sebanyak 707 orang, anggota Linmas sebanyak 694, anggota Bawaslu sebanyak 381, dan Panitia Pemilihan Kecamatan sebanyak 244 orang.

Menurut rentang usia, pasien berumur 17-20 tahun sebanyak 531 orang, 21-30 tahun sebanyak 2.424, 31-40 tahun sebanyak 1.967 orang, 41-50 tahun 2.049 orang, 51-60 tahun sebanyak 1.161 orang, dan 60 tahun ke atas sebanyak 249 orang.

Para pasien tersebut dirawat karena mengidap berbagai penyakit antara lain penyakit pada kerongkongan, lambung dan usus 12 jari, hipertensi, infeksi saluran pernafasan bagian atas akut, gangguan jaringan lunak, radang paru-paru, infeksi usus, dan penyakit telinga bagian dalam.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, sekitar 15 persen dari petugas KPPS berusia di atas 55 tahun.

"Masih ada sekitar 15 persen petugas yang berusia lebih dari 55 tahun dikarenakan memang terbatasnya yang berkenan menjadi petugas. Selain itu, masih ada yang memiliki penyakit komorbid, tetapi tidak terkontrol," kata Nadia. (*)