• Selasa, 01 Oktober 2024

Diterjang Hujan Angin, Hektaran Sawah di Metro Roboh

Jumat, 16 Februari 2024 - 16.07 WIB
131

Sejumlah petani di Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat saat sedang memanen padi. Jumat, (16/22024). Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Hujan deras dan angin kencang yang melanda kota Metro sepekan terakhir berdampak pada robohnya hamparan padi yang siap dipanen. Akibat fenomena tersebut, hektaran sawah di Metro mengalami padi roboh.

Dari pantauan Kupastuntas.co di lahan persawahan Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat terlihat hektaran padi di sejumlah bidang sawah roboh.

Meskipun begitu, padi yang roboh diklaim petani tidak berdampak signifikan terhadap produktivitas hasil pertanian.

Itoh, salah satu petani di Kelurahan Metro menjelaskan bahwa musim panen pada Musim Tanam (MT) 1 tersebut ditemukan padi yang roboh akibat terpaan angin.

"Memang panen kali ini banyak ditemui padi yang roboh, itu karena terpaan angin kencang, dan juga hujan lebat yang seminggu terakhir. Tapi tidak semuanya roboh, masih banyak yang bagus juga," kata Itoh kepada awak media, Jum'at (16/2/2024).

Ia mengaku, padi yang roboh tidak berdampak signifikan terhadap hasil panen. Padi yang roboh hanya berpengaruh saat dipanen karena harus di potong manual menggunakan arit.

"Hasil panennya ya tetap, tidak berpengaruh signifikan kok. Hanya kalau panen pakai blower itu, padinya gak kena mesin, jadi harus di arit manual," ucapnya.

"Tapi kalau padinya itu roboh saat sebelum musim panen itu pasti mati. Karena ini robohnya pas musim panen, jadi tidak berdampak signifikan," imbuhnya.

Itoh menyampaikan, bahwa yang menjadi ancaman petani saat ini ialah hama burung dan wereng. Kedua jenis hama tersebut yang banyak dijumpai pada sejumlah lahan pertanian persawahan di Kota Metro.

"Kalau ancaman tidak ada ya, hanya hama saja yang mengganggu. Hama yang lagi banyak di Metro itu burung sama wereng," terangnya.

"Tapi masih bisa terkendali kok, karena hari ini sawah kita kan panen. Semoga saja panen musim ini hasilnya maksimal dan padinya bagus," pungkasnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno menjelaskan, bahwa robohnya hektaran padi di Metro disebabkan oleh fenomena alam.

"Tanaman padi yang roboh itu diakibatkan hujan, dan angin kencang. Laporannya juga sudah masuk ke kita," kata Heri saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon.

Heri juga menerangkan, bahwa fenomena padi roboh akibat terpaan angin dan hujan tersebut terjadi hampir merata di kawasan persawahan se Kota Metro.

"Fenomena padi roboh ini tidak hanya terdapat di area persawahan Kecamatan Metro Pusat saja, akan tetapi terjadi di Kecamatan lain yang ada di Metro," ujarnya.

"Beberapa waktu lalu di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, juga ada laporan padi di sawah yang roboh," lanjutnya.

Heri menegaskan, bahwa padi yang roboh tersebut tidak berdampak pada hasil panen. Menurutnya, padi roboh saat memasuki musim panen memang merupakan hal yang biasa terjadi.

"Padi roboh ini tidak terlalu berdampak dengan hasil panen, padi yang roboh tersebut sudah siap dipanen, dan sudah berbuah. Jadi tidak ada masalah," tutup Heri. (*)
Editor :