476 Kasus TBC Ditemukan di Lampung Barat Sepanjang 2023
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah kabupaten Lampung Barat (Lambar) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat 476 masyarakat di Bumi Beguai Jejama Sai Betik menderita penyakit Tuberculosis (TBC) sepanjang tahun 2023 yang tersebar di 15 kecamatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lampung Barat, Ira Permatasari mengatakan, kasus TBC yang terjadi merupakan data yang dihimpun dari sejumlah fasilitas kesehatan (Faskes) di wilayah setempat.
Ia menjelaskan, di Rumah Sakit Umum Alimudin Umar (RSUD AU) sebanyak 174 kasus TBC, kemudian Puskesmas Sekincau 37 kasus, Puskesmas Liwa 30 kasus, Puskesmas Fajar Bulan 31 kasus, Puskesmas Bandar Negeri Suoh (BNS) 36 kasus.
"Puskesmas Srimulyo 23 kasus, Puskesmas Sumber Jaya 26 kasus, Puskesmas Kenali 14 kasus, Puskesmas Kebun Tebu 35 kasus, Puskesmas Buay Nyerupa 15 kasus, Puskesmas Gedung Surian 10 kasus," kata dia, Selasa (23/1/2024).
Kemudian Puskesmas Batu Ketulis 14 kasus, Puskesmas Batu Brak 13 kasus, Puskesmas Pagar Dewa 6 kasus. Kemudian terakhir Puskesmas Air Hitam dan Puskesmas Lombok masing-masing terdapat sebanyak 10 kasus.
Ia menuturkan dari total 476 warga yang terjangkit TBC, 473 pasien masih menggunakan Sensitif Obat (SO) atau yang dalam hal pengobatan masih memakai obat standar program. Sedangkan tiga pasien lain menggunakan Resiten Obat (RO) atau memakai kategori yang berbeda.
Ira menjelaskan, TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Bakteri tersebut biasanya menyerang organ dalam yakni paru-paru, namun tidak jarang juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lain.
Ia menambahkan, ada beberapa gejala masyarakat yang terindikasi menderita TBC, seperti batuk yang berlangsung lama sampai tiga minggu lebih dan biasanya disertai dengan dahak atau darah. TBC merupakan penyakit menular.
"Kemudian masyarakat yang menderita TBC juga akan sering mengalami nyeri dada saat bernapas atau batuk, berkeringat di malam hari, hingga hilang nafsu makan hingga penurunan berat badan, demam dan mudah lelah," kata dia.
Sehingga apabila masyarakat mengalami gejala tersebut diminta agar langsung mendatangi Faskes yang ada di wilayah tempat tinggal masing-masing, untuk diberi penanganan lebih lanjut agar tidak semakin parah.
Setiap temuan kasus TBC, pihaknya melalui petugas di masing-masing fasilitas kesehatan langsung melakukan penanganan berupa pengobatan secara rutin selama enam bulan sampai kondisi pasien stabil.
Ira mengatakan, untuk menekan kasus TBC di Bumi Sekala Bekhak pihaknya terus gencar melakukan upaya sosialisasi sekaligus memberikan pemahaman terkait bahaya penyakit TBC. TBC bisa berdampak buruk jika tak segera ditangani.
Pihaknya bahkan mempunyai program penanggulangan yang disebut Temukan, Obati Sampai Sembuh (TOSS) dan saat ini tiap puskesmas telah dilengkapi dengan alat pemeriksaan TBC dengan menggunakan mikroskopes.
"Alat tes cepat molekuler atau TCM di beberapa puskesmas juga sudah memiliki. Tentunya rumah sakit juga sudah punya alat TCM TBC itu. Namun kita tetap meminta masyarakat untuk lebih waspada terhadap bahaya penyakit in," jelasnya.
Sebab menurutnya, penyakit ini bisa menyerang siapa saja karena memang penyakit ini dapat menular. Salah satu cara mengantisipasi agar tidak tertular yaitu dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat dan menerapkan pola 3M.
"Untuk pencegahan, pastikan sirkulasi rumah, pencahayaan matahari baik ke dalam rumah terjaga, bagi masyarakat yang menderita TBC harus rutin mengkonsumsi obat dan terapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan 3M," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Menggali Akar Budaya, Parosil Mabsus Siap Luncurkan Program Pendidikan Inovatif untuk Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024