53 Kasus Kebakaran Terjadi di Lampung Barat, Kerugian Capai Rp 1,5 Miliar
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol-PP Damkar) mencatat, 53 kasus kebakaran terjadi di Bumi Beguai Jejama Sai Betik selama tahun 2023, kerugian capai Rp1,5 miliar.
Kasatpol-PP Damkar Lampung Barat Haiza Rinsa, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pemadam Kebakaran Ruspel Gultom mengatakan, peristiwa kebakaran yang terjadi selama 2023 didominasi kebakaran hutan dan lahan karhutla (Karhutla).
"Karhutla kita mencatat ada 30 kasus kebakaran yang terjadi, sedangkan rumah ada 22 kasus kebakaran dan satu kasus lain nya yaitu kebakaran sebuah kendaraan," kata Ruspel, saat dikonfirmasi, Kamis (11/1/2024).
Ia menambahkan, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kasus kebakaran di Bumi Sekala Bekhak, namun faktor paling mendominasi adalah karena pengaruh korsleting listrik dari sambungan instalasi listrik yang di pasang.
"Karena memang mayoritas kasus yang kita tangani penyebab nya karena korsleting listrik itu yang paling sering terjadi, karena kita juga kadang tidak menyadari jika ada korlseting listrik dirumah kita dan tiba-tiba api membesar," imbuhnya.
Sedangkan pada Karhutla ada beberapa faktor lain yakni karena adanya human eror atau kelalaian manusia dengan membakar sampah ataupun ranting kering tanpa memperhatikan kondisi lingkungan yang terbuka.
"Sehingga api bekas membakar sampah itu menjalar ke bagian lahan yang mudah terbakar dan menyebabkan kebakaran. Namun kita bersyukur peristiwa kebakaran bisa kita tangani dengan kerjasama tim dan masyarakat," ujarnya.
Puluhan peristiwa kebakaran yang terjadi lanjut Ruspel, membuat masyarakat mengalami kerugian materil bahkan menyebabkan timbulnya korban luka. Bahkan kerugian materil yang disebabkan kebakaran itu ditaksir mencapai Rp1,5 miliar.
Dalam menekan kasus kebakaran, pihaknya selama ini telah melakukan upaya-upaya efektif agar kejadian kebakaran di Lampung Barat bisa berkurang. Masyarakat diminta terus melakukan antisipasi penyebab terjadinya kebakaran.
"Masyarakat harus bisa memastikan jaringan listrik di rumahnya masing-masing, apakah itu masih layak dipakai atau tidak, artinya apabila instalasi listrik sudah dalam kondisi yang tua agar dapat diperbaiki oleh pihak terkait," terangnya.
Kemudian masyarakat juga harus bijak dalam menggunakan alat-alat elektronik yang ada di dalam rumah.
"Contoh seperti charger, HP, TV, rice cooker dan lain sebagainya. Apabila tidak dipergunakan segera dicabut," sambungnya.
Selain itu, masyarakat dituntut harus bijak dalam penggunaan barang yang merupakan sumber api seperti kompor gas maupun kayu bakar. Setelah selesai mempergunakan sumber api itu, pastikan api tersebut sudah padam dan tidak akan menimbulkan bahaya setelah ditinggal.
Warga harus benar-benar mengecek keadaan kompor atau sumber api yang ada di dalam rumah sendiri untuk keamanan. Terkait karhutla, masyarakat juga harus berhati-hari terhadap kegiatan pembakaran sampah.
"Masyarakat harus cermat dalam melakukan aktivitas yang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat lain dengan tidak membakar sampah ataupun lahan sembarangan," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Menggali Akar Budaya, Parosil Mabsus Siap Luncurkan Program Pendidikan Inovatif untuk Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024