• Sabtu, 05 Oktober 2024

Ganjar-Mahfud Komitmen Turunkan Angka Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Rabu, 10 Januari 2024 - 14.40 WIB
88

Istri Capres Ganjar Pranowo, Siti Atiqoh saat berada di kantor DPC Kota Metro dalam kegiatan safari politik. Rabu, (10/01/2024). Foto: Yudi/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) 2024 Nomor Urut 03, Ganjar-Mahfud komitmen turunkan angka kekerasan terhadap Perempuan dan Anak.

Di Provinsi Lampung angka kekerasan terhadap perempuan dan anak masih cukup tinggi, dimana tercatat hingga pertengahan 2023 masih ada sebanyak 307 kasus.

Hal tersebut disampaikan oleh Istri Capres Ganjar Pranowo yaitu Siti Atiqoh saat berada di kantor DPC Kota Metro dalam kegiatan safari politik.

Siti Atiqoh mengatakan, jika Ganjar-Mahfud mempunyai kotimen dalam hal pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Saya juga secara pribadi sangat konsen dalam isu terhadap kelompok rentan, termasuk perempuan, anak, lansia termasuk kelompok yang termarjinalkan," kata Siti Atiqoh saat memberikan keterangan Rabu, (10/01/2024).

Siti Atiqoh menerangkan, Ganjar-Mahfud akan selalu berupaya dalam hal melakukan pencegahan terkait kekerasan dalam rumah tangga maupun bullying secara umum.

Sehingga dapat diharapkan kemudian hari, di seluruh Indonesia terdapat kader pendamping keluarga.

"Disaat ada kasus ada yang menjadi rujukan bagi mereka untuk melaporkan, pendampingan pelaporan ke pihak berwajib, kemudian dilakukan pendampingan psikologi selama pemulihan," terangnya.

Hal itu dianggap sangat penting oleh Siti Atiqoh, sebab korban tidak hanya menerima efek secera  fisik saja tapi secara psikis pun sangat luar biasa.

"Tentu diperlukan kerjasama seluruh elemen masyarakat, tidak bisa orang per orang, kalau ingin memerangi kekerasan dalam rumah tangga maupun perempuan," ujarnya.

Sehingga lanjut, Siti Atiqoh akan ada kepedulian, seperti ada saksi yang berani melapor, yang melapor itu tidak hanya korban saja.

"Tapi seluruh elemen masyarakat, harapannya juga mau untuk bersuara. Dengan seperti itu, orang yang melakukan akan berpikir ulang, karena sudah timbul kepedulian dari kelompok masyarakat," pungkasnya. (*)

Editor :