• Sabtu, 05 Oktober 2024

Pakar UGM: Dalam Debat Capres Ketiga, Secara Substansi Ganjar Paling Kuat

Senin, 08 Januari 2024 - 15.01 WIB
45

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dalam debat capres ketiga, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (7/1/24) malam. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Debat capres ketiga telah usai dihelat Minggu (7/1/24) malam, namun keriuhannya masih terus menggema sampai saat ini. 

Dalam debat semalam, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo saling beradu argumen dan gagasan, gegap gempita pendukung masing-masing calon menambah panas suasana debat yang digelar di Istora Senaya, Jakarta Pusat.

Pakar politik UGM Arya Budi ikut angkat bicara mengomentari debat semalam. Ia menilai Anies mengambil inisiatif lebih dulu. Dia langsung menyerang Prabowo sejak menit awal.

Arya bilang Anies ingin semakin menegaskan ke masyarakat sebagai kubu yang mengedepankan perubahan.

"Itu yang dia ingin pertebal melalui serangan terus-menerus sejak menit pertama sampai menit terakhir dengan memposisikan dia sebagai alternatif dari pemerintahan Jokowi yang diwakili Prabowo-Gibran," kata Arya, Senin (8/1/2024) dikutip dari Detik.com.

Sementara capres nomor urut 02, Prabowo dinilai terlalu banyak mengeluarkan pernyataan retoris dalam debat dengan tema pertahanan, keamanan, geopolitik, dan hubungan internasional. Bahkan dalam debat itu Prabowo tak mengeluarkan data sedikit pun. Padahal, saat ini Prabowo menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

"Yang mengagetkan adalah hampir tidak ada data yang dia keluarkan dari kementerian dia. Jadi dalam durasi debat praktis dia hanya menangkis serangan dari Anies maupun Ganjar tanpa mengeluarkan data, dan justru menjanjikan ngajak ngobrol siap keluarkan data," ujarnya.

"Itu semua retoris, artinya dia ingin meyakinkan pendengar bahwa dia punya data tapi sepanjang debat secara substantif tidak ada data yang keluar," sambungnya.

Hal ini menurut Arya menunjukkan bahwa Prabowo tidak punya persiapan dalam debat.

"Kalau dia punya kesiapan saya pikir dia akan hafal satu dua angka yang menjelaskan data misalnya belanja pertahanan, alutsista dari tiga matra, posisinya sekarang berapa ribu, yang bekas berapa, yang baru berapa, dan seterusnya," bebernya.

Sementara itu, untuk Ganjar Pranowo, lanjut Arya, dalam debat semalam tampil cukup baik dengan berbagai data yang disampaikan.

"Ganjar sangat dilengkapi cukup banyak data yang saya pikir dia sudah pelajari dengan sangat serius," katanya.

Arya melanjutkan, terkait substansi debat semalam, dia menilai Ganjar paling kuat di antara calon lain. Dia mampu membeberkan pertahanan Indonesia dari berbagai sumber dan data.

"Terkait substansi, debat kali ini Ganjar yang paling kuat," katanya.

"Meskipun secara programatik Anies lebih elaboratif soal gaji rumah dinas para tentara, Ganjar lebih banyak mengkritisi tapi itu juga bagus karena kedua kandidat Anies dan Ganjar terlihat mempersiapkan dengan serius debat ini," lanjutnya.

Arya melanjutkan, sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo pasti jadi pihak yang diserang dalam debat semalam. Namun, sebagai petahana menteri, Prabowo justru tidak bisa menangkal serangan lawannya.

"Serangan baliknya justru seperti debat kusir yang terjadi. Seperti anda tidak beretika, menuduh tidak pantas, itu jatuhnya seperti debat kusir, debat kusir itu berisi tuduhan atau klaim," lanjutnya.

Dosen Fisipol UGM itu melanjutkan, harusnya sebagai Menhan, di satu sisi Prabowo punya keuntungan karena memiliki data melimpah ketika menyangkut isu pertahanan. Tapi hal itu tidak dipersiapkan dengan baik oleh Prabowo.

"Persoalannya adalah dia tidak mempersiapkan diri, persoalan bersarnya itu. Sehingga dia bertahan saja tidak bisa apalagi melakukan serangan balik," ungkapnya. (*)