• Minggu, 06 Oktober 2024

Soroti Proses Rekrutmen Diplomat, Mahfud MD: Banyak Titipan Partai, Diberi Tugas Tidak Mengerti

Jumat, 22 Desember 2023 - 22.14 WIB
89

Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD dalam debat cawapres di Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Jumat (22/12/2023). Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD menyoroti rekrutmen para diplomat RI yang dinilai banyak titipan partai. Ia menegaskan Diplomat titipan partai tersebut tidak mengerti tentang kerja-kerja diplomasi.

Hal tersebut disampaikan Mahfud MD saat debat perdana Cawapres yang di gelar di Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Jumat (22/12/2023). Hal itu disampaikan Mahfud menjawab tanggapan Cak Imin terkait diplomasi.

Melihat fenomena itu Mahfud menilai proses rekrutmen Diplomat di Indonesia harus ditinjau ulang. Sebab menurutnya Diplomat harus benar-benar mengerti terhadap tugasnya.

"Saya kira sistem rekrutmen diplomat sekarang ini harus ditinjau ulang. Dulu diplomat-diplomat kita itu bagus, sekarang ini kadang kala ada titipan dari partai, kalau belum dari partai, belum masuk itu tidak disahkan," kata dia.

Mahfud menyebut para diplomat itu terkadang tidak mengerti setelah diberi tugas. Mahfud berjanji akan mengatur terkait rekrutmen diplomat itu sehingga benar-benar menghasilkan Diplomat yang memiliki kompetensi dibidangnya.

"Nah sesudah diberi tugas ndak jelas, dia ndak ngerti, ndak punya pengertian dasar-dasar diplomasi. Sehingga kalau saya diberi kewenangan nanti diplomasi ini diatur kembali lah rekrutmennya, betul-betul orang yang memenuhi syarat," katanya.

Mahfud kemudian menanggapi Gibran soal hilirisasi. Mahfud menyebut soal hilirisasi ada di dalam penguatan ketahanan ekonomi nasional.

"Nah soal hilirisasi itu sudah masuk sebenarnya Mas Gibran, saya tadi kan bicara soal penguatan ketahanan ekonomi nasional, itu di dalamnya sudah ada hilirisasi dan industrialisasi yang aman lingkungan," imbuhnya.

Sebelumnya, Cak Imin menanggapi Mahfud soal diplomasi dalam program pemerintahannya. Cak Imin menyebut diplomasi pemasaran yang dipaparkan oleh Mahfud sangat normatif. Dia menyinggung perubahan para diplomat.

"Pak Mahfud, kalau diplomasi sebagai pemasaran itu normatif ya, ini sudah menjadi pengetahuan umum, yang paling penting bagaimana nyelepet para diplomat berubah wajah menjadi pemasar-pemasar yang tangguh," kata Cak Imin.

"Diplomasi pemasaran yang ekspansif itu tidak kita miliki karena memang seluruh cara kerja diplomasi kita masih politik dan sangat normatif," lanjutnya. (*)