KPU Lampung Inginkan Partisipasi Pemilu 2024 Tak Hanya Tinggi, Namun Berkualitas
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung ingin partisipasi pemilih pada pemilu 2024 bukan hanya tinggi sesuai target yaitu 80 persen, namun juga berkualitas.
Ketua Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih (Sosdiklih) dan
Partisipasi Masyarakat (Parmas) KPU Lampung, Antoniyus Cahyalana mengatakan,
kualitas pemilih yang baik itu akan terlihat dari keterlibatannya di setiap
tahapan pemilu 2024.
"Persepsi sukses pemilu itu selalu tingkat partisipasi.
Ketika selesai pemilu, orang akan bertanya berapa tingkat partisipasi
masyarakatnya dikukur apakah 80 persen atau tidak," kata Antoniyus dalam
agenda workhsop bersama media di Pindang Uwo Sumur Putri Bandar Lampung, Kamis,
(7/12/2023).
Anton mengatakan, jika partisipasi masyarakat kurang dari 80
persen maka dianggap kurang berhasil, apabila melebihi itu maka dianggap
berhasil.
"Padahal partisipasi politik itu bukan hanya berapa
banyak yang hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) tetapi bagaimana pemilih
bisa berkontribusi lebih di semua tahapan pemilih," ujarnya.
Maka dari itu kata Anton, KPU RI akan segera merilis indeks
partisipasi pemilu 2024 yang bukan hanya dilihat dari seberapa banyak yang
hadir ke TPS, namun juga melihat partisipasi masyarakat tiap tahapan.
"Indeks partisipasi pemilih dari KPU ingin menilai
partisipasi dari pra pemilu, saat pemilu, pasca pemilu," tuturnya.
"Bisa saja partisipasi pemilih itu kurang dari 80
persen, tetapi masyarakat bisa saja aktif di berbagai tahapan-tahapan pemilu
atau sebaliknya," sambungnya.
Sosialisasi Pemilih Digital
Pada pemilu tahun 2024, pihak KPU lebih banyak melakukan
sosialisasi pendidikan pemilih secara digital, dibandingkan dengan secara tatap
muka.
"Ini zaman digital, KPU hari ini sudah bergeser, dulu
pendidikan politik kepada pemilih itu secara tatap muka kadarnya sangat tinggi
sekali, sekarang lebih banyak dikurangi hanya keliling di daerah
tertentu," ungkapnya.
"Karena itu, KPU mewajibkan badan ad hoc mempunyai
media sosial untuk menyampaikan konten-konten. Kita juga minta pada influenser
turut bekerjasama,"katanya.
Sistem Informasi Digital KPU
Anton mengatakan, KPU selalu menjadi tujuan dari berbagai
persoalan pemilu oleh pihak-pihak yang merasa kalah dalam kontestasi, maka pada
pemilu 2024 KPU mendesain sistem informasi digital mencegah kecurangan
kepemiluan.
"KPU selalu menjadi tudingan ketika ada pihak yang
kalah menanggap ada kecurangan, KPU harus dapat menjawab itu. Maka saya bisa
pastikan tidak ada satu suara yang bisa tertukar atau diambil orang lain,"
tegasnya.
Pada pemilu 2024, KPU telah memiliki sistem aplikasi Sistem
Data Pemilih (Sidalih) yang bisa dicek secara digital. "Bisa di cek disitu, kalau tidak ada
nanti bisa masuk DPTb, DPK," ungkapnya.
Dalam penghitungan suara, pihak KPU pada pemilu 2024
memiliki aplikasi Sirekap. "Jadi Sirekap itu jika sudah ada C hasil maka
akan difoto dan langsung dikirim ke server. Maka sebenarnya celah apabila ada
kecurangan itu sulit sekali," tandasnya.
"Kalaupun kalau ada yang berbuat curang, maka akan bisa ketahuan. Hari ini KPU akan menjawab tugasnya secara profesional dan berintergitas," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Masyarakat Bangga Arinal Djunaidi Sudah Membangun Infrastruktur di Sidomulyo Lamsel
Senin, 18 November 2024 -
Menyamakan Persepsi dan Mewujudkan Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Relevan dan Interaktif, Oleh Risky Robbyyansah
Senin, 18 November 2024 -
Dishub Bandar Lampung Ajukan Rp 600 Juta untuk Perbaikan Marka Jalan di 2025
Senin, 18 November 2024 -
Pemprov Lampung Pastikan Buffer Stok Aman Untuk Hadapi Bencana Alam
Senin, 18 November 2024