• Sabtu, 05 Juli 2025

5 Fakta Erupsi Gunung Anak Krakatau, Warga Diminta Menjauh Radius 5 Kilometer

Selasa, 28 November 2023 - 17.54 WIB
118

Erupsi Gunung Anak Krakatau. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi. Akibat peristiwa ini, masyarakat dan nelayan diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer. Selain itu, warga sekitar juga sempat mendengar suara dentuman saat Gunung Anak Krakatau erupsi. 

1. Awal Mula Gunung Anak Krakatau Erupsi

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Andi Suardi, mengatakan erupsi Gunung Anak Krakatau terjadi sejak Minggu (26/11/2023) pukul 12.28 WIB. Tinggi kolom abu sekitar 450 meter di atas puncak atau sekitar 607 meter di atas permukaan laut.


"Terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau pada hari Ahad, 26 November 2023, pukul 12.28 WIB. Tinggi kolom letusan teramati kurang lebih 450 meter di atas puncak 607 meter di atas permukaan laut," kata Andi, Minggu (26/11/2023).


Andi mengatakan letusan itu mengeluarkan abu vulkanik berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Erupsi ini juga terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 32 detik.

"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah timur laut, Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 50 mm dan durasi 32 detik," ujar dia.

2. Warga dan Nelayan Jaga Jarak 5 Km

Permukiman terdekat dari Gunung Anak Krakatau, berada pada Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer. Andi mengimbau masyarakat dan nelayan untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius 5 kilometer.

"Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III siaga dengan rekomendasi masyarakat, nelayan, pendaki gunung, tidak mendekati gunung dengan radius 5 kilometer," katanya.

3. Ada Suara Dentuman

Warga di Pulau Sebesi, Kabupaten Lampung Selatan mengaku mendengar adanya suara dentuman dari Gunung Anak Krakatau yang mengalami erupsi. Umar, salah satu warga Pulau Sebesi menjelaskan dirinya mendengar suara dentuman seperti suara bom saat erupsi terjadi pada Gunung Anak Krakatau.

"Waktu saya lagi nonton tv, sekitar pukul 9 malam kaget suaranya ledakan itu gede bener (besar sekali)," katanya, seperti dilansir detikSumbagsel, Senin (27/11/2023).

Sementara itu, Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Lampung, Andi Suwardi mengatakan suara dentuman yang terjadi hanya didengar oleh masyarakat Pulau Sebesi dan beberapa wilayah di Banten.

"Yang di Kalianda nggak dengar, kami mendapatkan laporan bahwa suara keras iu hanya terdengar sampai di wilayah Pulau Sebesi serta beberapa di Banten yang memang jaraknya cukup dekat dengan Gunung Anak Krakatau," kata dia.

4. Sudah 7 Kali Erupsi

Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda mengalami 7 kali erupsi. Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Lampung, Suwarno menyebut, terpantau sudah 7 kali erupsi terjadi di Gunung Anak Krakatau sejak Minggu (26/11/2023) hingga Senin (27/11/2023).

"Untuk erupsi yang teramati oleh kami sedikitnya ada sebanyak 7 kali, 4 kemarin dan 3 hingga pagi tadi," tuturnya.

Meski begitu, sambungnya, erupsi yang terjadi masih tergolong aman. Terkait status Gunung Anak Krakatau sendiri, Suwarno mengaku masih berada di Siaga Level III.

"Masih kondisi aman, warga jangan panik. Masih Siaga Level III," tegasnya.

5. Penyebab Gunung Anak Krakatau Erupsi

Erupsi pada Gunung Anak Krakatau disebabkan oleh curah hujan tinggi yang terjadi di Lampung Selatan. Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Lampung, Suwarno mengatakan, curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari belakangan menjadi salah satu faktor terjadinya erupsi.

"Biasanya letusan itu ada pendukungnya, kemungkinan besar faktor curah hujan yang tinggi menjadi penyebabnya," kata Suwarno, Senin (27/11/2023). (*)