• Minggu, 06 Oktober 2024

Cegah Hoaks Pemilu 2024, KPU Lampung Gandeng Media dan Influencer

Jumat, 24 November 2023 - 11.33 WIB
71

Workshop strategi pencegahan dan penanganan berita hoax di Hotel Bukit Randu, Kamis (23/11/2023). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Lampung menggandeng media serta influencer dalam upaya pencegahan penyebaran hoaks jelang pemilu 2024.

Ketua KPU Provinsi Lampung Erwan Bustami mengatakan, tahapan pemilu 2024 telah berjalan kurang lebih 18 bulan terakhir, dan 82 hari akan memasuki 14 Februari 2023 hari pencoblosan, maka penting menggandeng media serta influencer dalam tiap tahapannya mencegah penyebaran hoaks.


"Kegiatan ini sangat penting bagi kita semua, karena berita hoaks kebenaranya tidak bisa dipastikan, dan akan mempengaruhi pola pikir masyarakat, ini akan menimbulkan distrust (hilang kepercayaan)," ujar ketua KPU Lampung Erwan Bustami dalam sambutanya pada workshop strategi pencegahan dan penanganan berita hoax di Hotel Bukit Randu, Kamis (23/11/2023).

Apabila melihat dari Kominfo, sepanjang tahun 2023 terdapat peningkatan 10 kali lipat berita hoaks yang ada korelasinya dengan semakin dekatnya pemilu 2024.

"Dan ini juga menyasar kebanyak pihak seperti calon presiden (Capres) dan juga menyasar kepada KPU. Maka akan menimbulkan ketidak percayaan karena salah satunya adalah berita hoaks," bebernya.

Erwan mengatakan, dari total 270 juta lebih penduduk Indonesia, sebanyak 77 persen nya adalah pengguna internet, sehingga penyebaran hoax sangat mungkin terjadi.

"Internet sebagai kendaraan signifikan berita hoaks. Hal itu tidak terlepas dari 77 persen penduduk Indonesia adalah pengguna internet," tukasnya.

Kemudian Ketua Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas) KPU Provinsi Lampung, Antoniyus Cahyalana mengatakan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilu 2024 di Indonesia sebanyak 204.807.222 jiwa. Dan 56 persen di antaranya adalah pemilih muda dari generasi Z serta generasi milenial.

Menurut Anton, anak muda memiliki ciri dan kecenderungan tinggi menggunakan gadget dan internet. Hal itu karena sejak lahir generasi tersebut telah disuguhkan dengan teknologi.

Oleh karena itu, dengan jumlah pemilih muda serta kecenderungan menggunakan internet yang tinggi, maka akan sangat mudah tersebarnya informasi hoaks. Penting untuk diketahui oleh anak-anak muda agar selalu memfilter segala bentuk informasi sebelum disebar luaskan.

"Harapannya anak-anak muda ini dapat memfilter setiap informasi sebelum disebar luaskan agar hoaks tidak merajalela," tutupnya. (*)