Produksi Ikan Laut di Bandar Lampung Menurun Imbas Langkanya Solar

Proses memuat ikan hasil nelayan meluat di Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Minimnya pasokan Bahan Bakar
Minyak (BBM) jenis solar, kini berimbas pada pengelolaan ikan laut yang ada di
kota Bandar Lampung.
Hal itu lantaran, sejumlah nelayan mengurangi aktivitas melautnya. Sehingga ikan-ikan yang dihasilkan dari para nelayan pun berkurang.
"Kita pengelola ikan laut juga berdampak. Sebelumnya
dalam satu hari bisa 3 ton namun sekarang hanya 1 ton ikan kering yang dapat
dihasilkan," ujar Ketua Pengelolaan Ikan Laut di Pulau Pasaran, Kota
Bandar Lampung, Toto, saat dikonfirmasi, Minggu (19/11/2023).
Menurutnya, kondisi tersebut sudah hampir 3 bulan ini
dirasakan oleh para pengelola ikan di Pulau Pasaran.
"Karena faktor solar agak kurang otomatis aktivitas
nelayan melaut juga berkurang. Jadi itu imbasnya pengolaan ikan juga berkurang
hingga 30 persenan," ungkapnya.
Menurut Toto, selain para nelayan. Pengelola ikan laut di
Pulau Pasaran juga mempunyai kapal angkut yang butuh solar juga.
Namun jika persyaratan atau izin kapalnya lengkap, di Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) akan mendapatkan solar.
"Kalau kita sendiri lengkap semua perizinan kapalnya,
sehingga memperoleh solar nya pun lancar. Tapi memang ada sejumlah nelayan yang
belum melengkapi, sehingga memperoleh solar untuk melaut agak sulit,"
ungkapnya.
Oleh karenanya ia berharap untuk pemerintah berperan aktif
sosialisasikan pada nelayan dan pengolah untuk melengkapi surat-surat kapal.
"Karena kalau lengkap tidak masalah untuk dapat solar
bersubsidi. Dan juga harapannya BBM ini kembali normal tidak dibatasi,"
harapnya.
Kelangkaan solar itu juga diakui oleh Imron, salah satu
nelayan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Lempasing, Bandar Lampung.
Ia mengakui kapal miliknya belum melengkapi surat yang
diminta SPBU, sehingga solar bersubsidi sangat sulit didapatkannya.
"Kalau nggak ada surat enggak dapat solar. Dan untuk
mengurus perizinan itu kan harus ada uang jutaan," ungkapnya.
Oleh karenanya untuk mensiasati agar tetap melaut, terkadang
menitip pada teman yang izinnya lengkap.
"Kita beli solar subsidi nitip sama teman," tandasnya.
(*)
Berita Lainnya
-
Dosen UIN RIL Prof. Yuberti Jadi Keynote Speaker di Konferensi Internasional Hangzhou China
Jumat, 19 September 2025 -
Inspektorat Lampung Audit Penjualan Aset Wahana Raharja, Berikut Kronologis Kepemilikan Lahan
Jumat, 19 September 2025 -
15 Kabupaten/Kota Bakal Ramaikan Gerakan Taman Literasi dan Numerasi di Bandar Lampung
Jumat, 19 September 2025 -
Kasus Korupsi Dana Hibah KONI Lampung Masih Menggantung, Pengamat Desak SP3 Diterbitkan
Jumat, 19 September 2025