• Jumat, 19 September 2025

Harga Cabai Merah Meroket, Pemprov Lampung Imbau Warga Beralih ke Cabai Olahan

Senin, 13 November 2023 - 13.16 WIB
100

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi. Foto: Dok Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Harga cabai merah di pasar tradisional Bandar Lampung sudah mencapai Rp100 ribu per kilogram. Sedangkan harga cabai rawit naik mencapai Rp80 ribu per kilogram.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung, Kusnardi mengatakan, jika cabai memang menjadi salah satu komoditas yang ikut mempengaruhi angka inflasi Provinsi Lampung.

"Inflasi kita dibulan kemarin memang tinggi di komoditas cabai merah dan beras. Yang lain seperti BBM itu kan diatur oleh pemerintah pusat. Kemudian ada jeruk tapi itu biasa karena musim kemarau," kata dia saat dimintai keterangan, Senin (13/11/2023).

Kusnardi mengatakan jika beberapa langkah yang akan dilakukan oleh Pemprov Lampung menyikapi kenaikan harga tersebut, ialah dengan melakukan evaluasi berapa produksi cabai merah pada bulan November dan Desember.

"Kita akan laksanakan evaluasi berapa sebenarnya produksi cabai dibulan November dan Desember. Kalau memang cukup itu kita jaga. Kalau kurang kita bantu biaya transport sehingga harga disini tidak terlalu melonjak," jelasnya.

Sementara itu untuk upaya jangka menengah, pihaknya ingin merubah pola hidup masyarakat untuk lebih membiasakan diri untuk mengkonsumsi cabai kering atau cabai yang sudah diolah.

"Untuk jangka menengah kita ingin merubah pola hidup kita supaya lebih membiasakan diri untuk mengkonsumsi cabai yang diolah dengan cara dikeringkan atau cabai yang ditepung," paparnya.

Menurutnya, konsumsi cabai yang diolah atau dikeringkan tersebut sebagai salah satu upaya dalam menjaga stabilisasi harga serta stok ketika petani tidak melakukan panen cabai.

"Kalau saat panen harga cabai anjlok kadang sampai dibuang. Maka waktu panen raya kita keringkan sehingga bisa disimpan lama, ketika tidak panen itu yang dilepas ke pasar. Sehingga suplay tetap, ini juga untuk stabilisasi harga. Jadi stok ada meskipun tidak panen," sambungnya.

Kusnardi menjelaskan jika untuk menjaga pasokan serta harga salah satu komoditas maka dari sisi produksi dan konsumsi harus sama-sama dijaga agar harga terjangkau dan stok tetap ada.

"Dari sisi produksi dan sisi konsumsi harus sama-sama kita jaga untuk menekan inflasi. Dengan harapan produksi surlpus, harga tidak jatuh. Kalau produksi kurang masyarakat tidak menjerit karena harga mahal," katanya.

Terlebih menjelang natal dan tahun baru (nataru) pihkanya akan melakukan monitor terkait dengan harga beberapa komoditas yang sering mengalami kenaikan.

"Apalagi mau nataru, kita monitor harga kalau ada tren naik kita cari sebabnya apa kita cari pemecahannya. Kalau harga naik itu ada dua sebabnya, apa dia pasokan atau distribusi," jelasnya.

Seperti diketahui pada Oktober 2023, terjadi inflasi years on years (yoy) gabungan dua kota di Lampung sebesar 3,06 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 117,44.

Inflasi yoy Kota Bandar Lampung sebesar 3,07 persen, dengan IHK sebesar 117,41 dan inflasi yoy Kota Metro sebesar 2,93 persen dengan IHK sebesar 117,66.

Komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Oktober 2023, antara lain beras, rokok kretek filter, bawang putih, rokok putih, tarif air minum pam, dan cabai rawit. (*)