• Jumat, 01 November 2024

Sejumlah Pelajar SMA Mengeluh Adanya Dugaan Oknum Wartawan 'Amplop', Ini Kata PWI Lambar

Selasa, 03 Oktober 2023 - 18.27 WIB
2.3k

Pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan PWI Lambar di gedung Pramuka di lingkungan Pemkab, Selasa (3/10/2023). Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sejumlah siswa dan siswi dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengeluh adanya dugaan oknum wartawan 'Amplop'.

Hal itu diutarakan siswa dalam saat mengikuti pelatihan Jurnalistik dan Kehumasan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lambar yang digelar di gedung Pramuka di lingkungan Pemkab setempat, Selasa (3/10/2023) sore.

"Yang ingin kami tanyakan, sekarang ini banyak sekali wartawan. Tapi kami kesulitan mendapatkan tulisan-tulisan tentang lingkungan hidup, ekonomi, budaya pertanian, perkebunan dan lainnya," kata salah satu pelajar SMA yang mengikuti kegiatan.

Lebih kritis, pelajar lain juga bertanya tentang adanya wartawan yang sering membuat berita tanpa ending atau terputus di tengah, sehingga dicurigai telah melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar kode edit jurnalis seperti menerima amplop dan lainnya.

"Yang sering kami lihat juga, banyak sekali berita yang hanya naik dua hingga tiga kali lalu terputus. Jadi tidak ada kejelasan, makanya kami mencurigai oknum wartawan tersebut telah menerima amplop dari objek yang diberitakan," tanya peserta lain.

Sedangkan Tia, peserta asal SMAN 1 Liwa justru menanyakan tentang banyaknya persoalan pembangunan yang ada di tengah masyarakat tapi jarang diberitakan oleh wartawan.

"Seperti yang kita ketahui, permasalah pembangunan saat ini cukup banyak. Tapi mengapa jarang sekali diberitakan oleh wartawan,"' tanya Tia.

Menjawab pertanyaan tersebut, dewan penasehat PWI Lambar, Ismun Zani yang turut menjadi narasumber pelatihan mengatakan, secara tegas bahwa wartawan yang profesional tidak ada yang melakukan tindakan 86 atau menerima amplop seperti yang ditanyakan siswa.

"Sederhana saja, jika dia profesional pasti tidak melakukan hal itu. Karena apabila ada yang melakukannya, itu tentu berlawanan dengan kode etik jurnalistik," jawab Ismun.

Namun Ismun tidak menyangkal. Ia bahkan mengamini apa yang ditanyakan oleh sejumlah pelajar tersebut.

"Apa yang disampaikan itu betul, tidak saya sanggah. Tapi yang menjadi catatan, itu merupakan perbuatan oknum. Artinya tidak semua melakukan hal-hal seperti itu, apalagi anggota PWI Lambar, saya yakin tidak ada yang seperti itu," terang Ismun.

Mengenai pemberitaan yang tidak selesai lanjut Ismun, perlu diketahui bahwa wartawan tidak bisa membuat berita tanpa narasumber dan hanya berdasarkan katanya bukan faktanya.

Untuk diketahui, pelatihan tersebut digelar PWI Lambar bertepatan dengan kemah akbar dalam rangka HUT Pramuka yang ke-62 yang dibuka langsung oleh Ketua PWI Lambar Rifaie Arif, yang turut dihadiri dewan penasehat PWI, Ismun Zani dan Iwan Setiawan sekaligus menjadi narasumber.

Hadir juga jajaran pengurus PWI Lambar dan peserta sebanyak 175 orang dari sejumlah yang ada dibumi beguai jejama sai betik ini.

Usai kegiatan, Ketua PWI Lambar, Rifaie Arif mengungkapkan pelatihan jurnalistik tersebut digelar selaras dengan adanya program Kementrian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yakni lomba karya tulis jurnalistik yang diikuti oleh jenjang pendidikan SMA sederajat.

"Kemendikbudristek setiap tahunnya menggelar lomba foto, artikel dan lomba karya tulis jurnalistik, tentu dengan  pelatihan ini diharapkan jika  sebelumnya tidak ada peserta dari Lambar yang mendapatkan juara, maka dengan pelatihan ini akan muncul dari Lambar," ungkap Rifaie. (*)