Dampak El Nino, Pasokan Air Sulit Petani di Lambar Menjerit
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dampak fenomena El Nino yang
terjadi sejak beberapa bulan lalu terus menimbulkan berbagai persoalan, seperti
para petani di Kabupaten Lampung Barat mengeluh karena sulit mendapat pasokan
air untuk lahan pertanian milik mereka.
Eko, salah seorang petani di Pekon (Desa) Sumber Agung,
Kecamatan Suoh mengaku merasakan langsung dampak fenomena El Nino yang sudah
terjadi selama tiga bulan terakhir itu, produksi padi miliknya turun drastis.
"Kondisi sawah sekarang aja sudah kering pecah-pecah,
dengan kondisi seperti ini tentu berpengaruh terhadap produksi hasil pertanian
kami disini, terlebih mayoritas masyarakat bekerja sebagai petani,"
ujarnya, Selasa (3/10/2023).
Eko, menambahkan El Nino yang terjadi saat ini sangat berdampak
terhadap perekonomian masyarakat, dampak kerugian terhadap hasil produksi bisa
turun hingga 50 persen dibanding hari sebelum terjadinya El Nino.
"Biasanya saya bisa mendapatkan 20-30 karung padi hasil
panen dari seperempat hektar lahan pertanian saya, tetapi sekarang hanya bisa
10-15 karung padi saja sehingga penurunan nya sangat drastis," ujarnya.
Dalam satu karung kata dia beratnya bisa mencapaia 50-60 Kg,
para petani kata dia sudah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi
terjadinya penurunan produksi namun upaya yang dilakukan tidak memberi pengaruh
signifikan.
"Petani ngambil air dari aliran Way Semaka untuk dialirkan
ke sawah-sawah mereka, ada juga yang berasal dari bendungan buatan dari
sungai-sungai kecil itu. cuma kalau di sungai kecil itu banyak yang mengandung
zat asam," terangnya.
Eko mengatakan, selama diterjang fenomena El Nino, kini
wilayahnya sudah sangat jarang disirami oleh air terkhusus air
hujan."Kurang dua bulan lebih sudah tidak turun hujan, pernah turun hujan
cuma ya gerimis-gerimis doang," jelasnya.
Bahkan Eko menambahkan, debit sumber air warga untuk kebutuhan
sehari-hari pun mulai mengalami penurunan, beberapa pekon yang sudah terdampak
penurunan debit air diantaranya Sumber Agung dan Gunung Ratu.
Eko menuturkan, kondisi air milik warga yang memakai sumur bor
tersebut kini sudah berbau dan warnanya seperti susu. Hal itu tentunya dapat
memengaruhi kualitas air dan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
Selain itu, lanjut dia, saat ini pihak pemerintah daerah belum
memberikan bantuan untuk meringankan beban masyarakat.
"Kalau sejauh ini belum ada bantuan dari pemerintah.
Kemarin katanya mau ada bantuan beras juga, tapi belum ada," tutur dia.
Lebih lanjut, Eko mengatakan, kemarau panjang yang terjadi saat
ini merupakan kemarau yang memberikan dampak paling banyak terhadap petani.
"Pernah beberapa tahun yang lalu kemarau seperti ini, namun dampak kemarau
terparah terjadi di tahun ini," pungkasnya.
Persoalan yang sama juga dikeluhkan para petani sayur di
Kecamatan Balik Bukit, Toto salah satu petani sayur yang ada di Pekon Padang
Dalom, Kecamatan Balik Bukit, mengatakan akibat El Nino ia kesulitan mendapat
air untuk menyiram tanaman.
"Sekarang petani ngakalinnya dengan cara membeli air ke
pedagang. Tapi kalau saya alhamdulillah masih pakai kolam. Biasanya mereka para
petani itu beli di kisaran harga Rp 12 hingga 15 ribu. Itu untuk satu drum
penuh," sambungnya.
Bahkan menurutnya, bukan hanya petani saja yang membeli air,
banyak masyarakat sekitar juga sudah membeli air keliling tersebut. Karena
masyarakat khususnya masyarakat yang berada di sekitar perkotaan Liwa saat ini
sudah mulai kekurangan air akibat kekeringan.
Dirinya juga berharap agar fenomena El Nino ini bisa segera
berakhir agar perekonomian masyarakat terkhusus petani bisa kembali stabil.
Selain itu menurutnya juga, air merupakan faktor lain yang juga penting dalam
usaha peningkatan produksi.
"Karena manfaat air bagi pertanian adalah membantu
membasahi tanaman pertanian, membantu menyuburkan tanah pertanian, membantu
penyerapan unsur hara tanaman pertanian," tandasnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Lampung Barat Padang Priyo Utomo sebelumnya mengatakan dalam menghadapi puncak
El-Nino yang di prediksi terjadi hingga akhir tahun 2023 itu pihaknya sudah
berkoordinasi lintas sektor bersama sejumlah instansi terkait.
"Kita juga berkoordinasi dengan stakholder terkait seperti
Disbunnak, Dinas Ketahanan Pangan, DTPH serta instansi vertikal lainnya untuk
antisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan misalnya untuk menjaga ketersediaan
air untuk lahan pertanian ataupun untuk lahan perkebunan," ujarnya.
Bahkan menghadapi kondisi terburuk dampak terjadi nya El-Nino
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat berencana akan membuat Satgasus yang akan
melibatkan berbagai lintas sektor mulai dari Pemkab, TNI Polri hingga instansi terkait
lainnya.
"Kami sudah menyampaikan nota dinas rencana tindaklanjut
menghadapi situasi terburuk pada saatnya di butuhkan kita akan membuat Satgasus
penanganan El-Nino utama nya dampak Karhutla dan Kekeringan," pungkasnya.
(*)
Berita Lainnya
-
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Menggali Akar Budaya, Parosil Mabsus Siap Luncurkan Program Pendidikan Inovatif untuk Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024