• Senin, 07 Juli 2025

Wakil Ketua I DPRD Lamsel Datangi PT Woongsol Atas Keluhan Warga, Pertemuan Terkendala Bahasa

Rabu, 13 September 2023 - 13.39 WIB
207

Warga saat menyapu debu dampak dari PT Woongsol. Foto: Handika/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Wakil Ketua I DPRD Lampung Selatan (Lamsel), Agus Sartono bersama Kepala Desa (Kades) dan masyarakat Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, mendatangi dan menemui perwakilan PT Woongsol Nature Indonesia, Rabu (13/9/2023).

Pertemuan dengan pihak PT Woongsol yakni mister Li dan Bagian Produksi Industri, Agung tersebut dilakukan dikarenakan banyak keluhan dari warga masyarakat terkait kebakaran di PT Woongsol yang berdampak pada kesehatan warga, namum pertemuan itu terhalang bahasa.

"Tadi sudah bertemu dengan perwakilan PT Woongsol, namun karena penerjemah bahasa tidak hadir sehingga belum dibahas masalah keluhan warga," ujar Agus Sartono, saat dikonfirmasi.

Dikarenakan belum menemukan titik temu, Agus Sartono menegaskan akan membawa permasalahan polusi yang berdampak terhadap warga setempat ke DPRD.

Pasalnya, petinggi PT Woongsol merupakan warga negara asing asal Korea Selatan sehingga kendala penerjemah bahasa menyebabkan pembahasan buntu.

"Nanti kami bersama anggota DPRD lainnya akan mengundang manajemen PT Woongsol untuk hearing di kantor DPRD," tandas Agus Sartono.

Baca juga : PT Woongsol Kembali Kebakaran, Damkar Lamsel: Pemadaman Bisa Sampai Besok

Kades Sukabanjar, Mukhsani menyatakan, kebakaran di PT Woongsol pada hari Minggu (10/9/2023) lalu berdampak pada kesehatan warga.

"Hari Minggu kemarin, kebakaran sampai malam dampaknya ya pernafasan masyarakat karena debu dan asap," ujar Mukhsani.

Warga di Dusun Katibung berjumlah 250 kepala keluarga dan sekitar 70 rumah, terkena dampak asap dan debu dari PT Woongsol.

"Aduan masyarakat sudah masuk ke saya, dan saya sampaikan ke pak Agus Sartono selaku anggota DPRD," sambung Kades.

Mukhsani menyampaikan, pertemuan dengan pihak PT Woongsol belum menghasilkan solusi nyata bagi warga setempat.

"Katanya, masih berusaha mau lapor ke bos-nya di Korea Selatan. Kami cuma meminta pertanggungjawabannya saja di masyarakat, karena nggak ada respon pak," keluh Kades.

Mukhsani juga membenarkan adanya dana CSR dari PT Woongsol yang diberikan kepada warga Dusun Katibung, Desa Sukabanjar.

"Cuma nilai CSR nya tidak seimbang, uang Rp8 juta per bulan untuk satu dusun. Ya sesuai tidak sesuai, karena dengan imbas penyakitnya dan dampaknya tidak sesuai. Kalau musim hujan iya kita tenang, kalau di musim kemarau luar biasa," tutupnya. (*)