Kakanwil Kemenag Lampung Sebut JDP 2023 Bukti Komitmen Global Memupuk Toleransi

Forum diskusi yang dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy di Hotel Borobudur, Jakarta. Foto: Dok.Kemenag
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung, H Puji Raharjo mengungkapkan, Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 merupakan bukti komitmen global memupuk toleransi dan pemahaman bersama di antara komunitas beragama yang berbeda.
Hal itu disampaikan Puji usai menghadiri forum diskusi yang dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy di Hotel Borobudur, Jakarta, pada Selasa (29/8/2023).
Menurutnya, Forum yang mengangkat tema besar 'Strengthening the Culture of Tolerance by Unifying the UN Human Rights Council Resolution 16/18', ini menekankan urgensi meningkatkan kerjasama internasional di tengah meningkatnya intoleransi di era digital.
“Melalui dialog yang terbuka dan konstruktif, negara-negara dapat belajar satu sama lain, menemukan solusi bersama, dan memperkuat komitmen bersama untuk menciptakan dunia yang lebih toleran dan inklusif,”kata dia, saat dihubungi, Jumat (01/09/2023).
Ia menambahkan, peran masyarakat sipil dalam membentuk dan mendorong dialog ini sangat penting.
Bahkan menurutnya, kontribusi, wawasan dan upaya masyarakat sipil sangat penting untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip toleransi tidak hanya dibahas di forum tingkat tinggi tetapi juga diterapkan dan dipraktikkan di lapangan.
Salah satu hal menonjol yang terlihat dari JPD 2023 menurutnya adalah partisipasi aktif dari berbagai negara yang diundang sebagai pembicara.
"Dari Malaysia hingga Amerika Serikat, dari Nigeria hingga Australia, setiap negara membawa perspektif unik mereka tentang bagaimana mengatasi tantangan intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan," ucapnya.
Kehadiran mereka menurutnya bukan hanya simbolik. Hal ini menunjukkan bahwa isu toleransi dan pemahaman antariman dianggap serius oleh komunitas internasional.
"Kehadiran mereka juga menegaskan kembali bahwa tantangan intoleransi dan diskriminasi berdasarkan agama atau keyakinan bukanlah masalah yang dapat diatasi oleh satu negara saja. Ini memerlukan kerjasama dan komitmen bersama,” tegasnya. (*)
Berita Lainnya
-
FEB Universitas Teknokrat Tingkatkan Literasi Pasar Modal Mahasiswa Lewat Seminar 'Corporate Action in the Modern Capital Market'
Selasa, 21 Oktober 2025 -
15.381 UMKM Lampung Terima Pembiayaan Rp 919 Miliar
Selasa, 21 Oktober 2025 -
Cegah PMI Non-Prosedural, Imigrasi Lampung Perkuat Pelayanan Keimigrasian
Selasa, 21 Oktober 2025 -
Operasi Rekonstruksi Selamatkan Alat Kelamin Korban Penganiayaan di Bandar Lampung
Selasa, 21 Oktober 2025